Sekarung KTP Elektronik Kedaluwarsa Dibuang di Pondok Kopi
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sekarung kartu tanda penduduk elektronik ditemukan oleh bocah yang bermain sepak bola di areal persawahan Jalan Bojong Rangkong, Pondok Kopi, Jakarta Timur, Sabtu (8/12/2018). Kepolisian Sektor Duren Sawit menduga KTP elektronik yang dibuang itu adalah KTP asli yang sudah kedaluwarsa atau habis masa berlakunya.
Kepala Polsek Duren Sawit Komisaris Parlindungan Sutasuhut mengatakan, anak-anak yang bermain di area RW 011 Pondok Kopi itu menemukan karung berisi 2.158 lembar KTP-el sekitar pukul 13.30. Anak-anak melaporkan penemuan mereka ke Ketua RW 011 Ipit Purwanto.
Ipit meneruskan laporan kepada bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas) di kelurahannya.
KTP-el yang dibuang dalam karung itu diamankan di Markas Polsek Duren Sawit. KTP tersebut sudah berisi data lengkap mulai dari nomor induk kependudukan (NIK), nama, alamat, agama, dan status pernikahan.
Semua KTP-el tersebut berisi data warga Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Polsek juga meminta bantuan kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta untuk mengecek keaslian KTP-el tersebut. Hasilnya, KTP-el tersebut asli tetapi sudah tidak berlaku (expired).
KTP-el sudah digantikan dengan model baru yang masa berlakunya seumur hidup. Namun, alih-alih dihancurkan, blangko KTP-el itu malah dibuang dalam wujud utuh.
”Tadi yang menemukan anak kecil yang sedang bermain bola. Kami sudah meminta keterangan dari tiga saksi mata, yaitu anak tersebut, orangtuanya, dan ketua RT/RW. Sementara kasus masih terus dilidik,” kata Parlindungan saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan, aparat Polsek Duren Sawit dan Polres Metro Jakarta Timur masih menyelidiki kasus tersebut. Penyelidikan berfokus pada siapa pelaku yang membuang KTP-el itu. Namun, tidak adanya kamera pemantau (CCTV) di lokasi cukup menyulitkan proses penyelidikan. Saksi mata yang melihat pembuangan karung berisi KTP-el itu pun minim.
”Kami masih menyelidiki apakah pembuang memang ada unsur kesengajaan atau kelalaian sehingga KTP-el tersebut tercecer di jalanan. Atau memang sengaja memperkeruh situasi saat ramai berita soal KTP-el palsu,” kata Parlindungan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta Dhany Sukma mengatakan, timnya sudah berkoordinasi dengan Polsek Duren Sawit terkait temuan tersebut. Pada Sabtu sore, ia dan tim mendatangi polsek dengan membawa card reader untuk mengecek keaslian KTP-el.
Setelah dicek, ternyata KTP-el tersebut asli lengkap dengan cipnya. Namun, KTP-el itu diduga merupakan cetakan pertama tahun 2011-2012 yang masih mencantumkan masa berlaku. Sekarang, KTP-el tersebut sudah digantikan dengan KTP dengan masa berlaku seumur hidup.
”Dugaan kami ini sudah ada penggantinya KTP-el yang baru, yang masa berlakunya seumur hidup. Namun, ada prosedur pemusnahan yang salah. Seharusnya KTP-el yang expired dihancurkan, tidak dibuang dalam bentuk utuh seperti ini,” ujar Dhany.
Terkait dengan data KTP-el yang semuanya berasal dari Kelurahan Pondok Kelapa, Dhany juga belum bisa menyimpulkan apakah pembuang berasal dari Satuan Pelaksana Kelurahan atau Kecamatan di DKI. Ia menyerahkan penyelidikan pelaku kepada pihak kepolisian. Disdukcapil akan membantu proses penyelidikan jika memang dibutuhkan.
”Kami tidak bisa menduga-duga siapa pelakunya. Kami serahkan ke pihak kepolisian untuk penyelidikannya,” kata Dhany.
Polsek Duren Sawit telah memeriksa Ipit dan beberapa anak yang menemukan karung tersebut. Hingga Sabtu malam, pemeriksaan awal oleh perwakilan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta masih berlangsung di Polsek Duren Sawit. Suhut mengatakan, kasus ini dilimpahkan ke Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur.
Ketua RW 011 Pondok Kopi Ipit Purwanto mengatakan, ia menerima laporan dari istri salah satu ketua RT. Ribuan KTP-el itu dilempar ke sana kemari oleh anak-anak yang menemukan.
Setelah semua terkumpul, Ipit mencermati kartu-kartu tersebut. ”Masa berlaku sebagian KTP-el habis tahun 2018, sebagian lainnya 2019. Tetapi ada juga yang seumur hidup,” ujarnya. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)