Sejak Sakit, Rizal yang Tewas Terbakar di Karawaci Jarang Bergaul
Rizal Muzaki (19), yang ditemukan terbakar seluruh tubuhnya pada Rabu (28/11/2018), akhirnya meninggal pada Kamis (29/11) malam sekitar pukul 23.00. Lokasi naas tempat Rizal ditemukan warga dalam kondisi api menyelimuti tubuhnya itu di halaman depan sisi kiri Sekolah Dasar Negeri Karawaci 13, Jalan Ciindah V, Karawaci, Kota Tangerang, Banten.
Hingga kini belum diketahui pasti apakah kasus ini merupakan kasus bunuh diri, ketidaksengajaan, atau karena sebab lain. Namun, dugaan sementara Rizal sengaja membakar dirinya sendiri. Kejadian yang menimpa Rizal itu diketahui pertama kali oleh penjual mi ayam keliling yang biasa dipanggil Mang Idai (50). Mang Idai yang saat itu baru usai berkeliling menjajakan dagangannya, sekitar pukul 24.00, melihat ada kobaran api dari arah depan, tak jauh dari tempat tinggalnya.
”Saat hampir sampai di depan rumah, saya melihat ada api di samping SD. Lalu saya langsung teriak ada kebakaran, dan warga berdatangan,” ujarnya, Jumat (30/11).
Idai menceritakan, ada lebih kurang 10 warga yang datang untuk menolong Rizal dari kobaran api di tubuhnya. Awalnya, warga mencoba memadamkan api dengan air, tetapi kemudian menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) berisi dry chemical powder.
Menurut penuturan Zulfredy (49), yang saat itu turut membantu memadamkan api, ia mengira gedung SDN Karawaci 13 yang kebakaran karena api cukup besar. Namun, setelah melihat, ternyata orang yang terbakar.
Zul, panggilan akrab Zulfredy, merupakan penjaga SDN Karawaci 3 Kota Tangerang. Rumahnya terletak di belakang gedung SD, tempat ia bekerja, yang juga berseberangan dengan halaman depan SDN Karawaci 13 tempat Rizal membakar dirinya.
Zul yang saat itu sudah tertidur tiba-tiba dibangunkan oleh putranya yang mengatakan ada kebakaran. Zul lantas keluar rumah untuk memeriksa dan menemukan warga sudah ramai mencoba memadamkan api di luar pagar sekolah. Ia kemudian membangunkan penjaga SDN 13 Karawaci untuk membuka gerbang yang terkunci.
Rizal masih tersadar saat api bisa dipadamkan dari tubuhnya. Zul mencoba berkomunikasi dan menanyakan identitas korban karena wajahnya sudah tidak bisa dikenali akibat luka bakar. Ia juga sempat mendengar Rizal mengatakan ”Tolong saya pak. Jangan cuma apinya yang mati, selamatkan jiwa saya juga,” kata Rizal dalam keadaan mengalami luka bakar parah.
Setelah diketahui identitasnya, warga langsung mengabarkan kepada orangtuanya yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Zul menambahkan, korban merupakan anak yang baik meski tertutup.
”Anaknya baik, sering bantu orangtuanya dagang pecel lele,” kata Zul.
Sementara itu, Ronny Santoso (22), yang merupakan teman sekampung Rizal sejak kecil, menceritakan, almarhum merupakan sosok pendiam dan tertutup. Apalagi, semenjak sakit, Rizal jarang bergaul. Seusai membantu orangtuanya dagang pecel lele, Rizal langsung pulang ke rumah.
”Almarhum perokok. Namun, antara tahun 2016 dan 2017, dia divonis menderita flek paru-paru dan bengkak di bagian leher. Di suruh berhenti merokok, tetapi dia ngumpet-ngumpet dari orangtuanya untuk merokok,” tutur Ronny.
Awalnya, Ronny tidak mengenali sosok yang terbakar di depannya karena kondisi tubuh Rizal sudah gosong dan wajahnya tidak dapat dikenali. Ia mengaku kaget setelah mengetahui sosok yang terbakar itu adalah temannya. Ronny, yang saat itu hendak memberi makan musangnya, mendengar suara minta tolong karena ada kebakaran. Spontan, ia membangunkan orangtuanya.
”Di rumah sakit, aku sempat tanya kepada Rizal ada masalah apa. Namun, dia mengelak dan tidak mau bercerita,” kata Ronny.
Korban kini telah dimakamkan di kampung halaman keluarganya, di Brebes, Jawa Tengah. Keluarga inti, seperti orangtua dan saudara dekat Rizal, turut mengantar dan menghadiri pemakaman korban. Sampai Jumat malam kemarin, Kompas belum bisa meminta keterangan dari keluarga Rizal. Polisi juga masih berupaya mengungkap kasus ini. (FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI)