JAKARTA, KOMPAS – Kepercayaan dari masyarakat menjadi hal yang penting bagi polisi sebagai badan pemerintah pemelihara keamanan dan ketertiban. Untuk tetap menjaga kepercayaan ini, polisi meluncurkan media sosial Polisi Selebriti agar dekat dengan masyarakat.
Selain itu, bagi polisi yang berprestasi, diberikan penghargaan melalui Polisi Award, Selasa (11/12/2018) malam. Polisi Selebriti (Polis) dihadirkan di alamat web polisiselebriti.com dan media sosial (medsos) lainnya, seperti Facebook. Web dan medsos ini diisi pemberitaan polisi yang bertujuan meningkatkan citra baik Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Pada peluncuran Polis, ditetapkan empat duta Polis sebagai ikon, yaitu Ajun Komisaris Polisi (AKP) Eko Hari Cahyono, Komisaris Polisi (Kompol) Netty Rosdiana Siagian, Komisaris Besar (Kombes) Pol Armaini, dan Brigadir Jenderal (Brigjen) Pol Teddy Minahasa Putra. Mereka dipilih karena sebelumnya telah viral di berbagai media termasuk media sosial.
Agar lebih meningkatkan citra polisi, Polri juga memberikan penghargaan bagi polisi yang dianggap berprestasi. Penghargaan ini untuk memberikan contoh kepada masyarakat dan polisi lainnya.
“Penghargaan yang diberikan malam ini merupakan hasil penilaian masyarakat,” kata Dewan Penasehat Polis, Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Ike Edwin, Selasa.
Penganugerahan Polis Award dibagi dalam delapan kategori. Kategori pertama, Kepala Polisi Resor (Kapolres) Paling Fenomenal yang diberikan kepada Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi. Ia diberikan penghargaan karena sebelumnya telah menerima apresiasi setelah mengamankan 1,3 ton narkotika, tiga pabrik narkoba, dua pabrik sabu, dan satu pabrik ekstasi yang dikendalikan oleh jaringan lapas. Juga prestasi lainnya.
Kategori lain yaitu Polisi Kreatif dan Inovatif yang diberikan kepada Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Banjar, AKP Indra Agung Perdana Putra. Lalu kategori Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Peduli Pendidikan diberikan pada Bhabinkamtibmas Kepolian Sektor (Polsek) Selat, I Nyoman Sudiarka dan Bhabinkamtibmas Polsek Sinjai Barat, Brigadir Polisi (Brigpol) Ilham Nur. Nyoman dianugerahi penghargaan karena menjadi pelopor peduli pendidikan tunaaksara. Sementara Ilham diberikan penghargaan karena dianggap sebagai pelopor pustaka bergerak di tempat tugasnya.
Selain itu, ada pula kategori Bhabinkamtibmas Peduli Pertanian, Inovatif, Peduli Anak, Peduli Sosial, dan kategori Kapolsek Sosialis. Pada kategori Bhabinkamtibmas Inovatif, satu dari dua penerima adalah Bhabinkamtibmas Polsek Wundulako, Brigadir Polisi Satu Agus Hartono. Ia menerima penghargaan karena berhasil mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.
Inovatif
Inovasi Agus berawal dari rasa prihatinnya melihat banyaknya sampah di Wundulako, Kolaka, Sulawesi Utara, tempat ia bertugas selama delapan tahun menjadi polisi. Pengelolaan sampah yang tidak baik membuat sampah berserakan, terutama sampah plastik.
Melihat hal ini, Agus berfikir untuk memanfaatkan plastik-plastik terebut. Sebelumnya ia belajar sendiri melalui internet tentang plastik. Mengetahui plastik berbahan baku dari minyak bumi, ia pun berfikir bagaimana mengembalikan plastik tersebut menjadi minyak.
Masih menggunakan internet, pada 2016 ia kemudian belajar cara membuat alat pengubah plastik menjadi minyak. Pada 2017, ia membuat alat dengan bahan barang bekas dan tambahan modal sekitar Rp 4 juta menggunakan uang pribadinya. Dengan alat tersebut ia telah berhasil membuat minyak, tetapi masih bercampur antara solar dan bensin. Sehingga, penggunaannya masih sebatas untuk membakar, seperti memasak.
Setelah terus belajar dan berinovasi, akhirnya pada 2018, Agus telah berhasil menemukan cara memisahkan antara solar dan bensin. Ia menemukannya setelah belajar bagaimana sistem penyulingan minyak bumi, lalu merakit lagi alatnya. Pembaruan alat dibantu juga oleh pemerintah daerah dengan dana sekitar Rp 7 juta.
Pada awal tahun 2018, Agus berhasil memisahkan antara bensin dan solar yang terkandung dalam sampah plastik. Bensin dan solar pun telah dicoba di alat pemotong rumput warga dan mesin perahu nelayan.
“Alhamdulillah, tidak ada yang mengeluh mesinnya rusak, malah mereka minta lagi,” kata Agus yang diwawancarai sesaat setelah menerima penghargaan Polri.
Saat ini, bahan bakar itu telah digunakan di kendaraan sepeda motor. Dari satu kilogram sampah plastik, bisa dijadikan 0,8 liter minyak. Agus juga tengah mendaftarkan karyanya ini untuk mendapatkan hak cipta.
Pada 2019 nanti, ia berencana memanfaatkan alatnya lebih luas. Sehingga masyarakat dapat membuat bank sampah di masing-masing kelurahan. Dari bank sampah ini, plastik kemudian diubah menjadi minyak bumi yang memiliki daya jual lebih tinggi.
Berkat inovasi yang dilakukan Agus ini, manfaat dirasakan masyarakat sekitar. Ini masih terus dijalankannya seraya menjalankan tugasnya sebagai polisi. (SITA NURAZMI MAKHRUFAH)