Karya Jumaldi Alfi”Lahirnya Seorang Narsis”2001160 x 90 cmAcrylic on canvas(The Journey of Indonesian Painting, The Bentara Budaya Collection)
JAKARTA, KOMPAS — Kajian ilmiah terbaru menunjukkan, seseorang yang narsistik cenderung antidemokrasi. Orang dengan cara pandang ini juga dinilai tidak cocok menjadi pemimpin karena mereka akan menjadi otoriter dan sulit menerima kritik.
Disebutkan, kecenderungan ini disebabkan orang yang narsistik merasa superior terhadap orang lain sehingga cenderung memiliki toleransi yang rendah terhadap pandangan politik yang berbeda. Sebaliknya, orang yang berpikir positif, tidak berpandangan defensif dan narsis, serta percaya terhadap orang lain cenderung mendukung demokrasi.
Temuan yang dipublikasikan di jurnal British Journal of Social Psychology ini menganalisis hubungan antara beberapa tipe evaluasi diri, narsistik, dan harga diri, dalam mendukung demokrasi di Amerika Serikat dan Polandia. Responden yang dikaji perilakunya terdiri dari 407 orang Amerika dan 405 orang Polandia.
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Alekasandara Cichocka dari Kent’s School of Psychology dan Marta Marchlewska dari Polish Academy of Sceinces, mencoba memahami mekanisme psikologi yang mendukung demokrasi.
”Kita sekarang melihat bahwa generasi muda menjadi lebih narsistik, maka menjadi penting untuk memonitor bagaimana perubahan sosial dapat memengaruhi individu. Berikutnya, hal ini mungkin akan membawa implikasi pada perilaku sosial dan politik,” kata Cichocka, seperti dirilis Kent’s School of Psychology, Kamis (6/12/2018).
Selama beberapa tahun terakhir, para peneliti telah melacak meningkatnya perilaku narsistik di kalangan orang muda dan di sisi lain terjadinya penurunan dukungan terhadap demokrasi. Studi ini membuktikan bahwa kedua fenomena sosial ini ternyata berkaitan.
Temuan penting kajian ini adalah orang dengan tingkat narsistik tinggi cenderung menolak demokrasi. Pada umumnya mereka menyetujui pernyataan, ”Demokrasi membingungkan dan terlalu banyak diskusi” dan ”Demokrasi tidak cukup baik menjaga keteraturan”.
Menurut temuan mereka, seseorang yang berperilaku narsistik cenderung minta dilayani. Mereka juga defensif sehingga tidak tahan kritik dan pandangan yang berbeda. Dengan karakter seperti ini, disebutkan, mereka tidak akan cocok menjadi pemimpin yang demokratis. Jadi, jika Anda ingin jadi pemimpin, mulai sekarang, kurangilah berperilaku narsistik.