JAKARTA, KOMPAS — Pawai kemenangan tim Persija Jakarta dari kawasan Gelora Bung Karno hingga Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (15/12/2018), disemarakkan dengan lagu-lagu kemenangan di sepanjang jalan. Euforia sebagai Kampiun Liga 1 Indonesia setelah 17 tahun nirgelar sejak 2001 meluap.
Pawai kemenangan Persija Jakarta dimulai dari Pintu 1 Gelora Bung Karno. Sejak pukul 06.30, bus pengangkut tim sudah terparkir di area tersebut. Bus tingkat dengan kap terbuka disiapkan khusus untuk mengangkut tim dan pelatih Persija.
”Bus ini adalah salah satu bus sakral milik Transjakarta. Kami dipinjami karena hari ini spesial. Kami terakhir merengkuh juara 17 tahun lalu,” ungkap koordinator pawai, Prasetyo.
Para pemain dan jajaran pelatih Persija Jakarta memasuki bus transjakarta sekitar pukul 07.30. Sang pelatih, Stefano Cugurra Teco, menjadi yang pertama masuk ke dalam bus. Diikuti sang legenda, Bambang Pamungkas, dan para pemain lain, seperti Andritany Ardhiyasa dan Rezaldi Hehanusa. Mereka mengenakan kaos oranye bermotif macan bertuliskan ”Champions”.
Teriakan dan yel-yel pendukung, Jakmania, bergelora saat mereka masuk ke dalam bus. Mereka mendatangi pemain yang tanpa pengawalan khusus untuk mengajak berswafoto dan bersalaman. Lambaian tangan dari pemain menambah hangat suasana pagi itu. Mereka bertolak ke Balai Kota sesuai rencana pukul 09.00.
”Infonya, ada sekitar 5.000 hingga 10.000 Jakmania yang meramaikan. Kami mengatur kecepatan bus sekitar 20-30 kilometer agar bisa dinikmati warga Jakarta,” kata Prasetyo.
Jakmania, yang dominan dengan atribut berwarna oranye, mengikuti arak-arakan dari bus tim. Nyanyian lagu ”Campione, ole, ole” khas euforia juara klub-klub Eropa tak henti-hentinya digelorakan. Lagu khas Jakmania, seperti ”Persija Menyatukan Kita” dan ”Jadi Juara”, turut dinyanyikan.
Semarak nyanyian bertabuh drum diikuti Jakmania sambil melompat-lompat. Massa yang didominasi para remaja berumur sekitar belasan tahun tampak tak kenal lelah. Luapan kegembiraan begitu terasa ketika berada di tengah-tengah kerumunan mereka. Flare berwarna oranye, hijau, dan biru turut dinyalakan.
Selain didominasi para remaja, tak sedikit anak-anak yang ikut serta dalam rombongan Jakmania. Mereka diajak ayah dan ibu mereka. Jersey nomor 9 dari Marko Simic menjadi yang paling banyak mereka kenakan.
”Supaya anak juga bangga dan ikut mencintai Persija,” ujar Fitrah, salah satu Jakmania.
Lalu lintas padat
Dari Gelora Bung Karno, rombongan pawai berbelok menuju Jalan Sudirman hingga Bundaran Patung Kuda. Kemudian mereka berbelok menuju Balai Kota melalui Jalan Merdeka Selatan. Ratusan personel dari kepolisian dan dinas perhubungan (dishub) bersiaga untuk melakukan rekayasa lalu lintas. Imbasnya, sejumlah ruas jalan, seperti di Pejompongan-Tanah Abang, menjadi padat.
”Ada 712 personel yang kami kerahkan di berbagai titik. Rekayasa lalu lintas kami lakukan untuk sterilisasi area pawai,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusuf.
Kepala Seksi Penegakan Hukum, Dishub DKI Jakarta, August Fabian menambahkan 300 personel yang dikerahkan. Petugas tersebut tersebar, baik di titik awal maupun di akhir serta di lintasan pawai. Setidaknya ada 23 titik lintasan yang dijaga.
”Titik tersebut harus kami lakukan pengaturan ataupun penyekatan lalu lintas. Kami membantu rekan-rekan dari kepolisian,” katanya.
Prasetyo menjamin dalam kegiatan pawai ini tidak akan ada aksi vandalisme. Hal itu telah disepakati bersama oleh manajemen dan pendukung. Di Balai Kota, tim dan pendukung dijamu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pesta rakyat dan hiburan juga turut menghiasi perayaan di depan pendopo Balai Kota. (FAJAR RAMADHAN)