Menpar: Destinasi Wisata di Indonesia Harus Fotogenik
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pariwisata membuat Go Digital menjadi program utamanya untuk memajukan pariwisata Indonesia. Salah satunya bekerja sama dengan Google sehingga pariwisata Indonesia terus eksis di dunia digital. Inovasi yang digalakkan saat ini yaitu tempat wisata harus fotogenik.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, 70 persen pengunjung daerah wisata Indonesia berbagi pengalaman wisatanya melalui media digital, baik itu wisatawan Nusantara maupun mancanegara. Melihat pasar ini, Kementerian Pariwisata melakukan langkah awal dengan berusaha mengambil peran mempromosikan pariwisata melalui media digital.
Bekerja sama dengan Google, Kemenpar terus berusaha menjadikan topik pariwisata Indonesia tren di berbagai media sosial bahkan pencarian Google sendiri. Salah satu cara yang dilakukan dengan menyebarkan pemberitaan, foto, dan video yang menarik terkait pariwisata. Tidak lupa, tagar khas Kemenpar, misalnya #WonderfulIndonesia, #PesonaIndonesia, dan lainnya yang disesuaikan dengan setiap kegiatan atau destinasi tertentu.
”Di luar negeri, rata-rata advokasi wisata 70 persen ke media konvensional dan 30 persen ke media digital. Indonesia saya taruh sebaliknya, 70 persen anggaran di Kemenpar itu untuk media digital, hanya 30 persen untuk konvensional. Itu poin utama ketika kita go digital,” kata Arief, Selasa (4/12/2018), saat menghadiri acara Google for Indonesia di Jakarta Selatan.
Berbangga diri, Kemenpar akan meneruskan langkah Go Digital setelah menerima beberapa pencapaian. Salah satunya, tahun ini, pariwisata Indonesia masuk menjadi peringkat kesembilan pariwisata terbaik dunia menurut The World Travel and Tourism Council (WTTC). Ini juga berarti Indonesia berada pada posisi ketiga di Asia dan pertama di Asia Tenggara. WTTC, yang merupakan institusi yang menaungi industri travel dan pariwisata dunia ini, mengeluarkan daftar peringkat tersebut pada hari wisata dunia.
Inovasi pariwisata juga mengikuti perkembangan gaya hidup sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah satunya kecenderungan anak muda yang ingin memamerkan lokasi wisata yang baru di media sosial. Oleh karena itu, untuk mendukung gaya ini, Google memfasilitasinya dengan Google Maps yang terus diperbarui.
Fitur-fitur Maps yang diluncurkan memiliki kemampuan untuk mengikuti lokasi bus atau kendaraan lain secara real time. Maps juga membuat pengguna dapat membagikan progres perjalanannya kepada kerabat.
”Kami terus melakukan pengembangan akurasi Maps ke sejumlah daerah di seluruh Indonesia. Setiap tahun, akurasi akan terus menguat termasuk di daerah-daerah,” kata Director Product Management Google Maps Kris Vitaldevara.
Pada aplikasi Maps, Google juga menyediakan gambar lokasi wisata, baik itu dari pengguna Maps yang pernah ke sana maupun tim Google. Oleh karena itu, Arief ingin memanfaatkan kesempatan ini.
”Untuk menarik perhatian wisatawan mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia, semua destinasi wisata di Indonesia harus fotogenik,” kata Arief. (SITA NURAZMI MAKHRUFAH)