Bogasari Dorong Pertumbuhan Pengusaha Boga Muda
SURABAYA, KOMPAS — Minat anak muda untuk berusaha pada bidang pangan semakin besar. Melihat kecenderungan tersebut, PT Indofood Tbk Divisi Bogasari yang merupakan salah satu pelaku industri di sektor bahan makanan ikut mempersiapkan kelompok usia muda dan produktif sejak dini melalui program Bogasari Young Foodpreneur Challenge 2018.
Program itu merupakan kompetisi bisnis di bidang industri makanan berbasis terigu, yang bertujuan mendorong semangat kewirausahaan dan perkembangan food start up business anak muda masa kini.
”Melalui kegiatan ini, Bogasari memberikan kesempatan kepada anak muda yang sudah start up untuk mengenalkan sekaligus meningkatkan nilai usaha rintisannya. Sementara anak-anak SMK ditantang sekaligus diinspirasi untuk mulai belajar menjadi young foodpreneur,” tutur Ivo Ariawan Budiprabawa, Vice President Commercial Bogasari, di Surabaya, Sabtu (1/12/2018).
Acara Bogasari Young Foodpreneur Challenge 2018 berlangsung tiga hari, sejak Jumat (30/11/2018) sampai Minggu, di Atrium Lower Ground, Pakuwon Trade Center, Surabaya.
Ivo menambahkan, Bogasari ingin hadir sebagai platform untuk membantu dan menantang generasi millenial dalam mengembangkan bisnis makanan berbasis terigu agar menjadi lebih baik lagi. Dalam perjalanan usahanya nanti, Bogasari menargetkan young foodpreneur ini menjadi mitra Bogasari.
”Bogasari, yang tahun ini berusia 47 tahun, ingin menunjukkan tetap hadir dan berkomitmen untuk mendorong lahir dan tumbuh kembangnya usaha anak-anak muda,” ujar Ivo.
Ia mengatakan, Bogasari yakin akan pertumbuhan pelaku bisnis makanan berbasis terigu dari kalangan usia muda. ”Terbukti, saat ini hampir 3.000 pelaku UKM mitra Bogasari yang menjadi anggota Bogasari Mitra Card (BMC) berusia di bawah 35 tahun. Mulai dari UKM bakeri, mi, pastri, pancake, kue, dan jajanan pasar. Kalau dilihat dari kategori usia, 35-45 tahun hampir mencapai 9.000 orang,” lanjutnya.
Ada tiga kompetisi yang digelar dalam Bogasari Young Foodpreneur Challenge ini, yakni food start up, bisnis ideasi, dan lomba cipta kreasi resep (LCKR). Khusus untuk food start up, batas usianya 25-35 tahun dan masa usahanya 2-3 tahun. Sementara peserta kompetisi bisnis ideasi dan LCKR adalah pelajar SMK dan SMA sederajat.
”Food start up”
Lebih jauh Ivo menjelaskan, seleksi kompetisi food start up dilakukan sejak pendaftaran dibuka 1 September 20108 hingga 7 Oktober. Selain usahanya sudah berjalan 2-3 tahun, peserta juga wajib mengisi formulir sebagai bahan penilaian. Yang dinilai adalah produk, pasar, badan usaha, kemitraan, risiko, keamanan, dan investasi.
”Dari hasil seleksi awal, akhirnya didapat 30 peserta yang memenuhi kriteria. Mereka kemudian wajib mengikuti booth camp selama tiga hari, yakni 22-24 Oktober, di Universitas Ciputra, termasuk field trip ke pabrik Bogasari. Setelah itu, peserta wajib mengikuti selling stage dan mentoring bekerja sama dengan Go-Food. Jadi, para peserta wajib menjual produknya melalui pesan layan antar Go-Food selama tiga minggu, mulai 25 Oktober hingga 18 November 2018,” papar Ivo.
Saat seleksi penjualan melalui Go-Food, lanjutnya, ada lima peserta yang mengundurkan diri karena ketidaksiapannya. Akhirnya yang ikut sampai final sebanyak 25 peserta. Di acara ini akan digelar dua penilaian terakhir, yakni hasil penjualan selama tiga hari di acara ekspo serta presentasi bisnis selama 15 menit di hadapan pengunjung dan dewan juri.
