Bupati Situbondo Konvoi Motor bersama Komunitas Difabel
Oleh
Angger Putranto
·2 menit baca
SITUBONDO, KOMPAS — Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, resmi mendeklarasikan diri sebagai kabupaten inklusif yang ramah pada penyandang difabel. Hal itu dirayakan Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dengan konvoi motor berkeliling kota bersama komunitas difabel.
Dadang pagi itu mengenakan kaos biru dan helm kuning mengendarai motor Honda klasik. Sementara anggota komunitas Difabel Motor Indonesia (DMI) mengenakan sejumlah sepeda motor modifikasi.
Perjalanan dimulai dari Alun-alun Situbondo, Minggu (16/12/2018) sekitar pukul 06.00. Konvoi yang diikuti puluhan sepeda motor tersebut berkeliling Kota Situbondo dan berhenti di sejumlah tempat yang ramah difabel.
Perhentian pertama di SDN 4 Kilensari. Layanan pendidikan ini merupakan salah satu sekolah inklusif yang dimiliki Kabupaten Situbondo. Di sekolah ini anak-anak penyandang difabel dan anak berkebutuhan khusus bisa bersekolah bersama anak-anak pada umumnya.
Perjalanan selanjutnya menuju RSUD dr Abdoer Rahem. Rumah sakit milik pemerintah ini juga dinyatakan ramah difabel karena infrastruktur dan layanannya yang mudah diakses penyandang difabel.
”Hari ini kami merayakan Kabupaten Situbondo yang ramah difabel. Berbagai penyesuaian fasilitas dan kebijakan kami lakukan agar rekan-rekan difabel mendapat perlakuan, hak dan kewajiban yang sama seperti warga lain,” ujar Dadang.
Ketika meninjau layanan RSUD dr Abdoer Rahem, Dadang mengantar Ketua Pelopor Penyandang Disabilitas (PPDi) Situbondo Luluk Ariyanty berkeliling rumah sakit. Dadang mendorong kursi roda yang digunakan Luluk.
”Saya mewakili teman-teman difabel berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Situbondo yang memiliki komitmen untuk menciptakan layanan publik yang ramah difabel. Pembangunan yang ada di kabupaten ini terbukti tidak meninggalkan kami, tetapi justru mengikutsertakan kami dalam perkembangannya,” ujar Luluk.
Deklarasi Situbondo sebagai kota inklusif telah melalui proses yang panjang. Hampir 1 tahun terakhir Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum) mendampingi kelompok difabel, pemerintah daerah dan instansi-instansi di Situbondo bergerak bersama mewujudkan layanan inklusif.
”Setelah satu tahun, kami melihat ada perubahan di Situbondo. Layanan, kebijakan publik serta cara pandang warga terhadap kaum difabel berubah. Kota ini benar-benar menjadi kota yang ramah terhadap kaum difabel,” ujar Project Manager Program Peduli PR Yakkum Ranie Ayu Hapsari.
Ranie mengatakan, selama setahun Yakkum melaksanakan program tersebut dengan sokongan dana dari The Asia Foundation dan Pemerintah Australia. Program ini juga berjalan di sembilan kota lainnya antara lain Surakarta, Yogyakarta, dan Bone.