Gelar juara Liga 1 yang diraih Persija Jakarta, Minggu (9/12/2018), disambut sukacita oleh para pendukung, terutama warga Jakarta. Gelar Liga Indonesia yang diraih itu mengobati kerinduan mereka setelah 17 tahun puasa gelar liga. Prestasi ini membuat warga Jakarta melupakan sejenak permasalahan Ibu Kota.
Para pendukung Persija Jakarta yang menonton bersama dari layar lebar di Kementerian Pemuda dan Olahraga karena tidak kebagian tiket bersorak gembira ketika wasit meniup peluit penutup laga. Persija merebut poin penuh setelah unggul 2-1 atas Mitra Kukar dan membawa gelar Liga Indonesia kembali ke Ibu Kota.
Lirik ”Campione, campione, ooo ooo ooo” disenandungkan penuh kegembiraan. Suar (flare) dan kembang api dinyalakan. Mereka larut dalam euforia kemenangan.
Di Pintu 10 Stadion Gelora Bung Karno, euforia para Jakmania, pendukung Persija, juga tidak kalah hebatnya. Mereka berduyun-duyun masuk ke kompleks stadion untuk merasakan sisa-sisa euforia pertandingan.
Menjelang isya, ketika langit sudah gelap, sejumlah penonton mulai meninggalkan kompleks stadion tanpa rusuh. Lagu-lagu kemenangan yang diiringi gebukan drum menemani perjalan mereka menuju kediaman masing-masing.
Fahrul Rasyid (37), pendukung Persija yang berdomisili di Menteng, mengatakan sangat terharu dengan kemenangan ini. Meskipun hanya bisa menyaksikan pertandingan dari siaran langsung internet di sekitar Pintu 10, atmosfer yang dia rasakan tidak kurang.
Fahrul sudah lama mengidam-idamkan Persija kembali meraih gelar Liga Indonesia yang terakhir kali didapatkan pada 2001. ”Sepuluh tahun lebih kami menunggu. Akhirnya, tahun ini milik Persija. Gelar ini melengkapi gelar Piala Presiden 2018,” ujarnya.
Euforia kemenangan ini sejenak mengalihkan pikiran Fahrul dari berbagai persolan urban, seperti kemacetan dan tingginya tuntutan kerja. ”Saya ingin menikmati dulu kemenangan ini,” ujar pegawai swasta ini.
Aufar Awali (24), warga Cengkareng, Jakarta Barat, juga tak kalah senangnya. Gelar yang dinanti-nantikan akhirnya kembali direngkuh. Gelar liga yang diraih Persija membuatnya semakin bangga menjadi warga Jakarta.
Menurut Aufar, Jakarta memang belum sempurna. Masih banyak yang perlu dibenahi, seperti persoalan transportasi. Namun, ada hal yang membanggakan dari Jakarta, salah satunya keberagaman. Malam ini, hal tersebut tergambar dalam event olahraga paling populer di dunia, yakni sepak bola.
”Prestasi ini menyatukan semua kalangan. Tidak hanya warga asli Jakarta, tetapi juga semuanya. Tidak memandang ras. Betawi, Jawa, Sunda, dan lainnya bersatu mendukung Persija,” ujarnya.
Aufar berharap semangat kemenangan ini terus dipertahankan. Dia juga berharap persoalan kerusuhan antarsuporter yang selama ini menghantui persepakbolaan Indonesia bisa berakhir.
”Kebanyakan yang membuat rusuh itu oknum. Mereka ke stadion bukan untuk menonton pertandingan, tetapi berbuat onar. Padahal, sepak bola itu untuk dinikmati. Semoga mereka ke depan semakin dewasa. Apa yang mereka lakukan tidak hanya merugikan klub, tetapi juga pendukung lain dan mereka sendiri,” ujarnya. (YOLA SASTRA)