Dua karya generasi milenial memenangi Festival Millennials Berkarya dan menjadi karya terbaik pada Malam Penganugerahan Penghargaan di Wisma A Yani, Gresik, Jawa Timur, Jumat (23/11/2018). Pemenang terbaik pertama diraih tim Mascoturism dengan karya ”Konservasi Mangrove, Produksi Garam Prisma Kekinian dan Budidaya Kepiting Soka” di Lamongan, Jawa Timur. Pemenang kedua tim Muda Berkarya dengan karya ”Rumah Belajar untuk Kaum Disabilitas dan Pemuda Putus Sekolah di Desa Jelutung, Bangka Belitung”.
Pemenang pertama dan kedua berhak mendapat hadiah masing-masing Rp 75 juta dari PT Semen Indonesia untuk pengembangan proyek. Direktur Pemasaran dan Supply Chain PT Semen Indonesia Adi Munandir mengatakan, pada 2017, Millennials Berkarya mendapat ide dari 50 kelompok milenial untuk membangun proyek infrastruktur sosial.
Pada 2018 ini Millennials Berkarya mendapat ide dari 300 kelompok milenial dari kalangan mahasiswa seluruh Indonesia. Peningkatan antusiasme ini menunjukkan kaum milenial di Indonesia merupakan generasi berpotensi harapan bangsa, penuh kreasi, dan dapat mengadaptasi perubahan.
Sejumlah ide itu lalu disaring menjadi 10 terbaik. Selanjutnya, ke-10 penggagas ide terbaik mengikuti serangkaian acara kompetisi untuk menentukan dua terbaik.
Adi menuturkan, Semen Indonesia ingin senantiasa dekat dengan masyarakat selaku pelanggan. Salah satunya dengan merangkul generasi muda yang nantinya merupakan para calon pelanggan perusahaan di masa mendatang.
”Kami sadar betul bahwa generasi muda menjadi harapan bangsa, harapan di masa depan. Peduli kepada mereka adalah peduli pada masa depan Indonesia,” ujar Adi.
Adi menambahkan, melalui program Millennials Berkarya, perusahaan merangkul generasi muda yang memiliki semangat untuk berkontribusi terhadap lingkungan dan menjadi agen perubahan. Kompetisi untuk kalangan milenial itu diikuti anak muda dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari mahasiswa, wirausahawan, komunitas sosial, hingga profesional muda.
Adi berpendapat, pemuda telah ikut menentukan arah perubahan sejarah. Itu setidaknya terlihat dari kiprah pemuda dalam Sumpah Pemuda, juga saat bangsa dalam persimpangan menentukan merdeka.
”Kami menaruh perhatian pada pemuda penentu arah masa depan bangsa. Investasi anak muda terbesar adalah menginspirasi anak muda lainnya. Generadi muda harus menginspirasi semua generasi. Pemuda yang berkarakter kuat dan kokoh akan menguatkan Indonesia,” papar Adi.
Tahun ini, tidak hanya memberikan penghargaan, tetapi juga memberikan kesempatan kepada 500 anak muda usia 20 hingga 30-an tahun berkumpul di Wisma A Yani, Gresik. Mereka menghadiri malam penghargaan bertajuk ”Festival Millennials Berkarya”.
Itu bagian dari Millennials Berkarya sebagai gerakan yang diciptakan Semen Indonesia untuk segmen muda atau kaum milenial agar berkontribusi positif bagi lingkungan sekitarnya. Disebut gerakan karena Millennials Berkarya lebih dari sekadar program atau rencana. Tetapi, programnya juga dapat diterapkan, yang bisa menginspirasi orang lain, dan dapat berjalan berkesinambungan.
Millennials Berkarya dimulai 2017. Aktivitas Millennials Berkarya tahun 2017-2018 terdiri dari kompetisi proyek infrastruktur sosial, kunjungan proyek, peluncuran base camp Millennials Berkarya, dan Festival Millennials Berkarya.
Selain penghargaan, ratusan anak muda bisa mengikuti talkshow dengan pembicara Kevin Hendrawan (TV host dan Youtuber), Fico Fachriza (komika), dan Vikra Ijaz (Co-Founder Kitabisa.com) yang berbagi pengalaman seputar cerita sukses kehidupan mereka. Para anak muda juga bisa menikmati foodtruck, booth komunitas, kelas mini, dan penampilan bintang tamu Pusakata.
Fico Fachriza menceritakan pengalamannya bagaimana saat SMA menulis buku ditolak penerbit. Tetapi, jalan hidup menjadi komika membuat penerbit yang dulu pernah menolaknya justru menemuinya dan menganggap karyanya bagus.
”Ini padahal barangnya. Jadi, apa hidup memang selucu begini ya,” kata penulis Martabak Asam Manis dan Pencak Silat Tumpeng itu.
Ia juga mengisahkan, saat kecil, melihat billboard film, ia berkata kepada teman-temannya suatu saat dia yang berada di billboard. Temannya meledek tidak mungkin.
Beberapa tahun kemudian, ia membintangi film dan wajahnya nongol di tempat pemasangan billboard. ”Saya tak menyangka Tuhan sebercanda ini. Intinya kalau sudah jadi sosok (figur publik) seolah apa pun yang dihasilkan dan dikatakan jadi baik dan bernilai,” katanya disambut aplaus para muda yang hadir.
Jalan Fico meraih sukses juga tidak selalu mulus. Ia pernah terjerat kecanduan narkoba. Ia tersadar ketika Ernest Prakasa dan Babe, karier rekan sesama komika melesat, ia stagnan.
”Saya tak pernah berurusan dengan BNN ataupun polisi. Saya mengaku kepada ayah, saat melihat berita pilot pesawat pakai narkoba. Saya akhirnya bisa sembuh dan tersadar dengan terapi,” katanya.
Jadi, kata Fico, kadang tak selalu orangtua serba tahu apa yang dilakukan sang anak. Tetapi, orangtua tak harus memarahi anaknya yang salah jalan. Kasih sayangnya yang justru bisa menyadarkan anak akan kesalahan.
Sementara Vikra Ijaz memaparkan kisah suksesnya bersama timnya untuk menggerakkan orang-orang baik menyalurkan dana melalui kitabisa.com. Hingga saat ini ada 16.035 kampanye yang terdanai. Donasi dan zakat tersalurkan mencapai Rp 453,460 miliar untuk berbagai kegiatan kemanusian, sosial, bantuan pengobatan dan lainnya.
”Kami mencoba menghubungkan kebaikan. Kini saatnya bahan bakar kehidupan diisi dengan kasih sayang. Terima kasih kepada orang baik. Semua orang bisa menjadi bagian dari solusi,” ujar Vikra.