PADANG PARIAMAN, KOMPAS - Pascaputusnya Jembatan Batang Kalu di Korong Pasar Usang, Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat Senin lalu, arus lalu lintas dari Padang menuju Bukitinggi maupun sebaliknya dialihkan. Namun, jalur alternatif pun rawan bencana, seperti longsor.
Salah satu dari empat jalur alternatif, yakni rute Padang-Solok-Batu Sangkar-Padang Panjang-Bukit Tinggi, Rabu (12/12/2018) pukul 03.00 longsor di jalur Padang-Solok, tepatnya di Sitinjau Laut, 18,5 kilometer timur pusat Kota Padang.
Tidak ada korban jiwa, tetapi material longsor 40 meter dan tinggi 2 meter menutup badan jalan. Arus lalu lintas terputus lebih enam jam. Antrean kendaraan sekitar tiga kilometer.
“Saya membawa semen menuju Bukittinggi. Jalur biasa Padang-Bukittingi lewat Padang Pariaman tidak bisa dilalui pascaputus jembatan. Sekarang, selain biaya naik dari Rp 800.000 ke Rp 1.000.000, ternyata longsor,” kata Suheri (45), yang terjebak macet lima jam.
Dalam dua hari ke depan, hujan lebat masih berpotensi terjadi, terutama di daerah Padang Pariaman, Agam, Limapuluh Kota, Bukittinggi, dan Pasaman Barat.
Longsor di Sitinjau Laut, jalur diapit perbukitan, hampir setiap tahun. Rawan juga di jalur alternatif Padang-Sicincin-Malalak-Bukittinggi dan Padang-Pariaman-Agam-Bukittinggi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Edy Hasymi mengimbau masyarakat lebih waspada dan tak memaksa diri melintas, terutama malam dan jangan membawa anak-anak.
Sementara itu, Kepala BPBD Sumbar Erman Rahman mengatakan, seluruh BPBD di 19 kabupaten/kota di Sumbar siaga. Bersama instansi lain, termasuk Dinas Pekerjaan Umum dan PT Semen Padang, mereka menyiapkan alat-alat berat di daerah rawan, baik di wilayah Kabupaten Agam dan Padang Pariaman.
Jembatan darurat
Kemarin, Balai Pelaksana Jalan Nasional III Padang mulai membangun jembatan darurat, pengganti sementara Jembatan Batang Kalu yang putus. Panjang jembatan darurat 36 meter.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan, pihaknya menargetkan jalur utama Padang-Bukittinggi bisa dilalui 1-2 hari ke depan. “Mungkin belum bisa dua arah, yang penting tersambung dulu,” kata dia.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di lokasi pembangunan jembatan darurat mengatakan, jalur utama Padang-Bukittinggi merupakan jalan paling strategis di Sumbar. “Jalur ini selain paling padat, juga jalan ke destinasi wisata di kabupaten kota lain, serta jalur distribusi barang,” kata Irwan. Robohnya jembatan akan dipantau apakah berpengaruh pada inflasi, karena ada penambahan biaya dan waktu.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau Yudha Nugraha mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan di daerah rawan longsor. Dalam dua hari ke depan, hujan lebat masih berpotensi terjadi, terutama di daerah Padang Pariaman, Agam, Limapuluh Kota, Bukittinggi, dan Pasaman Barat.
“Hingga menjelang natal, masih ada potensi hujan-hujan dengan intensitas tinggi di Sumbar,” kata Yudha.