SURABAYA, KOMPAS - Tim gabungan masih mencari tiga korban hilang saat terbakarnya Kapal Motor Penumpang Gerbang Samudra I di perairan Karang Jamuang, Madura, Jawa Timur. Petugas dari Basarnas Surabaya serta Direktorat Polisi Air dan Udara Polda Jawa Timur belum bisa menyisir bangkai kapal karena kondisinya masih panas.
Hingga Senin (3/12/2018) petang, tiga korban belum ditemukan. Pencarian dipusatkan di dua titik yang diduga lokasi terakhir ketiga korban saat kebakaran. Kedua lokasi itu perairan Karang Jamuang di utara Pulau Madura (lokasi kapal terbaka) serta di bangkai Kapal Motor Penumpang (KMP) Gerbang Samudra I yang telah dikandaskan 2,5 mil dari lokasi kejadian.
“Upaya pencarian korban di lokasi kejadian masih nihil. Di sisi lain, kami belum bisa memasuki bangkai kapal karena masih panas dan mengeluarkan asap,” kata Tholib Vatelehan dari Humas Kantor SAR Surabaya.
Informasi awal dari operator kapal, api berasal dari dek mobil bagian depan kiri kapal.
Minggu (2/12/2018) dini hari, KMP Gerbang Samudra I rute Surabaya-Banjarmasin terbakar sekitar pukul 01.00 dini hari di wilayah perairan Karang Jamuang. Kapal terbakar setelah lima jam bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Kapal seharusnya menempuh perjalanan 23 jam.
Kapal mengangkut 130 orang, terdiri atas 96 penumpang dan 34 anak buah kapal. Sebanyak 127 orang dievakuasi ke Surabaya menggunakan KM Kumala satu jam setelah kebakaran, sedangkan tiga lainnya masih hilang. Ketiga orang yang belum ditemukan adalah nakhoda kapal, Soehaldani, serta dua kadet magang dari sekolah pelayaran di Surabaya, Siska Malal Marifat dan Nurul Fardillah.
Kepala Syahbandar Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Dwi Budi Sutrisno mengatakan, penyisiran di lokasi kebakaran dilakukan karena beberapa orang terjun ke laut saat kebakaran. Beberapa berhasil diselamatkan kapal Pan Marine 11 milik Pertamina yang ada di sekitar lokasi dan ikut mengevakuasi korban.
Nasib nakhoda
Tim menduga, nakhoda kapal masih terjebak di kamar saat kebakaran. Saat kebakaran, nahkoda baru saja selesai bertugas pukul 00.00 digantikan yang lain. Anak buah kapal melihatnya beristirahat di kamar.
Hingga Senin sore, lanjut Dwi, penyisiran korban di bangkai kapal belum bisa dilakukan. Sekoci yang diturunkan mengecek kondisi kapal belum bisa mendekati bangkai kapal. “Saya yang cek langsung menggunakan sekoci masih merasakan panas dari jarak 15 meter,” ucapnya.
Tim gabungan memperkirakan masih ada titik api di dalam kapal dan pemadaman api diperkirakan masih akan berlangsung dua hari ke depan. Mereka harus memastikan kondisi di kapal dingin dan aman untuk disisir. Tim tidak ingin mengambil risiko jika ada hal tidak diinginkan saat masuk bangkai kapal.
“Hari ini terdengar sebuah ledakan yang diduga berasal dari salah satu dari 26 kendaraan di kapal,” kata Tholib.
Selain belum bisa menyisir korban di bangkai kapal, kata Dwi, Komite Nasional Keselamatan Transportasi juga belum memulai penyelidikan untuk mengetahui penyebab kebakaran. Mereka baru akan melihat kondisi kapal setelah api sepenuhnya padam dan kondisi kapal dingin. Saat ini, tim masih memprioritaskan pencarian korban.
“Informasi awal dari operator kapal, api berasal dari dek mobil bagian depan kiri kapal. Penyebab pastinya akan diselidiki oleh KNKT,” katanya.
Saat evakuasi korban, setidaknya sembilan penumpang mengalami luka. Mereka dirawat di Rumah Sakit Pelindo Husada Citra Surabaya. “Tujuh penumpang sudah diperbolehkan pulang, sekarang tingga dua pasien yang menjalani perawatan,” kata Humas Rumah Sakit PHC Surabaya Azmi Anisa.
Dua pasien yang masih dirawat adalah Syarifa dan Maryati. Adapun Syarifa mengalami patah tulang kaki kiri dan akan dilakukan pemasangan gips pada telapak kaki kiri agar tidak menimbulkan dislokasi tulang.
Adapun Maryati dengan memar pada punggung dan panggul akan diperiksa CT Scan.