JAKARTA, KOMPAS – Kesenjangan mutu pendidikan di berbagai daerah tidak dapat dibiarkan terus terjadi. Dengan adanya berbagai inovasi pendidikan berbasis teknologi karya anak bangsa, komitmen pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia melalui penyediaan layanan pendidikan berkualitas sesungguhnya dapat segera diwujudkan.
Di acara Sesi Bersama Bahas Pendidikan Bagi Negeri (Berbagi) dengan tema Integrasi Teknologi untuk Kemajuan Pendidikan yang didukung Endless Indonesia di Jakarta, Sabtu (24/11/2018), terungkap sejumlah solusi pendidikan yang dihadapi bangsa dengan memanfaatkan teknologi digital. Bahkan, teknologi pendidikan dapat mengatasi keterbatasan akses pendidikan berkualitas di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Hadir dalam disksusi ini Wilita Putrinda dari Inibudi.org, Rizky Muhammad dari Youthmanual.org, Sulasmo Sudharno dari Aksaramaya, serta Country Manager Endless Indonesia Paul Soegianto. Diskusi dimoderatori Novita Angie.
Paul mengatakan, teknologi sebagai sarana penunjang pendidikan terus berkembang yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kesenjangan pendidikan. Namun, teknologi pendidikan harus dapat diakses semua kalangan masyarakat. Termasuk di daerah Indonesia yang kondisi geografisnya menantang, jaringan internet masih belum merata.
Bisa diakses
Menurut Paul, ada kebutuhan perangkat teknologi edukasi yang efisien, efektif, terjangkau, serta dapat bekerja tanpa infrastruktur internet, terutama untuk wilayah yang belum terjangkau internet.
“Dengan kemajuan teknologi, kondisi ini dapat diatasi. Salah satunya lewat komputer edukasi yang ditawarkan Endless. Kami tidak hanya menawarkan sistem operasi yang mudah digunakan, ringkas, dan tidak memerlukan komputer mahal di daerah 3T. Tetapi di komputer edukasi tersedia banyak aplikasi untuk belajar dan bekerja, seperti aplikasi office, ensiklopedia offline, buku teks, video, hingga games edukasi untuk pembelajaran coding,” jelas Paul.
Sementara itu, Wilita mengatakan Inibudi.org sejak 2013 membagikan video yang berisikan materi pembelajaran sesuai kurikulum serta berbagai profesi untuk para guru dan siswa di daerah 3T.
“Penyediaan konten pendidikan yang memudahkan membantu guru menyampaikan pembelajaran dengan mudah dan menarik bagi siswa masih terbatas untuk daerah 3T. Tidak bisa mengandalkan internet untuk dowload (mengunduh) materi. Lewat pembagian flashdisk yang berisi video pembelajaran dan profesi, kendala akses pada konten pendidikan yang sesuai kurikulum bisa diatasi,” ujar Wilita.
Minimnya informasi soal jurusan kuliah dan karir bagi anak muda, membuat banyak orang yang merasa salah pilihan saat kuliah. Akibatnya, pilihan karir pun jadi terbatas dan tidak menjawab kebutuhan dunia usaha dan industri yang berkembang di Indonesia dan global. Kondisi ini diatasi lewat penyediaan platform persiapan kuliah dan karir secara daring yang berbasis data di Youthmanual.org.
Rizky mengatakan Indonesia menghadapi bonus demografi dengan banyak usia produktif yang akan masuk di dunia kerja. Namun, banyak anak muda yang berada di jenjang SMA/SMK yang masih bingung dengan pilihan jurusan kuliah dan karir di masa depan.
“Intervensi harus dilakukan, agar anak muda bangsa punya arah dalam memilih jurusan kuliah dan karir agar bisa unggul dalam profesi mereka di kemudian hari. Sayangnya, tidak ada program atau solusi di sekolah yang memadai. Guru Bimbingan Konsuling di sekolah juga terbatas kapasitasnya. Namun, lewat teknologi pendidikan seperti yang ditawarkan Youthmanual.org, anak muda bisa dibimbing dengan berbagai pilihan jurusan kuliah dan karir yang sesuai profil diri,” jelas Rizky.
Penyediaan buku
Pembelajaran yang berkualitas perlu didukung dengan penyediaan buku-buku teks dan bacaan pendukung. Akses pada buku kini terbuka lebar lewat buku digital seiring berkembangnya perpustakaan digital. Solusi ini ditawarkan Aksaramaya.
Sulasmo mengatakan, dirinya mengembangkan aplikasi perpustakaan digital berbasis media sosial untuk memperkuat budaya literasi masyarakat Indonesia, termasuk melalui dunia pendidikan. Solusi ini bukan hanya menyediakan buku bacaan yang terjangkau masyarakat di mana saja, bahkan gratis. Namun juga dapat menggairahkan kembali dunia penerbitan dan penulisan buku.
“Tantangan saat ini dalam penyediaan konten. Sebab, buku digital yang ada masih dalam bentuk mengubah buku cetak ke digital. Padahal, buku digital yang berkembang juga yang interaktif,” kata Sulasmo.
Berbagai inovasi pendidikan berbasis teknologi yang ditawarkan anak bangsa ini, memang belum optimal dimanfaatkan. Karena itu, kolaborasi pemerintah dan swasta dengan para pegiat dan komunitas pendidikan untuk menyediakan konten yang bermanfaat melalui medium teknologi, menjadi kunci penting bagi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia yang efektif, murah, dan merata.