Banjir dan Longsor Masih Ancam Warga
SOREANG, KOMPAS - Bandung kembali direndam banjir. Sementara banjir di Bengkulu mulai surut. Tim SAR gabungan masih mencari satu korban longsor di Toba Samosir.
Banjir setinggi 1,2 meter kembali menggenangi ratusan rumah di Kecamatan Baleendah, Bojongsoang, dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (15/12/2018). Sebagian besar warga belum mengungsi. Mereka memilih bertahan di lantai dua rumah. Sementara itu, banjir di Bengkulu mulai surut.
”Banjir sering naik turun. Jika tiga hari tidak surut, baru mengungsi,” ujar Solihin (43), warga Kelurahan Andir, Baleendah.
Kecamatan Baleendah, Bojongsoang, dan Dayeuhkolot rawan banjir pada musim hujan. Kawasan itu dilintasi Sungai Citarum, Cisangkuy, dan Cikapundung.
”Kalau masih di bawah 1,5 meter, warga dapat bertahan beberapa hari. Kecuali yang rumahnya hanya satu lantai,” ujarnya.
Solihin menuturkan, banjir masuk ke permukiman warga pada Jumat sekitar pukul 18.00 saat hujan lebat mengguyur hingga malam. ”Hanya satu jam diguyur hujan, air mulai naik. Biasanya ini banjir kiriman karena kawasan hulu juga hujan lebat,” katanya.
Menurut Irfan (28), warga Dayeuhkolot, warga memilih bertahan karena tidak ingin bolak-balik ke pengungsian. Menjelang Sabtu sore, banjir berangsur surut. ”Jika tidak hujan lebat lagi, banjir biasanya surut dalam sehari,” ujarnya.
Warga tetap waspada jika sewaktu-waktu ketinggian air meningkat. Mereka menyiapkan perahu dan ban bekas di depan rumah. Tembok di gang permukiman warga dipasangi tambang sebagai pegangan saat evakuasi.
Banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan, seperti Jalan Andir-Katapang dan Jalan Anggadireja. Keduanya merupakan akses dari Kabupaten Bandung ke Kota Bandung dan sebaliknya. Banjir di Jalan Andir-Katapang setinggi 1 meter. Sementara banjir di Jalan Anggadireja sekitar 30 sentimeter (cm).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mengaktifkan pos lapangan penanganan bencana di Baleendah. Pos dilengkapi perahu karet dan pelampung. Data BPBD, 30 orang mengungsi di aula Desa Dayeuhkolot.
Banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan di Kota Bandung dan Kota Cimahi.
Mulai surut
Di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, banjir mulai surut. Ketinggian air tinggal 40 cm. Kepala BPBD Kota Bengkulu Selupati mengatakan, sebagian warga sudah kembali ke rumah. Sebagian lain masih mengungsi di sejumlah tempat ibadah, kantor kecamatan, dan tenda. ”Bantuan terus berdatangan,” katanya.
Banjir mulai Jumat (14/12) merendam ratusan rumah di empat kecamatan, yakni Ratu Agung, Singaran Pati, Muara Bangkahulu, dan Sungai Serut. Di Kecamatan Ratu Agung dan Sungai Serut, tinggi banjir 1 meter.
Menurut Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Bengkulu Beni Ardiansyah, banjir di Bengkulu disebabkan berkurangnya daerah serapan di daerah hulu dan hilir. Di hulu, kawasan hutan beralih fungsi menjadi daerah pertambangan batubara. Ada 17 izin pertambangan yang dikeluarkan.
Air mengalir ke hilir sangat deras, apalagi kemiringan daerah hulu dan hilir sekitar 60 derajat. Sungai besar semakin dangkal karena sedimentasi.
Di hilir, yakni Kota Bengkulu, daerah serapan, seperti rawa dan daerah terbuka hijau, beralih fungsi menjadi perumahan.
Masih tertimbun
Dari Sumatera Utara dilaporkan, tim SAR gabungan, Sabtu, masih mencari satu korban yang tertimbun longsor di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir. Korban, Sutan Marpaung (30), tertimbun lumpur saat hendak menolong para korban lain. Hingga kemarin, tim telah mengevakuasi sembilan korban meninggal akibat longsor yang terjadi Rabu malam.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat berkunjung ke lokasi longsor meminta warga yang bermukim di daerah rawan longsor direlokasi ke tempat aman. Hujan lebat yang turun di sejumlah daerah di Sumut dalam beberapa hari ini mengancam penduduk yang tinggal di perbukitan terjal.
Longsor di Desa Halado menimbun empat rumah dan Jalan Sigura-Gura yang menghubungkan Toba Samosir dengan Asahan. Pencarian korban terkendala longsor susulan yang terus terjadi. Kepala BPBD Kabupaten Toba Samosir Herbet Pasaribu mengatakan, pencarian hari ketiga lebih efektif karena cuaca cerah. Jenazah ke-9, Kasmer Marpaung (39), ditemukan pada Sabtu pagi. Sebelumnya, istri dan anak Kasmer ditemukan meninggal di rumah yang tertimbun.
Bupati Toba Samosir Darwin Siagian mengatakan telah merelokasi sementara delapan keluarga yang bermukim di sekitar lokasi longsor. ”Kami berfokus melakukan tindakan tanggap darurat dulu. Setelah itu, kami kaji pengurangan risiko bencana di lokasi,” kata Darwin.
Pencarian dilakukan dengan mengerahkan 4 ekskavator, sejumlah mobil pemadam kebakaran, serta lebih dari 100 personel tim SAR gabungan dari Pos SAR Danau Toba, BPBD Kabupaten Toba Samosir, Polres Toba Samosir, Kodim 0210/Tapanuli Utara, dan karyawan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Seekor anjing K-9 dari Kepolisian Daerah Sumut juga ikut melakukan pencarian.
Sementara itu, pascalongsor di kawasan Sitinjau Laut, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat, arus lalu lintas dari arah Padang menuju Solok dan sebaliknya kembali normal, Sabtu. Arus kendaraan jauh lebih padat dibandingkan hari biasa karena jalur tersebut masih digunakan sebagai jalur alternatif menuju Kota Bukittinggi pascaperistiwa putusnya Jembatan Batang Kalu di Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, awal pekan ini.
Terkait perbaikan Jembatan Batang Kalu, pengawas pemasangan jembatan darurat dari Balai Pelaksana Jalan Nasional III Padang, Nasrudin, saat dihubungi dari Padang, Sabtu sore, mengatakan, jembatan darurat hampir selesai. Pihaknya terbantu oleh cuaca cerah sepanjang Sabtu. Direncanakan Minggu siang dilakukan uji coba.
(TAM/NSA/RAM/ZAK)