Surabaya terus naik daun. Diperbincangkan sebagai kota yang semakin membaik dalam banyak hal. Repotnya, orang membandingkan ibu kota Jawa Timur itu dengan ibu kota Indonesia alias Jakarta.
Baru-baru ini yang viral di media sosial adalah bermekarannya bunga-bunga pohon tabebuya (Handroanthus chrysotrichus) di sejumlah jalan protokol Surabaya. Warga berswafoto dengan latar belakang bunga warna-warni mirip Sakura Jepang. Tabebuya sendiri sebenarnya berasal dari Brazil.
Butuh waktu beberapa tahun untuk menghadirkan warna-warni tabebuya di Kota Pahlawan. Pemerintah Kota Surabaya mendatangkannya dari Malang dan Kediri untuk dikembangkan di Kebun Bibit Surabaya. Konsistensi pemerintah menata kotanya dengan penanaman tabebuya di sejumlah jalan protokol itu membuahkan, eh, membungakan hasil seperti saat ini. Bunga kuning, pink, putih dan ungu itu menambah semarak Surabaya.
Sama seperti Surabaya, setidaknya Purwokerto dan Kota Magelang juga sudah menghiasi kotanya dengan tabebuya.
Keberadaan kota yang menyenangkan, setidaknya akan juga berpengaruh atau mencerminkan kondisi warganya. Lama beredar anekdot seperti kalau keadaan kotanya ruwet demikian juga warganya. Atau, melihat pemerintahan berjalan tertib dan teratur, lihat saja kondisi lalu lintasnya.
Di Amsterdam, Belanda, hamparan tulip memikat masyarakat dunia. Pemerintah kota Hiroshima lain lagi. Mereka melibatkan warganya untuk memutuskan pohon atau bunga yang akan ditanam di kota mereka. Sebuah komite dibentuk untuk mempersiapkan daftar calon pohon dan bunga untuk dipilih warga, dari pohon kamper (Cinnamonum camphora), magnolia hingga kana dan kembang sepatu.
Negeri jiran –lagi-lagi menjadi contoh- Singapura. Para pemimpinnya yang visioner menetapkan sejak awal kota yang juga negeri itu menjadi Kota Taman alias Garden City. Tekad Perdana Menteri Lee Kuan Yew yang mencanangkan Singapura sebagai Kota Taman tahun 1967 terus dipegang para pemimpin penerusnya. Tidak ada cerita, ganti pemimpin ganti kebijakan.
Kompas yang pernah mengunjungi Departemen Pertamanan dan Rekreasi (PRD) memerhatikan pemerintah Singapura mempersiapkan, merencanakan serta mengeksekusi setiap detail pertamanan. Sebuah peta jalan Singapura menuju Kota Taman menjadi panduan bagi para penerus.
Sejumlah pohon dibiarkan tumbuh rindang atau dibentuk menjadi terowongan (tree tunnel) di sejumlah jalan. Sejumlah bunga ditumbuhkan bermekaran di banyak taman kota. Begitu, mendarat di Bandara Changi Singapura, berbagai ragam bunga dan anggrek, yang sebagian kita tahu didatangkan dari Indonesia, menjadi daya tarik serta tempat turis berswafoto.
Sebenarnya Dinas Kehutanan DKI Jakarta sudah menanam sejumlah pohon tabebuya ini di antara pohon hias di Jalam MH Thamrin sejak akhir Juli lalu. Jakarta juga sudah memiliki Taman Tabebuya di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Cuma pohon dan bunga plastik, hanya berumur beberapa saat saja, tidak berlanjut tumbuh.
Padahal, di Jakarta, upaya memenuhi berbagai fasilitas publik termasuk ruang terbuka hijau dan taman-taman cantik terus dilakukan beberapa tahun terakhir. Harapannya, semoga semua program itu berkelanjutan terus tumbuh. Pemimpin dan pengelola kota yang amanah pastinya mengutamakan hal baik buat warganya. Ya, kan, Pak?