BEKASI, KOMPAS -- Sosialisasi aturan ganjil-genap di gerbang tol perlu dilakukan dengan baik agar tersampaikan kepada seluruh pengguna jalan. Sejumlah pengendara yang melintas belum pernah mendengar rencana aturan tersebut.
Rencana sistem ganjil-genap yang akan berlaku di Gerbang Tol (GT) Tambun dalam waktu dekat mulai disosialisasikan kepada pengendara pada Kamis (15/11 /2018) pagi. Sistem ini merupakan salah satu solusi untuk mengantisipasi kemacetan pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek selama pembangunan tiga proyek infrastruktur.
Pantauan di depan Gerbang Tol (GT) Tambun pada Kamis siang, sebuah spanduk berisi pemberitahuan aturan ganjil-genap terpasang di dekat Kantor Gerbang Tol Tambun. Selain spanduk tersebut, sekitar 250 meter sebelum gerbang tol, terdapat papan pesan elektronik (Electronic Message Sign/EMS) yang mengeluarkan himbauan kepada pengendara tentang sistem baru tersebut.
Selain dua pemberitahuan itu, belum terlihat bentuk sosialisasi lain di sekitar wilayah gerbang tol hingga ke kawasan Grand Wisata. Beberapa pengendara mengatakan tidak mengetahui rencana ganjil-genap pada GT Tambun. Salah satu pengguna jalan, Iman (31) mengatakan tidak pernah mendengar adanya aturan baru itu. Iman baru mengetahuinya ketika membaca spanduk yang terpasang.
Iman menuturkan, sebaiknya sosialisasi aturan baru tersebut dilakukan lebih masif. Pemasangan spanduk tidak hanya dilakukan di dekat gerbang tol, tetapi juga pada wilayah sekitar. Hal ini amat berguna bagi pengendara yang tidak mengetahui adanya sistem baru.
"Kami sebagai pemakai jalan juga bisa siap-siap mencari jalan lain atau berangkat lebih cepat. Kalau hanya dipasang di dekat tol saja kan sama saja bohong," ucapnya.
Hal sama juga diungkapkan oleh Kris (48). Sebelum ia memasuki gerbang tol, Kris belum melihat satupun spanduk atau bentuk pengumuman lain mengenai ganjil-genap di GT Tambun. Dirinya bahkan sempat mengira aturan tersebut telah berlaku saat membaca papan pesan elektronik di dekat gerbang tol.
Selain melalui spanduk, ia juga menyarankan agar sosialisasi dilakukan pada tempat orang-orang berkumpul seperti pusat perbelanjaan atau restoran. Dengan begitu, informasi akan tersampaikan kepada seluruh masyarakat dengan merata.
Mereka juga tidak perlu membuat acara-acara besar. Cukup dengan memberikan selebaran atau pemasangan pengumuman pada tempat tersebut, Kris yakin informasi mengenai aturan baru dapat sampai lebih cepat dan efektif.
"Bisa juga melalui media sosial, sekarang, kan orang-orang menggunakan ponselnya untuk update informasi," Kris mengungkapkan.
Terkait masalah sosialisasi, Deputy General Manager Traffic Management Tol Jakarta-Cikampek PT Jasa Marga Cece Kosasih mengatakan, sosialisasi yang akan dilakukan adalah pemasangan spanduk pemberitahuan pada titik-titik yang dinilai strategis. Beberapa petugas dan papan pengumuman elektronik portabel (Portable Changeable Message Signs/PCMS) akan disiagakan pada jam aturan ganjil-genap di depan gerbang tol.
Pemberian selebaran (flyer) kepada pengendara juga akan dilakukan selama masa sosialiasi. Himbauan langsung pun akan diberikan kepada pengendara yang hendak melintasi gerbang tol tetapi tidak sesuai aturan.
"Spanduk-spanduk akan kami tambah untuk menjangkau seluruh warga. Untuk saat ini, kendaraan yang melanggar belum akan kami tindak,” jelasnya.
Cece mengungkapkan aturan ganjil-genap yang telah dilakukan pada GT Bekasi Barat dan Bekasi Timur belum memberi dampak signifikan terhadap pengurangan volume kendaraan di ruas Tol Jakarta-Cikampek. Kebanyakan pengendara mobil mengakalinya dengan masuk dari GT Tambun yang tidak terkena aturan tersebut.
Perpindahan ini tidak membuat arus lalu lintas lengang, melainkan menimbulkan kepadatan di wilayah Tambun. Padahal, aturan tersebut diharapkan mampu membuat pengguna mobil pribadi beralih ke moda transportasi umum.
"Setelah dievaluasi memang ada penurunan jumlah kendaraan pada GT Bekasi (Barat dan Timur), tetapi ada peningkatan di GT Tambun," kata Cece.