Senat Upayakan Penghentian Dukungan AS kepada Arab Saudi dalam Perang Yaman
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Senat AS mengirim pesan kuat bahwa mereka ingin menghukum Arab Saudi atas keterlibatan negara itu dalam pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi. Melalui voting yang menghasilkan 63 suara mendukung dan 37 suara menolak, Rabu (28/11/2018), Senat memutuskan untuk melanjutkan proses legislasi yang mendesak penghentian keterlibatan AS dalam perang Yaman.
Melalui Menteri Pertahanan AS Jim Mattis dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, pemerintahan Trump mendesak Senat agar tidak melemahkan hubungan AS-Arab Saudi gara-gara kasus pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi dan Perang Yaman. Desakan itu disampaikan saat Mattis dan Pompeo dipanggil Senat, Rabu (28/11/2018), untuk menjelaskan sejumlah hal terkait hubungan Washington-Riyadh.
Direktur Badan Pusat Intelijen AS (CIA) Gina Haspel seharusnya juga datang dalam dengar pendapat itu. Namun, ia absen. Ketidakhadirannya membuat sejumlah senator AS marah.
Sebelum ini, sejumlah senator sudah marah karena Trump menampik ada laporan CIA yang mengaitkan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dengan pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober 2018 di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Trump menegaskan AS akan tetap menjadi sekutu Arab Saudi.
Sungguh keterlaluan kita berpaling dari pembunuhan karena kita punya kepentingan.
Dalam dengar pendapat kemarin, Mattis dan Pompeo juga kompak menyatakan bahwa tidak ada bukti kuat untuk mengaitkan Putra Mahkota Arab Saudi dengan pembunuhan Khashoggi. ”Kita sama sekali tidak punya petunjuk awal bahwa Putra Mahkota terlibat, baik dari komunitas intelijen maupun lainnya,” kata Mattis.
Ia menyatakan sudah membaca semua laporan intelijen AS tentang insiden itu dan transkrip yang diyakini didapat dari rekaman selama proses pembunuhan.
Mattis menyatakan, menarik dukungan militer terhadap Arab Saudi dalam perang Yaman dan menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi adalah kesalahan. ”Keamanan nasional kita tidak bisa diabaikan,” ujarnya.
Pompeo mengakui, perang Yaman menyebabkan banyak korban tewas. Akan tetapi, ia juga menekankan pentingnya Saudi dalam upaya membendung pengaruh Iran di kawasan. ”Mengurangi hubungan dengan Arab Saudi akan menjadi kesalahan yang amat menyedihkan bagi keamanan nasional AS dan itu kehidupan kita,” ujarnya seraya menekankan Riyadh amat penting untuk menjaga stabilitas kawasan.
Pompeo juga mengumumkan, AS akan menyediakan 131 juta dollar AS untuk bantuan pangan bagi Yaman.
Penolakan senat
Namun, senat menolak desakan dan penjelasan mereka. Bahkan, penolakan juga disampaikan sejumlah senator Partai Republik, penyokong Trump di pemilihan presiden.
Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS Bob Corker mengatakan, para senator justru semakin yakin Mohammed bin Salman terlibat dalam kasus Khashoggi. ”Kita punya masalah. Kita paham Arab Saudi adalah sekutu, negara penting. Kita juga punya Putra Mahkota yang di luar batas,” ujarnya.
Corker menegaskan, Kongres AS akan bertindak jika pemerintah diam saja. ”Saya pikir, 80 persen orang dalam dengar pendapat hari ini tidak merasakan ada tanggapan layak akan dilakukan,” ujarnya.
Anggota Komisi Luar Negeri Senat AS Bob Menendez menyatakan, sikap Washington saat ini sama saja dengan memberi pesan bahwa sekutu AS dapat membunuh tanpa dihukum. ”Sungguh keterlaluan kita berpaling dari pembunuhan karena kita punya kepentingan,” katanya.
Senator Lindsey Graham menyatakan, apakah penilaian CIA mendukung pendapatnya tentang pembunuhan Khashoggi tidak akan terjadi tanpa keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi. Sekutu Trump itu mengancam akan menunda memberi suara pada keputusan apa pun, termasuk pada pembahasan APBN, sampai ada penjelasan CIA soal pembunuhan Khashoggi.