Widodo Setiohadi (59), peternak ayam petelur di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, beberapa waktu lalu, memberi makan ayam petelur miliknya.
BLITAR, KOMPAS — Jelang Natal dan Tahun Baru, harga telur ayam di tingkat peternak di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, berangsur naik. Permintaan akan telur dari konsumen pun mulai meningkat.
Saat ini harga telur di tingkat peternak mencapai Rp 21.800-Rp 22.000 per kilogram lebih tinggi daripada 10 hari lalu yang masih berada di kisaran Rp 19.000-Rp 20.000 per kilogram. Sementara di pasar ritel harga telur mencapai Rp 24.500 per kilogram.
Peternak ayam petelur sekaligus Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukarman, Selasa (11/12/2018), mengatakan, harga telur selalu naik saat menjelang hari raya, termasuk Natal dan Tahun Baru.
”Sepuluh hari ini harga telur di atas Rp 21.000 per kilogram,” ujarnya. Menurut Sukarman, permintaan telur ayam jelang Natal juga telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Meski demikian, pihaknya menjamin ketersediaan telur mencukupi selama Natal dan Tahun baru.
Menurut Sukarman, kenaikan harga telur juga dipengaruhi harga jagung pakan yang masih tinggi. Saat ini harga jagung lokal di Blitar masih Rp 5.400-Rp 5.500 per kilogram. Adapun jagung curah bantuan pemerintah Rp 4.000 per kilogram tetapi harus mengambil di Surabaya.
”Sisa jagung di lapangan kian berkurang. Tinggal sekitar 20 persen karena tidak ada panen. Karena itu harga telur juga naik,” ucapnya.
Adapun terkait dengan cuaca yang kurang bersahabat dan banjir di beberapa daerah, menurut Sukarman, sejauh ini belum berpengaruh terhadap kenaikan harga komoditas.
Terkait kondisi jagung pakan, sebelumnya Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) Sugiono telah menyalurkan bantuan jagung kepada peternak.
Pada minggu kedua November lalu, ada 500 ton jagung disalurkan untuk peternak di Blitar dan Malang. Dari jumlah tersebut, 400 ton untuk peternak di Blitar dan sisanya 100 ton untuk Malang. Jagung tersebut merupakan pinjaman dari Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dan perusahaan pakan ternak (Feedmill).
”Ini merupakan program jangka pendek untuk membantu peternak mandiri dalam rangka mendapatkan pakan yang akhir-akhir ini harganya tinggi,” katanya.