Dianggap Berjasa bagi Riau, Presiden Dianugerahi Gelar Adat Melayu
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Presiden Joko Widodo kini resmi bergelar Datuk Seri Setia Amanah Negara, sedangkan Nyonya Iriana bergelar Datin. Gelar ini disandang Presiden Jokowi dan Nyonya Iriana setelah upacara penabalan gelar yang dilangsungkan di Balai Adat Lembaga Adat Melayu Riau, Sabtu (14/12/2018) pagi.
Upacara ini dimulai dengan penyambutan. Sejumlah anak muda berpakaian adat Melayu Riau-Teluk Belanga menabuh kompang (sejenis rebana), sedangkan beberapa lainnya melakukan silat sambut.
Presiden Jokowi yang mengenakan baju teluk belanga dan kain samping berbahan songket bersama Nyonya Iriana yang berbaju kurung jangkar serta berkain warna emas diarak ke balai adat untuk upacara penabalan gelar. Pembacaan ayat suci Al Quran mengawali acara yang disambung elu-eluan (sambutan) dari Ketua Umum Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Datuk Seri Al Azhar. Setelah itu dilanjutkan pembacaan warkat keputusan LAM Riau terkait penabalan gelar ini.
Para datuk yang terdiri atas Ketua Umum LAM Riau, Majelis Kerapatan, dan Datuk Seri Setia Amanah Adat Riau, yakni Gubernur Riau, memasangkan tanjak (topi khas melayu) di kepala Presiden Jokowi, selempang, tali bengkung (kain pinggang), serta keris.
Datuk Seri Syahril Abu Bakar Ketua Harian LAM Riau menjelaskan, pemasangan tanjak adalah tanda kehormatan sebagai pemimpin tertinggi dalam masyarakat adat. Selempang mencerminkan jabatan sebagai pemangku adat melayu. Adapun keris melambangkan kekuasaan.
Upacara berikutnya adalah tepuk tepung tawar. Dalam upacara ini, didengungkan doa-doa oleh Bupati Indragiri Hilir M Wardan supaya penyandang gelar selalu dilindungi Allah dan senantiasa mendapatkan rahmat. Sebagai perlambang, disiapkan beras kuning, daun setawar sedingin, bunga rampai, bertih jagung, serta air bercampur bedak beras. Semua ini melambangkan kesejukan yang diharapkan selalu mengiringi langkah pemegang gelar.
Presiden juga memberikan sambutan sebelum mendengarkan petuah-petuah dari tetua amanah adat. Presiden juga berterima kasih atas gelar yang diberikan.
”Padat tembaga jangan dituang. Kalau dituang melepuh jari. Adat melayu Riau harus dipegang agar mulia seluruh negeri,” kata Presiden membalas pantun.
Gelar yang diberikan, kata Presiden Jokowi, mengingatkan saat pertama dia dilantik sebagai Presiden RI. Bagian dari sumpah Presiden RI adalah berbakti kepada nusa dan bangsa dan setiap presiden Indonesia diberi amanah untuk menjaga cita-cita perjuangan RI yang terkandung juga amanah untuk melestarikan adat dan budaya Indonesia, termasuk adat Melayu Riau.
Gelar Datuk Seri Setia Amanah Negara, kata Ketua Umum LAM Riau Datuk Seri Al Azhar, berarti seorang yang besar, petinggi, datuk yang berseri-seri, dan bercahaya untuk memegang amanah negara yang dibebankan kepada beliau.
Adapun beberapa hal menjadi alasan pemberian gelar. Sepanjang tiga tahun ini, relatif tidak ada asap kebakaran hutan di Riau. Sebelumnya, belasan tahun Riau selalu dihampiri kabut asap.
Blok Rokan Riau yang berada di enam kabupaten-kota di Riau kini kembali ke tangan Indonesia dan sekarang dikelola Pertamina bersama badan usaha milik daerah.
Tanah adat Melayu Riau pun menjadi jelas statusnya di masa Jokowi. Tanah adat ini ditetapkan Presiden sebagai tanah obyek reforma agraria pekan lalu dan sudah disertifikatkan. Hal ini, kata Azhar, sudah diperjuangkan 20 tahun.
Selain itu, ada pula penataan kebun sawit masyarakat yang dinilai berpihak kepada masyarakat adat. Sebelumnya, lahan-lahan ini dianggap dikelola secara ilegal dan mengabaikan hak rakyat. Apabila ditata, diperkirakan ada 1,8 juta hektar yang bisa dikelola masyarakat adat bersama-sama.
”Kami ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah pada hari ini yang kebetulan dijabat Bapak Ir Joko Widodo bersama Pak Jusuf Kalla,” kata Syahril saat mengundang Presiden untuk menerima gelar di Kompleks Istana Kepresidenan, pekan lalu.