JAKARTA, KOMPAS-Dua gelar juara pada 2018 mengantarkan Anthony Sinisuka Ginting pada turnamen Final BWF World Tour yang akan berlangsung di Guangzhou, China, 12-16 Desember. Turnamen tersebut akan dijadikan patokan oleh Anthony untuk mengukur kualitas permainannya sepanjang tahun ini.
Final BWF World Tour adalah turnamen bulu tangkis akhir tahun yang diikuti delapan wakil pada setiap nomor. Mereka adalah peringkat delapan besar berdasarkan poin yang dikumpulkan dari turnamen tahun ini. Ini berbeda dengan peringkat dunia yang poinnya dihitung selama 52 pekan ke belakang.
Dengan delapan wakil pada setiap nomor, babak penyisihan berlangsung dalam format round robin dalam dua grup. Dua peringkat teratas dari setiap grup lolos ke semifinal.
”Saya sangat senang lolos ke Guangzhou karena tidak semua pemain bisa ikut. Ibaratnya, yang tampil di sana adalah hasil seleksi selama setahun. Pemain yang tampil di sana punya peringkat dan kualitas yang bagus,” kata Anthony setelah berlatih di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Selain Anthony, tunggal putra yang lolos ke Guangzhou adalah Tommy Sugiarto, Kento Momota (Jepang), Chou Tien Chen (Taiwan), Shi Yuqi (China), Son Wan-ho (Korea Selatan), Sameer Verma (India), dan Kantaphon Wangcharoen (Thailand).
”Bagi saya, turnamen itu menjadi tolok ukur untuk melihat kualitas permainan saya,” kata Anthony.
Final BWF World Tour 2018, yang sebelumnya bernama Final Super Series, menjadi debut bagi Anthony. Dari 16 kejuaraan individu yang diikuti tahun ini, tunggal putra peringkat ketujuh dunia itu meraih dua gelar juara, yaitu Indonesia Masters dan China Terbuka. Dia juga meraih perunggu tunggal putra dan mengantarkan Indonesia mendapat perak beregu putra Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
Meski mampu mengalahkan pemain-pemain top dunia, seperti Momota, Chen Long, Viktor Axelsen, dan Lin Dan, Anthony mengakui belum konsisten bersaing pada turnamen level atas. Setelah menjuarai China Terbuka dan tampil pada perempat final Korea Terbuka, dia tersingkir pada babak pertama Denmark dan Perancis Terbuka.
”Saya masih sering membuat kesalahan. Makanya, untuk Final BWF nanti, saya coba mengurangi kesalahan dari penampilan-penampilan sebelumnya. Saya mengevaluasi penampilan dari rekaman-rekaman pertandingan,” katanya.
Selain Anthony dan Tommy, Indonesia diwakili Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri), dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja (ganda campuran).
Pada Kamis, dua ganda putra itu melakukan latih tanding dengan bertukar pasangan. Hendra berpasangan dengan Marcus, sementara Kevin dengan Ahsan. Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengatakan, latihan difokuskan untuk menjaga kondisi keempat pemain. Itu dilakukan agar mereka bisa menjaga tenaga saat harus bertanding ketat dan lama.
Kedua ganda putra itu akan bersaing dengan Han Chengkai/Zhou Haodong (China), Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang), serta Chen Hung Ling/Wang Chi Lin dan Liao Min Chun/Su Ching Heng (Taiwan).
Setelah tampil di Hong Kong Terbuka, pertengahan November, Hendra mengatakan, hasil yang diperoleh pada tahun ini cukup memuaskan. Bergabung kembali bersama Ahsan, setelah Hendra berpasangan dengan Tan Boon Heong (Malaysia) pada 2017, mereka menjuarai Malaysia International Challenge dan Singapura Terbuka. Mereka juga lolos ke semifinal dalam tiga dari empat turnamen terakhir sebelum ke Guangzhou.
Kedua ganda Indonesia itu berpengalaman menjuarai turnamen akhir tahun tersebut. Kevin/Marcus adalah juara Final Super Series 2017, sementara Hendra/Ahsan menjadi juara pada 2013 dan 2015.