JAKARTA, KOMPAS – Semakin panjangnya jalan tol yang beroperasi memerlukan ketersediaan tempat istirahat dan pelayanan atau TIP. Kebutuhan itu menjadi peluang bisnis untuk menumbuhkan ekonomi lokal.
Menurut rencana, seluruh ruas jalan tol Trans Jawa antara Merak di Banten sampai Surabaya di Jawa Timur sepanjang 870 kilometer (km) akan beroperasi akhir tahun ini. Hingga saat ini 640 km di antaranya telah beroperasi. Angka itu belum termasuk ruas sepanjang 280 km dari Surabaya hingga Banyuwangi yang sebagian masih dalam tahap konstruksi.
Dalam rangka mendukung jalan tol, perlu tempat istirahat dan pelayanan. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 10 Tahun 2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan pada Jalan Tol, TIP dibedakan menjadi tiga, yakni TIP tipe A, tipe B, dan tipe C.
Dengan ketentuan interval 50 km untuk TIP tipe A, maka diperlukan setidaknya 17 TIP tipe A di satu jalur/jurusan untuk tol sepanjang 870 km atau 34 TIP tipe A untuk dua jalur.
Salah satu operator jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menargetkan mengelola 30 TIP berbagai tipe melalui PT Jasamarga Properti. Vice President Related Business Development PT Jasa Marga (Persero) Tbk Denny Abdurachman, Kamis (15/11/2018) mengatakan, berdasarkan peraturan yang berlaku, TIP yang baru wajib menyediakan luasan area untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) minimal 30 persen dari total luas lahan area komersial.
"Pada praktiknya, luasan UMKM di TIP tol Jasa Marga sebagian besar diisi oleh pengusaha UMKM dari daerah setempat sehingga keberadaan TIP dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para pengusaha UMKM daerah,” kata Denny.
Saat ini terdapat TIP yang secara khusus didesain dengan konsep UMKM, yakni di ruas tol Batang-Semarang di KM 360. Tempat istirahat dan pelayanan hasil kerja sama beberapa badan usaha milik negara (BUMN) tersebut akan menyediakan lokasi bagi penyewa (tenant) UMKM sampai 70 persen.
Konten lokal
Menurut Denny, setiap TIP yang dikelola PT Jasamarga Properti harus memiliki kekhasan dengan mengutamakan konten lokal berupa kuliner dan hasil kerajinan masyarakat setempat. Dengan demikian, selain sebagai tempat istirahat, TIP diharapkan juga menjadi etalase kekhasan produk maupun kearifan lokal.
Saat ini, Jasamarga Properti tengah merancang TIP yang dapat menyediakan fasilitas hotel untuk tempat istirahat para pengguna tol. Hal ini dimungkinkan melalui Peraturuan Menteri PUPR 10/2018 Pasal 6 yang menyebutkan bahwa TIP tipe A dapat dilengkapi dengan fasilitas inap pada ruas jalan tol antarkota. Luas TIP tipe A paling sedikit 6 hektar. "Untuk lokasi dan rencana pengembanganya masih dalam tahap evaluasi," ujar Denny.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Bintang Perbowo mengatakan, selain membangun tol Trans Sumatera yang ditugaskan oleh pemerintah, pihaknya menyiapkan pengembangan TIP di ruas-ruas tol tersebut. Beda dengan TIP jalan tol di Pulau Jawa yang luasannya 5-10 hektar, pihaknya berencana membangun TIP dengan lahan yang lebih luas.
"Kami sedang minta izin, kalau TIP cuma 5-10 hektar itu sepertinya kurang besar, karena ternyata bisa membuat macet pas musim libur. Maka kami akan kerja sama dengan PTPN supaya bisa mendapat tanah lebih luas sampai 100 hektar," ujar Bintang.
Menurut Bintang, dengan TIP yang luas, kapasitas untuk parkir kendaraan lebih banyak. Selain itu, TIP akan dibuat menarik sehingga dapat sekaligus menjadi tujuan wisata. Namun, untuk melaksanakannya pihaknya berencana menggandeng pengembang lain.
Terkait pembangunan tol Trans Sumatera, Hutama Karya tengah membangun 8 ruas penugasan sepanjang 625,83 km dan ditargetkan akan beroperasi penuh pada tahun 2019.