Pilihan Politik dan Kesendirian Kanada
Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump menyerang Kanada terkait perdagangan. Arab Saudi juga menekan Ottawa sebagai respons atas kritik Kanada soal isu hak asasi manusia. Terbaru, China menahan dua orang Kanada, balasan atas penangkapan Meng Wanzhou. Kanada pun terbelit dalam kesendirian, tanpa sekutu, terjepit di antara dua kekuatan dunia.
”Kami tidak pernah sesendiri kali ini,” kata sejarawan Robert Bothwell tentang posisi Kanada saat-saat ini. ”Kami tidak memiliki sekutu yang benar-benar dekat. Dan, saya pikir, itu faktor lain atas apa yang dilakukan China. Kami nyaris tidak memiliki cara untuk membalasnya. China benar-benar musuh yang kuat.”
Dua warga Kanada, yakni mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor, ditahan pada Senin (10/12/2018) oleh otoritas China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, menyatakan, keduanya dicurigai ”terlibat dalam kegiatan yang membahayakan keamanan nasional” China. Sejauh ini, para pejabat konsuler Kanada tidak diberi akses terhadap keduanya setelah penangkapan.
Penahanan Kovrig dan Spavor meningkatkan tekanan terhadap Kanada yang menangkap Meng Wanzhou, Direktur Keuangan Huawei, perusahaan raksasa telekomunikasi China, pada 1 Desember 2018 atas permintaan AS. Washington ingin Meng diekstradisi ke AS untuk menghadapi dakwaan bahwa dia dan perusahaannya menyesatkan bank-bank terkait transaksi bisnis perusahaannya di Iran. Hakim di Kanada membebaskan Meng dengan jaminan, Selasa (11/12). Kasus ini telah memicu kehebohan diplomatik segitiga—AS, China, dan Kanada—sekaligus menempatkan Kanada terjebak di tengah.
Sebelum kasus belakangan ini, Kanada sebenarnya memiliki hubungan sangat baik dengan China. Hubungan baik itu diinisiasi oleh ayah Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, yakni PM Pierre Trudeau, yang membantu membentuk formula satu-China yang memungkinkan banyak negara lain mengakui China pada 1970-an. Kanada mengakui ada satu pemerintahan China dan secara resmi tidak mengakui Taiwan.
Sejak itu, China menjadi mitra dagang terbesar kedua Kanada setelah AS. Investasi China telah mendorong booming real estat di Vancouver dan Toronto. Sepertiga siswa asing di Kanada adalah orang China. Justin Trudeau bahkan telah berbicara tentang kemungkinan perjanjian perdagangan bebas dengan China dalam upaya mendiversifikasi perdagangan Kanada yang selama ini bergantung pada AS sebesar 75 persen dari ekspornya.
Namun, PM Justin Trudeau tak banyak berkomentar sejak berita penangkapan warga Kanada menyeruak ke publik. Pemimpin oposisi Konservatif Andrew Scheer mengatakan, Justin Trudeau tidak cukup tegas terhadap China. ”Situasi ini menunjukkan, pendekatan naif Justin Trudeau terkait hubungan dengan China tidak berhasil,” kata Scheer.
Sengketa kedua
Kasus dengan China ini merupakan sengketa kedua Kanada dengan negara besar tahun ini. Bulan Juni lalu, Trump bersumpah akan memaksa Kanada untuk membayar setelah Justin Trudeau bersumbar bahwa dirinya tidak dapat ditekan dalam perundingan untuk menuntaskan perjanjian perdagangan Amerika Utara yang baru. Sumpah Trump merupakan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap sekutu terdekat Amerika. Trump menyebut Justin Trudeau lemah dan tidak jujur. Kata-kata pedas Trump itu pun mengejutkan warga Kanada.
Terkait penangkapan Meng, Trump pekan lalu mengatakan bahwa ia mungkin akan campur tangan dalam kasus itu sekiranya hal itu akan membantu proses negosiasi perjanjian perdagangan dengan China. Komentar Trump tersebut memutarbalikkan upaya AS untuk memisahkan pengadilan dalam kasus itu dengan negosiasi perdagangan AS-China. Selain itu, pernyataan Trump juga bertentangan dengan pejabat Kanada yang mengatakan penangkapan Meng tidak politis.
Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mencoba merespons Trump. Freeland mengatakan bahwa ”cukup jelas” setiap negara asing yang meminta ekstradisi harus memastikan ”prosesnya tidak dipolitisasi”.
”Biasanya, Kanada dapat mengandalkan AS untuk mendapat dukungan dalam masalah seperti itu,” kata Laura Dawson, mantan penasihat ekonomi di Kedutaan Besar AS di Ottawa dan Direktur Institut Kanada di lembaga think tank Wilson Center di Washington.
Menurut Dawson, cukup janggal Washington membiarkan Kanada dalam posisi sulit tanpa berusaha mengulurkan bantuan. ”Trump telah menjelaskan bahwa aliansi lama tidak begitu penting lagi,” kata Dawson. ”Dia sudah tidak merahasiakan lagi kecenderungannya pada pendekatan ’urus sendiri’ dan kurangnya perhatian pada aliansi-aliansi tradisional.”
Perubahan arah politik
Di tahun-tahun sebelumnya, AS mungkin membela Kanada ketika diserang. Negara lain pun tahu AS berada satu barisan dengan Kanada. Namun, itu dulu dan kini tidak berlaku lagi. Hal itu juga terlihat, misalnya, saat Agustus lalu Pemerintah Arab Saudi mengusir Duta Besar Kanada untuk Arab Saudi dan menarik duta besarnya sendiri dari Kanada sebagai respons atas pernyataan Kementerian Luar Negeri Kanada melalui Twitter soal dukungan Ottawa terhadap seorang aktivis HAM di Arab Saudi yang ditangkap.
Arab Saudi juga menjual investasi di Kanada dan memerintahkan warga mereka yang belajar di Kanada untuk meninggalkan negara itu. Tak ada satu pihak pun, termasuk AS, berbicara secara terbuka untuk mendukung Kanada.
Saat ini ”taruhannya” jauh lebih tinggi. Kanada adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang berbicara tanpa basa-basi dalam membela HAM dan aturan hukum internasional. Perdagangan China dengan Kanada pun semakin penting karena Kanada ingin meningkatkan ekspornya ke Asia karena perdagangannya dengan AS terancam oleh kebijakan tarif Trump.
Christopher Sands dari School of Advanced International Studies di Washington mengatakan, dunia mencatat bagaimana Trump memperlakukan Kanada selama negosiasi perdagangan dan bagaimana AS tetap diam ketika Arab Saudi bereaksi secara berlebihan terhadap pernyataan Kanada tentang keprihatinan soal isu HAM di Arab Saudi. ”Pada waktu normal, AS mengirim sinyal—biasanya secara diam-diam—kepada sekutu untuk menghentikannya dengan cara yang cantik,” kata Sands.
Yang membuat situasinya lebih buruk, yakni China memukul Kanada bukan akibat inisiatif Kanada, melainkan karena kemauan Kanada menghormati jaminan AS. ”Kerusakan yang terjadi akibat sikap diam kita (AS) dalam kaitan hubungan aliansi benar-benar mengerikan,” ujar Sands. (AP)