Persija Juara, Jakarta Berpesta
“Campione, campione ... olé olé olé. Campione, campione ... olé olé olé.”
Lagu yang dipopulerkan E-Type, musisi asal Swedia itu, disenandungkan oleh para pendukung Persija Jakarta di halaman kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (9/12/2018) sore. Mereka bersuka cita atas kembalinya gelar Liga Indonesia ke klub yang berjulukan Macan Kemayoran itu.
Selain nyanyian kemenangan, gebukan drum yang dibawa suporter menghentak. Bendera bercorak Persija dikibar-kibarkan. Nyala suar dan letusan kembang api melengkapi semaraknya “pesta”.
Sebagian Jakmania yang tidak kebagian tiket pertandingan di Stadion Gelora Bung Karno terpaksa menonton partai terakhir Liga 1 antara Persija dan Mitra Kukar melalui layar lebar di halaman kantor Kemenpora. Sebagian yang tidak tertampung, menonton dari gawai masing-masing.
Pertandingan pada pekan ke-34 sangat krusial bagi kedua kesebelasan. Persija sedang bersaing dengan PSM Makassar untuk memperebutkan gelar juara. Persija hingga pekan ke-33 berada di peringkat pertama dengan mengumpulkan 59 poin, unggul satu poin atas PSM Makassar. Sementara itu, Mitra Kukar tengah berjuang mengamankan posisi agar bisa bertahan di Liga 1 musim depan.
Hingga peluit ditiup wasit pada pengujung laga, Persija keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1. Klub Ibukota menyudahi persaingan dengan PSM Makassar yang tak mampu mengejar perolehan poin. Meskipun sukses menggilas PSMS Medan dengan skor 5-1, PSM Makassar tertinggal 1 poin dari Persija. Adapun Mitra Kukar harus terdegradasi ke Liga 2 musim depan.
Euforia pendukung Persija terasa pula di gerbang Pintu 10 Stadion Stadion Gelora Bung Karno, yang berjarak beberapa puluh meter dari kantor Kemenpora. Nyanyian, tabuhan genderang, dan nyala suar juga mewarnai kemenangan ini.
Ratusan Jakmania berduyun-duyun memasuki kompleks stadion ketika pintu gerbang dibuka polisi yang berjaga. Mereka juga hendak merasakan aura juara di dalam stadion. “Terima kasih Bapak Polisi,” teriak beberapa orang dari kerumunan itu.
Gelar juara liga sangat dinanti-nanti oleh Jakmania. Sekitar 17 tahun mereka mengurut dada menanti gelar liga kembali ke Ibukota. Minggu sore itu, penantian mereka terbayar lunas.
“Saya bangga sekali. Sudah menanti sejak lama. Terakhir juara liga tahun 2001,” ujar Imron Rosadi (42), pendukung Persija dari Menteng, di dalam kompleks stadion.
Imron memang tidak bisa menyaksikan langsung pertandingan di dalam stadion karena kehabisan tiket. Namun, dia mengaku kebahagiaannya tidak berkurang. Euforia di luar stadion tidak kalah dibandingkan di dalam stadion.
Raut kebahagiaan juga terpancar dari Novita Sari (35), pendukung Persija asal Tanjung Duren, Jakarta Barat. Novita sudah lama menunggu momen-momen ini.
Novita pertama kali menyukai Persija ketika diajak pacarnya (sekarang suami) menonton pertandingan Persija di Stadion Gelora Bung Karno pada 2004. Sejak saat itu, dia mulai aktif mendukung Persija ke stadion, baik di laga kandang maupun tandang.
mitraPara pendukung Persija Jakarta berfoto-foto seusai klub sepakbola Ibukota tersebut dipastikan merengkuh gelar Liga 1 Indonesia setelah meraup poin penuh atas Mitra Kukar pada pekan terakhir liga di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu (9/12/2018).Pada pertandingan Minggu sore, Novita menonton di stadion bersama suami dan tiga anaknya. “Atmosfer di dalam stadion luar biasa. Saya sampai merinding. Bukan main,” ujarnya.
Bagi Aufar Awali (24), pendukung Persija asal Cengkareng, Jakarta Barat, prestasi klub kesayangannya ini menjadi pembuktian. Meskipun lebih sering berkandang di luar Jakarta, seperti di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, dan Stadion Sultan Agung, Bantul, Persija bisa menghadirkan gelar liga.
“Ada pula yang menganggap Persija juara karena sudah diatur. Namun, mereka lupa bagaimana jatuh bangun tim di awal-awal musim,” ujarnya. Aufar berharap prestasi yang diraih klub Macan Kemayoran semakin meyakinkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangunkan stadion bagi tim kesayangan. (YOLA SASTRA)