MATARAM, KOMPAS - Bisnis pariwisata Lombok berangsur pulih setelah sejak Agustus lalu sepi kunjungan karena gempa bumi. Kini, sejumlah kawasan wisata mulai bergeliat.
Kawasan yang mulai bergeliat, di antaranya Pulau Gili Nangu, Gili Sudak, Kampung Sasak, dan Mandalika. Dalam kunjungan wisata 16-18 November di Lombok yang diinisiasi Kementerian Pariwisata, ketiga kawasan itu terpantau tak terdampak gempa. Namun, jumlah wisatawan turun seiring anjloknya kunjungan.
Mamak Reren (32), salah satu pemandu wisata di Kampung Sasak mengatakan, sebulan ini kampungnya mulai ramai disinggahi turis. Setidaknya ada tiga rombongan bus yang diisi seratusan turis setiap harinya. “Agustus lalu sangat sepi. Hampir tak ada yang datang, sekarang sudah membaik walau belum pulih seperti sebelum gempa,” kata Reren.
Sebelum gempa, kunjungan di kampungnya bisa mencapai 1.000-an turis sehari. Para turis selain menikmati Kampung Sasak juga berbelanja kain tenun khas desa mereka. Pascagempa, umlah kunjungan turis turun drastis, bahkan pernah tak ada kunjungan sama sekali dalam sehari. Warga yang berjualan kain tenun, gelang, dan kalung hampir tak memperoleh penghasilan.
Hal yang sama juga terjadi di wisata bahari di Gili Nangu dan Gili Kedis. Mendekati libur Natal dan Tahun Baru, cottage di dua pulau kecil ini sudah mulai ramai pengunjung dari Eropa. Mereka bersnorkling di tepi pantai, atau bermain pasir.
Program dan promo
I Gede Artha Sutha supervisor operator dari Nirvana Cottage di Gili Kedis mengatakan, turis sudah mulai datang setelah sepi tiga bulan lamanya. Ia pun mulai menggenjot kedatangan turis dengan memberikan harga promo. “Kami ingin cottage kami penuh seperti sebelum gempa. Dulu sebulan sebelum Natal dan Tahun Baru, penginapan kami sudah dipesan penuh. Sekarang belum,” katanya.
Tarif promo juga diterapkan sejumlah hotel di Kota Mataram. Golden Palace Hotel misalnya, memberikan promo khusus untuk menarik turis kembali. Menurut Humas Golden Palace Hotel, Ida Ayu Nyoman Sri Utami, pemberitaan pascagempa membuat turis takut datang ke Lombok. Mereka juga khawatir tinggal di gedung tinggi. “Gempa memang terjadi namun hotel kami masih layak beroperasi,” kata Ayu sambal menunjukkan bagian-bagian gedung hotelnya.
Kementerian Pariwisata dan Pemerintahan daerah mengadakan berbagai kegiatan berskala internasional dan promo gencar untuk memulihkan pariwisata lombok. Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Wilayah Regional III Kementerian Pariwisata Riki Fauziani mengatakan, timnya sudah berkeliling ke negara-negara tetangga seperti Malaysia. Singapura, hingga Philipina untuk mengundang lagi wisatawan.
Kementerian Pariwisata juga mengadakan familiarisasi trip untuk menunjukkan tidak semua kawasan wisata rusak karena gempa. “Acara berskala nasional juga diadakan ini untuk membuat Lombok kembali ramai,” katanya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia di Nusa Tenggara Barat, Lalu Abdul Hadi F, mengatakan, awalnya tingkat hunian hotel hanya 20 persen pascagempa. Hampir semua orang eksodus dari Lombok. “Kini, perlahan merangkak naik, tapi saya belum menghitung jumlah tepatnya,” katanya.
Untuk kian menggenjot jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia, Kementerian Pariwisata membuat strategi cross border tourism, turisme yang berbasis pada kedekatan. Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Timor Leste menjadi target dari program ini. Strategi ini digunakan untuk menggenjot kunjungan wisatawan asing hingga 20 juta orang pada tahun 2019.