Cuaca Jadi Kendala Penyelesaian Tol Kunciran-Serpong
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pengerjaan Tol Kunciran-Serpong kini hanya menyisakan seperempat bagian. Namun, saat ini, para pekerja menghadapi kendala cuaca. Meski begitu, ruas tol ini tetap ditargetkan akan tuntas pada Februari 2019.
Proyek Tol Kunciran-Serpong dibagi menjadi dua seksi. Seksi pertama menghubungkan Kunciran-Parigi dan seksi kedua Parigi-Serpong. Tol ini menjadi salah satu rangkaian dari Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 Cengkareng-Cibitung-Cilincing.
Andri Dayandri dari Humas PT Waskita Karya Proyek Kunciran-Parigi mengatakan, cuaca amat memengaruhi pengerjaan Tol Kunciran-Serpong. Jika hujan, para pekerja hanya bisa melanjutkan konstruksi berupa struktur atau pembesian.
”Hujan mengakibatkan penimbunan tanah, pengecoran dan pengaspalan tidak bisa dilakukan. Strateginya, pekerjaan akan dikebut saat cuaca bagus,” katanya saat ditemui di Tangerang, Rabu (28/11/2018).
Berdasarkan pantauan, beberapa pekerja proyek Tol Kunciran-Serpong seksi I di Paku Jaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan, tampak beristirahat saat turun hujan pada Rabu siang. Mereka berteduh di bawah konstruksi jalan tol.
”Kalau hujan begini, ya, mau tak mau harus menunggu reda dulu, baru bisa bekerja lagi,” kata Alimin, salah seorang pekerja di proyek Tol Kunciran-Serpong seksi I.
Di Kunciran, Pinang, Tangerang, sejumlah pekerja sibuk membangun turap di sisi jalan tol. Hal itu untuk mencegah terjadinya longsor yang sewaktu-waktu dapat terjadi di Jalan Tol Kunciran-Serpong.
”Ancaman longsor ada di banyak titik. Sebab, pengerjaan proyek ini, kan, dulunya dengan pembukaan lahan. Alam perlu juga menyesuaikan,” ujar Andri.
April 2019
Kepala Subbidang Pengawasan Konstruksi Badan Pengatur Jalan Tol Hadi Suprayitno mengatakan, Tol Kunciran-Serpong ditargetkan akan beroperasi pada April 2019. Hingga minggu kedua November 2018, pengerjaan konstruksinya telah mencapai 73 persen pada seksi I dan 79 persen pada seksi II.
”Pengerjaan untuk Kunciran-Serpong hingga kini adalah yang paling bagus di JORR 2,” katanya.
Menurut dia, pembebasan lahan untuk seksi I saat ini sudah mencapai 96 persen, sedangkan untuk seksi II mencapai 97 persen.
Andri menambahkan, seharusnya pada akhir November ini proyek sudah bisa diserahterimakan. Namun, karena masih terkendala pembebasan lahan, akhirnya serah terima dimundurkan tiga bulan menjadi Februari 2019.
”Setelah diserahterimakan, paling tidak pada April sudah menjadi tol fungsional, dengan catatan cuaca terus bersahabat,” katanya.
Pembebasan lahan
Andri mengatakan, masih ada beberapa lokasi yang terkendala pembebasan lahan. Hal itu menyebabkan adanya empat titik ruas tol seksi I Kunciran-Parigi yang masih belum terhubung.
”Titik itu ada di Kunciran, Parigi, dan dua lagi ada di Pondok Jagung,” katanya.
Ia menyebutkan, lahan yang dipermasalahkan tersebut meliputi jalan konblok, makam, dan lahan kosong milik warga. Permasalahan terkait jalan konblok, misalnya, terjadi lantaran ahli waris pemilik mengklaim jalan yang sudah diwakafkan itu milik keluarganya.
”Padahal, sudah sekitar 20 tahun lalu diwakafkan ke warga sekitar,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan, sebuah lahan makam masih memisahkan jalan tol yang sudah rigid di wilayah Paku Jaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan. Ukuran rigid jalan juga tampak ada yang berbeda di beberapa lokasi.
”Tebal rigid jalan tol umumnya adalah 30 sentimeter. Namun, ada yang masih 10 sentimeter karena lahannya masih belum bebas,” ucapnya.
Ruas Tol Kunciran-Serpong yang dibagi menjadi dua seksi ini memiliki panjang 11,14 kilometer. Seksi I sepanjang 6,72 kilometer, sedangkan seksi II sepanjang 4,42 kilometer. (FAJAR RAMADHAN)