Belum Dilirik, Jalur Alternatif ke Puncak Butuh Perbaikan
Jalur alternatif menuju Puncak, Bogor sudah tersedia tetapi belum menjadi pilihan pengendara karena kondisinya tidak terlalu baik. Perlu perbaikan segera.
BOGOR, KOMPAS -- Jalur alternatif belum menjadi pilihan wisatawan menuju kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Hal ini mengakibatkan macet di jalan utama Puncak masih akan terus terjadi, termasuk pada hari ini, Minggu (2/12/2018).
Jalan alternatif diusulkan digunakan, karena jalur utama Puncak belum pulih. Arus kendaraan menuju Puncak ke Bogor atau Jakarta dan sebaliknya terganggu setelah muncul retakan di jalur utama di dekat tempat wisata Riung Gunung, Cisarua, Puncak, Rabu (28/11) lalu. Akibatnya, jalan hanya bisa digunakan satu jalur saja.
Di tempat yang sama, sebelumnya terjadi longsor dan kini tengah dalam proses penguatan dinding lereng. Dalam proses pengerjaan penguatan lereng, tepat setelah hujan mengguyur, jalan utama retak selebar kurang dari 1 meter sepanjang 15 meter. Perbaikan retak jalan Puncak diperkirakan selesai akhir bulan ini.
Untuk itu, Kepala Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bogor Ajun Komisaris Hasby Ristama, Jumat (30/11) menyarankan agar masyarakat yang hendak ke Puncak menggunakan jalur alternatif melewati Bogor-Cibubur-Cileungsi-Jonggol-Cariu-Cianjur. Jarak 86 kilometer jalur itu dapat ditempuh selama dua jam 30 menit Jalur alternatif disebut laik dan dilengkapi lampu jalan.
Di luar sebagai jalur pilihan selama jalur utama masih retak, kebutuhan jalur alternatif mendesak untuk secara reguler digunakan. Hal ini karena di akhir pekan atau hari libur nasional, sesuai data dari Satlantas Polres Bogor, rata-rata ada 40.000 unit kendaraan yang sebagian besar adalah roda empat yang menyesaki Puncak dengan membawa wisatawan. Padahal, kapasitas jalan utama hanya sekitar 20.000 unit kendaraan.
Akan tetapi, karena kurangnya sosialisasi dan masih ada beberapa masalah di jalur alternatif, hingga Sabtu (1/12), belum banyak pengendara yang mau ke Puncak bersedia melewati jalur alternatif.
Seperti yang dirasakan Rico Alviand (45), pegawai di salah satu bank swasta di Jakarta Selatan, yang Sabtu kemarin ke Puncak bersama bersama istri dan dua anaknya.
Rico pernah mencoba melewati jalur alternatif menuju Puncak Bogor. Namun, menurut Rico, akses jalur alternatif sangat buruk. Sehingga ia tetap memilih jalur utama meski harus antre karena sistem buka tutup jalan. Sekali jalan ke Puncak bisa memakan waktu hingga 5 jam.
Hal serupa dirasakan pula oleh Ajie Bagas (41), warga Cipinang yang datang ke puncak bersama lima anggota keluarganya. Ia mengatakan, tidak ada pilihan selain melewati jalur utama karena jalur alternatif berlubang dan berbatu.
Sri Dwikorita (52), warga Cipayung Girang, Megamendung, mengatakan, jalur menuju Puncak sering macet parah ketika akhir pekan. “Tidak separah Sabtu dan Minggu, tapi di hari biasa pun sering macet. Untuk menghindari macet saya biasanya lewat jalur alternatif (jalan kecil antarkampung) karena jalur utama sering buka tutup,” kata Sri.
Jalan alternatif di Pasir Angin sampai Megamendung, masih jalan batu terutama di Desa Pasir Angin menuju Cipayung. Sedangkan dari Desa Pasir Angin sampai Megamendung jalan sudah dibeton. Kedua jalur ini bisa dilalui mobil menembus kawasan Sentul.
Jalan alternatif lainnya, Bendungan Ciawi keluar menuju pasar Cisarua, jalan beraspal tapi cukup ekstrim, jalan berbelok-belok dan curam.
Di jalur alternatif Ciawi-Puncak, hanya sekitar 500 meter yang aspalnya baik. Melalui jalur ini, warga bisa menuju ke Taman Safari Indonesia melalui Jalan Pertanian.
Sepanjang jalan, meski telah diaspal, banyak ditemui jalan berlubang yang cukup dalam. Jalur alternatif ini memang dapat dilalui mobil, namun harus saling bergantian.
Buka tutup dan hujan
Hasby menyampaikan, untuk hari ini, akan tetap ada penutupan jalan di Simpang Riung Gunung mulai dari pukul 07.30 hingga sekitar pukul 11.00. Hal ini untuk mengurai kemacetan dari Puncak hingga ke Simpang Gadog bahkan hingga Tol Jagorawi.
Calon wisatawan dan warga setempat juga diimbau tetap berhati-hati. Data dari Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang dilansir di laman BMKG pada 29 November lalu, menyebutkan hujan intensitas ringan berpotensi terjadi di Jabodetabek hingga Senin (3/12). Pada siang, sore hingga malam hari, ada potensi hujan sedang hingga lebat. Potensi terjadi genangan, banjir, maupun longsor, tetap ada.
(SHARON PATRICIA/AGUIDO ADRI/RATIH P SUDARSONO)