Kamis (22/11/2018) malam, bau air hujan belum hilang di sekitar Jakarta Pusat. Malam itu, Jakarta sedikit lebih dingin dari biasanya. Iskandar Widjaja Hadar (32), musisi biola asal Jerman, menghangatkan penikmat musik klasik pada Musik Kamisan di Bentara Budaya Jakarta. Pemuda bertalenta itu memadukan musik hip hop dengan alunan biola yang ia mainkan dalam salah satu pertunjukannya.
Pria yang akrab disapa Issi itu menggelar konser bertajuk Iskandar Widjaja Plays Partitas and Suites. Selain membawakan sepilihan repertoir suite dan partita karya komponis ternama seperti Johann Sebastian Bach, Christian Sinding, dan M Richter, Issi memadukan beat khas musik hip hop dengan gesekan dawai biolanya.
"Saya akan memberi kejutan jika kalian tepuk tangan lagi," kata Issi sebelum memainkan hasil eksperimennya itu.
Dentuman bass digital menjadi pengiring Issi. Ia memainkan biolanya dengan tempo yang cepat mengikuti beat bas digital. Jari-jarinya bergerak lincah menekan dawai. Perpaduan antara suara biola dan musik digital itu membuat beberapa penonton menggerakkan kepala dan kaki sesuai irama bass.
Selain itu, ekspresi Issi menjadi pemanis pertunjukan. Alis, kelopak mata, dan bibirnya seperti menjadi penerjemah alunan yang ia mainkan. Saat bermain, alisnya sesekali mengernyit, matanya menatap ke penonton. Bibirnya ia kerutkan. Ekspresi itu seperti menggambarkan semangat muda yang menggebu.
Sesaat setelah lagu berakhir, penonton bertepuk tangan lama. Beberapa terlihat menggeleng-gelengkan kepala dan bedecak kagum.
Ia mengatakan, eksperimen musik itu ia lakukan sebagai bentuk pandangannya terhadap musik. Menurutnya, musik tidak perlu dibeda-bedakan dengan berbagai macam aliran atau genre. Issi menganggap hal itu akan mempersempit khasanah musik.
"Semua adalah musik," kata cucu dari pemain biola Istana Negara pada masa Presiden Soekarno, Udin Widjaja, itu.
Selain memberi kejutan itu, Issi menyajikan perpaduan biola dan alunan piano. Ia berkolaborasi dengan pianis Indonesia, Edith Widayani.
Bach
Di tengah konser, Issi mengungkapkan kekagumannya kepada komposer ternama asal Jerman, Johann Sebastian Bach. Ia mengatakan, musik Bach begitu menenangkan. Ketika membawakan repertoir Bach, Issi selalu merasakan nuansa baru.
"Membawakan repertoar Bach seperti mendapat beribu kesempatan untuk menginterpretasikan Bach," katanya.
Hal itu ia resapi dari setiap gesekan dawai dan gerakan jarinya. Bach selalu memberi nuansa dan pengalaman baru untuknya. Meskipun, saat membawakan repertoar Bach, ia mengalir mengikuti repertoar Bach yang termasyhur itu tanpa memberi sentuhan lain.
Dalam konser malam itu, Issi membawakan dua repertoar Bach, yakni Partita E Major dan Partita B Minor. Saat membawakannya, ia terlihat begitu larut dan menjiwai. Ekspresi wajahnya berubah, seolah menyampaikan pengalaman yang begitu baru pada lagu yang kerap ia mainkan. (SUCIPTO)