Presentasi bisnis peserta food start up akan berlangsung Sabtu dari pagi sampai sore. ”Dari kompetisi food start up ini, akan dipilih tiga juara dengan hadiah uang tunai, sertifikat, dan trofi. Juara pertama akan mendapat hadiah uang tunai Rp 10 juta, juara kedua Rp 6 juta, dan juara ketiga Rp 4 juta,” ujar Ivo.
Bisnis ideasi
Khusus kompetisi bisnis ideasi dan LCKR memang sama-sama diikuti anak SMK dan SMA sederajat, tetapi dengan konsep berbeda. Untuk bisnis ideasi, siswa SMK mengajukan proposal usaha makanan berbasis terigu yang isinya meliputi aspek prroduk, pasar, badan usaha, kemitraan, risiko, keamanan, dan investasi. Total peserta bisnis ideasi sebanyak 20 pelajar SMK dan sederajat.
Mereka berasal dari sembilan SMK dan SMA asal Surabaya, yakni SMAN 2, SMAN 5, SMAN 20, SMAK St Hendrikus, SMA Muhammadiyah 7, SMKK Mater Amabilis, SMA Petra 5, SMK YPM2 Taman, dan SMA Santo Carolus. Kompetisi bisnis ideasi berlangsung Jumat (30/11/2018) pukul 10 pagi sampai pukul 4 sore.
Peserta akan melakukan presentasi di depan juri saat acara ekspo. Dewan juri yang akan menilai materi presentasi peserta food start up dan bisnis ideasi adalah Chef Hugo, Chef Hadi dari Bogasari, dan Irmadita dari Hipmi.
”Kompetisi bisnis ideasi ini merupakan yang pertama kali dan memang ditujukan untuk merangsang dan melatih siswa SMK/SMA memiliki ide bisnis dan menuangkannya dalam satu konsep yang teruji, terukur, dan layak dijalankan,” ucap Ivo.
Dalam kompetisi ini, lanjutnya, akan diperebutkan gelar juara pertama, kedua, dan ketiga dengan hadiah masing-masing Rp 5 juta, Rp 3,5 juta, dan Rp 2 juta, ditambah sertifikat dan trofi.
Cipta kreasi resep
Adapun kompetisi LCKR adalah lomba menciptakan inovasi resep yang sudah dijalankan Bogasari lebih dari 10 tahun. LCKR 2018 bertema kreasi pao dengan bahan terigu Cakra Kembar Emas kemasan 5 kg.
Pesertanya adalah siswa SMK tata boga dari sejumlah daerah. Khusus untuk wilayah pemasaran Bogasari pabrik Surabaya, LCKR 2018 digelar di enam kota, yakni Surabaya, Kediri, Solo, Yogyakarta, Semarang, dan Jember.
LCKR di keenam kota itu digelar awal November lalu yang diikuti 144 siswa dari 48 SMK. Di setiap kota ada kategori juara pertama, kedua, dan ketiga serta harapan 1, 2, 3.
Para juara pertama, kedua, dan ketiga dari setiap kota kemudian berkompetisi kembali di acara Bogasari Young Foodpreneur Challenge, Minggu (2/12/2018), pukul 8 pagi sampai pukul 3 sore.
Tujuan seluruh rangkaian acara ini adalah ingin mendekatkan peluang bisnis makanan berbasis terigu dengan anak-anak muda.
”Saat final ini akan diambil juara pertama, kedua, dan ketiga dengan hadiah masing-masing Rp 5 juta, Rp 3,5 juta, dan Rp 2 juta. Ditambah sertifikat, piala, dan bingkisan produk Bogasari. Melalui LCKR ini, Bogasari ingin mengajak anak SMK berani mencipta resep baru sebagai peluang bisnis,” kata Ivo.
Ia menambahkan, selain tiga kompetisi, di acara Bogasari Young Foodpreneur Challenge akan digelar stan penjualan aneka makanan berbasis terigu, termasuk 25 stan dari peserta food start up.
Selain itu, ada talkshow, baking demo, dan workshop foodstylish. Tujuan seluruh rangkaian acara ini adalah ingin mendekatkan peluang bisnis makanan berbasis terigu dengan anak-anak muda.