Jalan Musik Andrea
Bagi Andrea Miranda (32), profesi penyanyi ibarat seorang pendongeng. Penyanyi memiliki kelebihan di lirik dibanding instrumental musik jenis lainnya. Karenanya, ia merasa, setiap lirik yang disampaikan harus punya makna dan pesan. Musik selanjutnya menjadi jalan hidup Andrea.
Sebagai penyanyi yang gemar belajar, Andrea sudah belajar musik dari usia sangat belia. Berpijak dari Sekolah Musik Purwa Caraka Music Studio, Andrea yang adalah putri dari komponis Purwa Tjaraka ini memilih kuliah musik, termasuk mengambil kursus musik di Berklee College of Music dan belajar teater musikal di New York Film Academy.
Menjumpai Andrea pada Sabtu (8/12/2018) lalu ibarat menimba banyak ilmu di bidang musik. Hari-harinya memang diisi sebagai dosen Mayor Vokal di Universitas Pelita Harapan dan Kepala Divisi Kurikulum di Purwa Caraka Music Studio. Musik pun lantas menjadi napas sehari-hari karena ia tumbuh di keluarga besar pemusik.
”Kalau dibilang pengaruh, pasti ada. Dari kecil di lingkup musisi: papa dan tante. Terbiasa kalau ikut papa kerja ya ke tempat latihan, ke tempat manggung. Lingkungan secara tidak langsung memengaruhi. Orangtua lain akan mempertanyakan kalau anaknya memilih jadi musisi,” kata Andrea yang sekilas wajahnya tampak mirip dengan sang tante, penyanyi Trie Utami.
Nuansa musik di rumahnya semakin lengkap semenjak menikah dengan suaminya, Amir Gita yang merupakan putra dari penata Musik Dian HP. Saat ini pun, Andrea sibuk mempersiapkan singel terbarunya yang sarat pesan tentang motivasi diri, diproduseri oleh Amir.
Ditemani sang suami yang produser dan komposer, Andrea bercerita, ”Di rumah, lingkungannya memang musik. Awalnya, singel terbaru ini akan diluncurkan akhir tahun ini, tapi jadwal padat, jadi mundur awal tahun depan. Yang nulis kami berdua, termasuk liriknya. Lebih ke arah self motivation. Dia paham bahwa aku sangat perfeksionis.”
Selain jalur musik individual, Andrea terus berdialog dengan penggemarnya lewat teater musikal yang telah membuatnya jatuh hati. Salah satu yang memengaruhinya adalah paparan pada film drama musikal seperti Sound of Music hingga film-film Disney. Selanjutnya, ia banyak berkiprah di teater musikal yang menggabungkan musik, lagu, dialog, akting, hingga tarian.
Gaya opera
Melongok ke belakang, tahun 2018 tergolong tahun supersibuk bagi Andrea. Setelah dua tahun berlatih serius, ia menjadi pemeran utama, sebagai Ainun Habibie, dalam Opera Ainun. ”Lega banget. Setelah dua tahun ikut perkembangannya, akhirnya tampil dalam format utuh,” tambahnya.
Bermain bersama Farman Purnama sebagai Rudy Habibie, Andrea awalnya tampil membawakan Opera Ainun di depan Presiden Habibie dan sempat pula menampilkannya di Teater Djakarta dalam durasi pertunjukan hanya satu jam. Di tengah kesibukan berproses dalam opera berdurasi total 2,5 jam tersebut, Andrea bersiap menggelar konser tunggal.
Konser tunggal bertajuk Andrea Miranda Live in Concert dari album berjudul Andrea Miranda pun kemudian terwujud Oktober lalu. Album tersebut lebih berisi kumpulan pengalaman pribadi. ”Saya berusaha memasukkan pengalaman saya ke lagu sehingga rasanya utuh,” ujar Andrea.
Album lebih ke arah operatik dengan sentuhan pop. ”Menyanyi gaya opera, tapi ranahnya tetap pop. Banyak juga orang yang bilang crossover seperti Josh Groban. Mungkin lebih ke arah situ kalau harus dikategorikan. Tapi aku menikmati aja. Enggak pernah menutup harus klasik atau enggak,” tambahnya.
Beruntun setelah Opera Ainun dan konser tunggal, tawaran manggung sebagai pemeran utama di Genta Sriwijaya pun datang. Di Genta Sriwijaya yang hadir November lalu, bakat tari tradisional yang lama tak dihidupi pun kembali ia tekuni. Jadwalnya makin padat jelang persiapan ulang tahun ke-30 sekolah musik Purwa Caraka.
