Kemampuan Karyawan Dituntut Lebih Tinggi pada 2019
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penerapan teknologi kecerdasan buatan pada perusahaan dinilai akan memberikan dampak pada perubahan jenis pekerjaan di Indonesia tahun 2019. Karyawan dituntut untuk bisa meningkatkan kemampuan mereka.
Mercer Indonesia, selaku konsultan di bidang kesehatan, kesejahteraan, dan karier, merilis studi terbarunya. Setidaknya ada 545 perusahaan dari delapan industri yang menjadi partisipan.
Career Business Leader Mercer Indonesia Astrid Suryapranata mengatakan, sebanyak 45 persen pekerjaan yang ada saat ini akan bisa diotomatisasikan pada tahun depan. Meski begitu, bukan berarti jenis pekerjaan tersebut akan hilang.
Sebanyak 45 persen pekerjaan yang ada saat ini akan bisa diotomatisasikan pada tahun depan. Meski begitu, bukan berarti jenis pekerjaan tersebut akan hilang.
”Kemungkinan yang akan benar-benar hilang hanya 10 persen, selebihnya akan berubah,” kata Astrid di Jakarta, Kamis (6/12/2018).
Menurut dia, jenis pekerjaan yang mengedepankan hubungan antarmanusia akan banyak dibutuhkan ketimbang yang bersifat transaksional. Jenis pekerjaan yang berbasis algoritma akan cenderung ditinggalkan karena mudah diotomatisasi.
Pekerjaan manusia akan cenderung berkolaborasi dengan teknologi, semacam kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). ”Dari situ, karyawan akan dituntut memiliki kemampuan yang lebih beragam,” ujar Astrid.
Sebelumnya, Direktur Human Capital Management PT Waskita Karya Hadjar Seti Adji menyampaikan, penerapan teknologi robotik kini tengah berkembang di dunia konstruksi.
Adanya teknologi robotik yang bisa membangun dinding beton kini meresahkan pekerja struktur. Namun, hal itu ia nilai akan cenderung memicu mereka untuk beralih ke bidang arsitektur atau finishing.
”Jadi, hal itu memaksa orang untuk meningkatkan kemampuan yang pekerja miliki. Kalau tidak, mereka akan terdisrupsi,” lanjutnya, Sabtu (1/12/2018).
Karyawan keluar
Merujuk dari hasil studinya, Mercer Indonesia memprediksi, ada dua alasan karyawan memutuskan keluar dari pekerjaannya pada 2019. Alasan pertama adalah tidak adanya kesempatan untuk berkembang dengan persentase sebesar 53 persen. Alasan kedua, karena gaji yang tidak kompetitif (51 persen).
”Jadi, yang menjadi top of mind mereka adalah karier dan pendapatan,” ujarnya.
Pada 2019, Mercer Indonesia memprediksi akan terjadi kenaikan gaji sebesar 8 persen pada bidang industri. Sektor ilmu hayati akan mengalami kenaikan tertinggi, sebesar 8,8 persen.
Business Development Director Mercer Indonesia Andry Lie mengatakan, ada beberapa jenis pekerjaan yang akan sulit untuk dicari pada tahun depan. Pekerjaan itu antara lain data analytics, business intelligent, dan internet marketing.
Ada beberapa jenis pekerjaan yang akan sulit untuk dicari pada tahun depan, antara lain data analytics, business intelligent, dan internet marketing.
”Ke depan, dalam proses memberikan reward kepada karyawan pun sudah akan berbasis big data,” ucapnya.
Menurut CEO dan Co-Founder Kata.ai Irzan Raditya, keberadaan AI memungkinkan adanya jenis pekerjaan baru yang akan muncul. Ia memandang hal itu sebagai sesuatu yang wajar dalam revolusi industri.
”Sepuluh tahun lalu, siapa yang menyangka ada jenis pekerjaan social media specialist atau youtuber,” katanya. (FAJAR RAMADHAN)