JAKARTA, KOMPAS — Banjir yang melanda RT 010 RW 005, Kelurahan Rawa Terate, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Senin (3/12/2018), telah surut pada Selasa (4/12/2018) dini hari. Namun, warga masih waswas terjadi banjir yang lebih besar karena baru memasuki musim hujan. Puncak musim hujan diperkirakan BMKG terjadi pada awal Januari sampai akhir Februari.
Hujan deras pada Senin sejak pukul 11.00 memicu banjir di RT 010 RW 005. Luapan air dari Kali Cakung lama yang berbatasan langsung dengan permukiman merendam semua rumah warga yang mencapai 183 rumah dari 265 keluarga hingga ketinggian 1 meter.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Selasa sore, banjir yang merendam rumah warga hingga pukul 03.00 telah surut. Di lapangan kosong ataupun di pinggir kali di belakang rumah terdapat lumpur dan sampah sisa banjir.
Air kali yang nyaris tidak mengalir itu keruh, berbau tak sedap, dan mengandung sampah, baik sampah rumah tangga maupun tumbuhan. Di bagian hilir, perbatasan permukiman warga dengan perumahan elite, air sungai hitam. Bau tak sedap tercium lebih tajam.
Di beberapa rumah, air sisa banjir masih menggenang di halaman. Sejumlah warga berupaya mengeringkan halaman dengan sodokan air. Langit di sekitar lokasi mendung. Hujan gerimis turun beberapa menit.
Mistem (31), warga RT 010 RW 005, mengatakan, ia masih khawatir jika tiba-tiba banjir kembali melanda. Apalagi sehari setelah banjir langit masih mendung. Keluarganya belum berani menurunkan barang-barang yang dievakuasi ke lantai dua rumah.
”Barang-barang elektronik dan pakaian masih ditaruh di atas. Belum akan diturunkan hingga puncak musim hujan selesai,” kata Mistem.
Menurut Mistem, ketinggian banjir kemarin tidak separah banjir pada musim hujan sebelumnya. Ketinggian banjir yang melanda pada Februari 2018 itu bisa lebih dari 1,2 meter. Dia pun khawatir akan terjadi banjir yang lebih besar.
Dela (60), warga lainnya, juga masih merasa waswas. Dia masih menaruh barang-barang yang rentan banjir di lantai dua rumahnya.
Menurut Dela, banjir yang kemarin melanda sudah menahun. Dalam setahun bisa terjadi dua kali banjir besar dan beberapa banjir kecil.
”Minggu-minggu sebelumnya air kali sebenarnya sudah naik beberapa kali, tetapi tidak sampai masuk ke rumah. Saya khawatir nanti ada lagi banjir yang lebih besar karena biasanya banjir besar terjadi di awal-awal tahun,” ujarnya.
Dela berharap pemerintah merapikan Kali Cakung lama di belakang rumahnya. Dengan demikian, air kali bisa mengalir sehingga ketika hujan air tidak menggenang dan memicu banjir.
Ketua RT 010 RW 005 Datam Darmady mengatakan, air mulai naik dari kali pada Senin sekitar pukul 12.00. Banjir mencapai puncaknya sekitar pukul 15.00 akibat hujan deras yang kembali turun setelah tengah hari.
Datam menjelaskan, permukiman yang dulunya bernama Kampung Sawah ini kebanjiran karena berada di daerah cekungan. Hal itu diperparah oleh kondisi Kali Cakung lama yang sudah tidak mengalir secara normal dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Datam, bagian hulu Kali Cakung lama di sebelah utara lebih tinggi sehingga aliran air berbalik ke arah Kampung Sawah. Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur telah mengubah aliran air menuju Drainase Cakung di sebelah barat, tetapi masih cukup terjal. Aliran air kali pun tidak lancar. Ketika hujan deras, aliran air dari hulu dan hilir mengepung Kampung Sawah. Air dari tiga perusahaan yang ada di sekitar Kampung Sawah dialirkan ke kali.
Sebagai solusi jangka pendek, Datam berharap pemerintah menyediakan pompa air permanen di pintu air yang menghubungkan Kali Cakung lama dan Drainase Cakung. Ketika kali penuh, air bisa dipompakan ke Drainase Cakung.
”Untuk jangka panjang, kami berharap Kali Cakung lama dirapikan, kalau bisa diturap. Dengan kondisi sekarang, jangankan membersihkannya, melihatnya saja enggan. Saya berharap perusahaan di sekitar sini juga turut membersihkan kali karena air dari perusahaan juga dialirkan ke sini,” ujarnya. (YOLA SASTRA)