Pada akhir Desember ini, Andrea juga sudah harus bersiap bermain sebagai Cinderella untuk pemanggungan Into The Woods bersama Teater Musikal Nusantara. Perjalanan Andrea dalam teater musikal sudah berlangsung cukup lama. Ia terlibat dalam beberapa drama musikal seperti Onrop! Musikal (2013) dan Drama Musikal Gita Cinta (2013).
Kiprah di drama musikal berlanjut ketika mengambil program intensif pelatihan profesional untuk Musical Theatre Conservatory di New York Film Academy. Andrea antara lain menjadi pemeran utama dalam Songs for a New World yang diproduksi New York Film Academy. ”Aku senang belajar. Kalau ketemu pengalaman baru, jalani aja,” ujarnya.
Ke depan, Andrea bermimpi bisa membagikan kesadaran tentang musik teater di masyarakat. Ia juga ingin turut menumbuhkan industri teater musikal di Indonesia. Oleh karena itu, sebisa mungkin ia ingin terlibat dalam pertunjukan drama musikal sehingga bisa menyebarkannya ke lebih banyak orang.
Terapi suara
Meskipun orangtua mengarahkannya ke jalur musik sejak kecil, kecintaan terhadap musik sejatinya berawal dari terapi kesehatan. Suaranya kala itu sempat serak dan mengalami kerusakan pita suara. Akhirnya menyanyi menjadi salah satu cara untuk meraih kesembuhan. Pelan-pelan belajar menyanyi ternyata mampu memulihkan instrumen suaranya. ”Ini masih agak serak. Sudah dilatih belasan tahun,” katanya.
Instrumen suara cuma ada satu di dunia. Tak bisa diganti kalau rusak. Setiap penyanyi harus memahami instrumennya supaya bisa menggunakan dengan efektif. Pengenalan terhadap instrumen suara memungkinkan seorang penyanyi bisa paham kekurangan dan kelebihannya.
Pengenalan terhadap instrumen suara juga membuatnya lebih paham pada kondisi diri sendiri. Andrea, misalnya, membutuhkan waktu lebih lama untuk pemanasan sebelum latihan olah vokal dibandingkan orang lain.
”Kalau yang lain pemanasan jam 7 pagi, aku jam 5 sudah bangun. Aku alergi debu, kalau latihan di ruang berdebu, aku bisa demam. Aku bawa masker. Jadi enggak abai ama diri sendiri,” tambahnya.
Untuk lebih paham tentang instrumen suara pula, Andrea belajar vokal ke lebih dari sepuluh guru. Tiap guru vokalnya punya preferensi, pendapat, dan opininya sendiri tentang teknik vokal. Tiap belajar ke satu guru, ia berusaha mengosongkan diri agar bisa menyerap 100 persen ilmunya.
Kepiawaiannya bernyanyi juga ditopang pendidikan musik di Purwa Caraka Music Studio. Meskipun belum bisa memberi komitmen waktu untuk mengajar, Andrea terlibat meracik dan mengawasi kurikulum di 90 cabang Purwa Caraka Music Studio.
Musik bagi Andrea memang jalan hidup.
Andrea Miranda
Lahir: 14 Februari 1986
Pendidikan:
- 2004-2008: Universitas Pelita Harapan Instrumen Mayor Vokal Pertunjukan
Pendidikan nonformal:
- 2009: Berklee College of Music, Summer Program
- 2014-2015: New York Film Academy-Musical Theatre Conservatory
Pengalaman kerja
- 2012: Guru Musik di Mentari International School
- 2012-2013: Dosen Mayor Vokal di Universitas Pelita Harapan
- 2014: Asisten Sutradara dari Isaac Byrne
- 2015-sekarang: Kepala Divisi Kurikulum di Purwa Caraka Music Studio
- 2017-sekarang: Dosen Mayor Vokal di Universitas Pelita Harapan
Pengalaman musik, antara lain:
- 2009-sekarang: Aktif bernyanyi dan berkolaborasi bersama sejumlah musisi
- 2013: Drama Musikal Gita Cinta (pemeran utama)
- 2015: Songs for a New World (pemeran utama)
- 2016-2018: Opera Ainun (pemeran utama)
Album rekaman
- 2010: Gita Cinta the Musical Soundtrack
- 2011: Semesta Cinta
- 2015: Album solo perdana, Andrea Miranda