Produsen Jamin Ketersediaan Pupuk bagi Petani di Malang
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Memasuki musim tanam Oktober 2018-April 2019, produsen memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mencukupi. Petani masih bisa mendapatkan pupuk meski proses pembuatan kartu tani sebagai syarat mendapatkan pupuk bersubsidi masih dalam proses.
Hal itu mengemuka dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Tahun 2018 di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Selasa (27/11/2018). Kegiatan ini dihadiri, antara lain, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, PT Petrokimia Gresik, Bank Negara Indonesia, Kejaksaan Negeri Malang, dan perwakilan kelompok tani.
”Memasuki musim hujan ketersediaan pupuk tercukupi. Selama 2018, sampai Oktober, sudah tersalurkan rata-rata 72 persen dan sampai November ini sudah sekitar 85 persen,” ujar Staf Perwakilan Daerah Penjualan Wilayah Malang PT Petrokimia Gresik Endi Susilo.
Menurut Endi, Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani di Malang terhadap pupuk bersubsidi cukup besar, yakni 45.000 ton untuk jenis Amonium Sulfate (ZA) dan 65.000 ton untuk urea. Adapun stok pupuk sampai saat ini untuk Malang ada 3.793 ton ZA, 3.185 ton urea, dan organik 2.075 ton.
Untuk mendukung penyaluran, PT Petrokimia Gresik memiliki 4 gudang penyangga, 9 distributor, dan 305 pengecer.
Terkait dengan kartu tani, Endi mengatakan, sejauh ini pencairan pupuk masih menggunakan cara manual. Ada verifikasi dari Kementerian Pertanian. ”Prosesnya setiap bulan dilakukan audit sampling oleh Kementerian Pertanian tentang penyaluran pupuk. Sudah sesuai atau tidak. Ini dilakukan karena pembuatan kartu tani belum rampung 100 persen,” ujarnya.
Kepala Dinas Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang Budiar Anwar mengatakan, jumlah petani di Kabupaten Malang mencapai 105.000 orang, tetapi baru sekitar 60.000 orang yang tercatat oleh BNI untuk mendapatkan kartu tani. Mereka adalah para petani yang memiliki lahan. Dari jumlah 60.000 orang tersebut, baru sekitar 47.000 orang yang telah mendapatkan kartu.
”Data ini terus diperbarui. Tidak semua petani di Kabupaten Malang yang berjumlah 105.000 punya lahan. Ada yang tidak punya lahan, ada juga yang sudah meninggal,” ujarnya.
Menurut Budiar, sepanjang 2018 tidak ada permasalahan terkait dengan pupuk. Ketersediaan pupuk tercukupi sepanjang tahun. Target luas tanam padi di Kabupaten Malang tahun 2018 mencapai 75.000 hektar dan sejauh ini sudah terealisasi sekitar 60.000 hektar.
Sementara itu, salah satu perwakilan kelompok tani dari Kecamatan Ngantang, Purwanto, berharap implementasi kartu tani bisa dilakukan serentak. Dari 5.000 petani yang terdaftar di Ngantang, baru sekitar 1.094 orang yang memperoleh kartu tani.
Menurut Purwanto, persediaan pupuk di Ngantang cukup bagus, kecuali pupuk organik yang serapannya menurun. Hal ini terjadi karena banyak petani di Ngantang yang mengembangkan pupuk organik sendiri bersamaan dengan biogas. ”Di Ngantang ada 4.000 unit biogas. Sumber energi itu juga untuk pupuk,” ucapnya.