Alba, Orangutan Albino yang Bakal Dilepasliarkan Desember Ini
Oleh
Dionisius Reynaldo Triwibowo
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Alba, orangutan albino yang saat ini dirawat dan dijaga oleh Yayasan Borneo Orangutan Survival, akan dilepasliarkan pada akhir Desember ini. Pelepasliaran akan dilakukan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
Sebelumnya, Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) menyiapkan tempat di Pulau Salat, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Pulau itu dikelilingi Sungai Kahayan dengan luas mencapai 655 hektar, tetapi dari luasan itu hanya 10 hektar yang dialokasikan untuk Alba.
Setelah disiapkan, pelepasliaran di Pulau Salat dibatalkan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menginginkan Alba dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBR), Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Pasalnya, Pulau Salat merupakan tempat prapelepasliaran dan masih sangat dekat dengan permukiman penduduk.
CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite mengungkapkan, tempat pelepasliaran tidak menjadi masalah selama tempat itu adalah habitat orangutan, yakni hutan. Alba, orangutan betina albino yang ditemukan dua tahun silam itu, masih memiliki sifat liar dan tidak perlu dilakukan reintroduksi.
”Orangutan itu rumahnya adalah hutan dan mereka harus pulang ke hutan. Alba itu sudah liar. Jadi, sudah pas kalau ia dilepasliarkan di TNBBR,” ujar Jamartin di Palangkaraya, Selasa (11/12/2018).
Jamartin menambahkan, Alba membutuhkan hutan yang tutupannya masih alami dan baik. Pasalnya, orangutan albino memiliki kecenderungan hidup di tempat yang sinar mataharinya sedikit.
Orangutan itu rumahnya adalah hutan dan mereka harus pulang ke hutan. Alba itu sudah liar. Jadi, sudah pas kalau ia dilepasliarkan di TNBBR.
Alba ditemukan warga di Desa Tanggirang, Kapuas Hilir, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, pada 27 April 2017. Warga kemudian menyerahkannya kepada Yayasan BOS karena saat ditemukan, Alba terlihat lemas dan tidak mampu berdiri (Kompas, Selasa 2/5/2017).
Alba saat ini masih berada di Pusat Rehabilitasi dan Reintroduksi Orangutan di Nyaru Menteng, Palangkaraya. Saat ini, kesehatannya sudah jauh lebih baik dibandingkan saat ditemukan pertama kali.
Alba merupakan orangutan albino pertama yang ditemukan selama 25 tahun Yayasan BOS beroperasi di Kalimantan Tengah. Karena kelainan genetika, Alba memiliki kulit dan bulu berwarna putih.
”Kami sudah periksa, semuanya baik. Alba sudah bisa dilepasliarkan. Tinggal proses administrasinya saja dilengkapi, lalu kami akan bawa, menurut rencana akhir Desember ini. Lebih cepat lebih baik untuk Alba,” ucap Jamartin.