Di wilayah Jakarta Barat masih ditemukan ”WC helikopter” atau WC berbahan semipermanen di pinggir kali. Beberapa saluran pembuangan warga sekitar juga langsung mengarah ke kali. Hal itu menyebabkan penampakan kali cenderung kotor dan berbau tak sedap.
Sebuah WC helikopter masih ditemukan di RT 001 RW 003 Kelurahan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Tepatnya di bantaran Kali Gendong dan Waduk Tomang. Saluran pembuangan WC tersebut juga mengarah langsung ke kali.
WC digunakan secara bergantian oleh tiga keluarga yang tinggal di area tersebut. Mereka tinggal di bangunan semipermanen berjarak sekitar 10 meter dari WC. Lahan yang mereka tinggali adalah lahan kosong yang sudah lama ditinggal oleh pemiliknya.
Warga mengaku sudah tinggal di lokasi itu selama lebih dari 20 tahun. Selama itu pula mereka terbiasa buang air besar (BAB) di WC helikopter tersebut. Mereka juga membangun kamar mandi berjarak 5 meter dari WC dengan saluran pembuangan yang mengarah ke kali yang sama.
”Dibangun sama warga sini untuk keperluan BAB. Biar langsung ke kali,” kata Maman (50), warga pengguna WC helikopter tersebut, Rabu (14/11/2018) siang.
Saluran pembuangan rumah warga lainnya pun banyak yang mengalir ke Kali Gendong. Air kali berwarna putih keabu-abuan. Bau menyengat tercium dari jarak 10 meter dari kali.
Sekitar 5 meter dari WC helikopter terdapat pintu air Waduk Tomang. Kotoran menumpuk di pintu air itu jika debit air kecil seperti Rabu siang itu. Bangkai binatang juga sering terlihat warga.
”Beberapa tahun lalu pernah itu air meluap karena ada waduk yang jebol. Masuk ke rumah-rumah sini, termasuk kotorannya,” kata Maman.
Air dari Kali Gendong mengalir ke Waduk Tomang. Jika debit air meningkat, pintu air dibuka sehingga air dari Waduk Tomang mengalir ke Kali Sekretaris.
Lokasi waduk berada di tengah permukiman warga perumahan. Sejumlah bangunan indekos berada tak jauh dari situ. Beberapa ratus meter juga terdapat mal, ruko, universitas, hingga jalan tol.
Saluran pembuangan
Di Waduk Tomang, beberapa pekerja dari Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat tengah membangun turap baru di sisi sebelah barat. Pada dinding turap juga banyak terdapat pipa saluran pembuangan dari rumah warga di sekitar waduk.
Salah seorang warga berinisiatif membeli pipa dengan ukuran yang lebih besar dari yang sudah terpasang. Momentum pembangunan turap baru tersebut dimanfaatkan untuk mengganti pipa dengan ukuran 3-4 inci.
”Ya banyak juga yang minta tolong diganti lebih besar. Biasanya hanya 2 inci. Katanya sering mampat kalau segitu,” kata Darojat (50), salah satu pekerja.
Terkejut
Lurah Tanjung Duren Utara Iskandar mengaku terkejut saat mengetahui masih ada WC helikopter di wilayahnya. Selama ini ia mengira bangunan itu adalah gudang milik warga sekitar. Ia berjanji akan mencarikan solusi terkait permasalahan itu.
”WC tersebut dilarang apalagi pembuangannya langsung ke saluran. Kami akan carikan solusi. Kalau mereka tidak mampu, kami akan carikan CSR yang bisa membuatkan WC,” katanya saat ditemui di kantornya.
Ia juga menyatakan sebagian besar warganya sudah memiliki WC komunal. Setiap empat hingga lima rumah warga memiliki satu septic tank. Namun, masih ada permukiman yang memiliki sanitasi buruk di Kelurahan Tanjung Duren Utara.
”Di RT 015 RW 007 sih masih ada. Kumuh. Saluran mikronya kecil. Penduduknya juga padat,” kata Iskandar.
Permukiman tersebut berbatasan langsung dengan Kali Gendong yang mengalir menuju Kali Sekretaris. Jika debit air di Kali Sekretaris tinggi, tak jarang air dari Kali Gendong meluap ke permukiman.
Beberapa penyakit kulit kerap dialami oleh warga. Namun, hingga saat ini belum ditemukan warga yang menderita penyakit dengan kejadian luar biasa. (FAJAR RAMADHAN)