BEKASI, KOMPAS Tumpukan batang-batang pohon memenuhi aliran Sungai Cikeas di perbatasan Kabupaten Bogor dengan Kota Bekasi. Penyumbatan aliran sungai ini berpotensi menimbulkan banjir di 26 perumahan yang ada di sekitarnya.
Sampah itu mengapung hampir 100 meter Minggu (18/11/2018) siang. Sebagian besar berupa potongan bambu ra-rata lebih satu meter. Aliran Sungai Cikeas di perumahan Vila Mahkota Pesona, Kelurahan Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, dan Puri Nusaphala, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, tampak tidak mengalir karena terhambat tumpukan sampah.
Pance Efendi (57), warga Vila Mahkota Pesona mengatakan, sampah bambu itu muncul sejak Rabu (14/11) pukul 10.00. Warga setempat tidak tahu asal sampah itu. Mereka hanya melihat sungai mengalir dari arah hulu Sungai Cikeas.
Menurut Pance, tumpukan sampah itu belum berdampak karena beberapa terakhir tidak turun hujan. “Kami khawatir, banjir tidak bisa terhindarkan saat hujan turun,” ujar Pance.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) Puarman mengatakan, tumpukan itu merupakan akumulasi dari aliran sampah selama sepuluh hari terakhir. Mulanya, tumpukan bambu ditemukan menyumbat Bendung Koja, Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu lalu.
Pihak KP2C bersama warga setempat bekerja sama mengangkut tumpukan sampah yang makin meningkat. Dua hari setelahnya, sampah bambu dengan volume yang lebih besar kembali ditemukan di sungai yang mengalir di antara Vila Mahkota Pesona dan Puri Nusaphala. “Diperkirakan, volume sampah mencapai 1.200 meter kubik,” kata Puarman.
Setelah mendapat laporan KP2C, Dinas Lingkungan Hidup mengirimkan 18 anggota pasukan katak untuk membersihkan sungai. Selain itu, petugas dari Perum Jasa Tirta II dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi pun ikut serta.
Setiap hari, setidaknya 30 personel gabungan ikut membersihkan sungai. Mereka mengangkut sampah secara manual, tidak menggunakan alat berat. Untuk sampah bambu, warga dan relawan KP2C mengumpulkan di tanah kosong untuk kemudian membakarnya.
Tumpukan sampah bambu dari Sungai Cikeas masih diletakkan di pinggir sungai, Minggu (18/11/2018).Ancaman banjir
Puarman mengatakan, di sepanjang daerah aliran sungai, terdapat 26 kompleks perumahan. Jika tumpukan sampah makin menggunung dan menghambat aliran sungai, ancaman banjir di kawasan itu meningkat. Sebab, tanpa tumpukan sampah, wilayah itu sudah rawan banjir akibat luapan air sungai.
Menurut pengamatan Puarman, selama 14 tahun ke belakang pun belum pernah ada tumpukan sampah sebanyak itu. Menurut Puarman, sampah yang biasa mengalir hanya sampah rumah tangga.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Jumhana Luthfi mengatakan asal kedatangan sampah memang belum bisa dideteksi. Namun, bentuknya yang berupa potongan-potongan bambu tersebut menandakan bambu bekas pakai. Ia menduga, bambu tersebut sebelumnya digunakan untuk proyek pembangunan. Ia belum menjalin koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor untuk menyelidiki asal sampah secara lebih lanjut.
Namun, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai, terutama di musim hujan. Setiap hari, pasukan katak pun masih mengangkut setidaknya lima truk sampah dari sungai. “Persoalan ini hanya bisa dicegah dengan membangun kesadaran seluruh pihak untuk menjaga kebersihan sungai,” kata Jumhana.