[caption id="attachment_9636723" align="alignnone" width="1024"] Rama Adrian[/caption]
JAKARTA, KOMPAS — Acara-acara hiburan besar dengan tiket mahal biasanya rentan terhadap tindak percaloan dan pemalsuan tiket. Untuk mengantisipasi itu, perusahaan layanan manajemen tiket daring acara dan hiburan, LOKET, memaksimalkan peran teknologi.
VP Consumer Solutions LOKET Rama Adrian mengatakan, salah satu cara yang dilakukan LOKET untuk menghindari calo dan tiket palsu adalah mengustomisasi penjualan tiket. Dalam membeli tiket, seseorang harus mendaftarkan identitas orang yang akan menyaksikan acara yang digelar.
”Acara-acara yang sarat dengan calo dan tiket palsu, seperti konser, penjualan tiketnya mulai diterapkan seperti penjualan tiket pesawat. Para penonton harus punya ID masing-masing. Jadi masuk berdasarkan ID. Kalau sudah begitu, calo sudah enggak bisa ngapa-ngapain,” kata Rama di Jakarta, Kamis (15/12/2018).
Namun, cara itu, menurut Rama, agak kompleks dari segi operasional karena panitia harus mengecek tiket penonton satu-satu untuk mengecek keasliannya. Oleh sebab itu, cara tersebut disesuaikan dengan kebutuhan.
Selain penggunaan ID, cara lain yang biasa dilakukan LOKET untuk mengatasi calo dan pemalsuan tiket adalah membatasi jumlah tiket yang bisa dibeli satu akun. Satu surel dibatasi hanya bisa membeli maksimal dua tiket.
Menurut Rama, pembelian tiket secara banyak sebenarnya tidak masalah asalkan bertanggung jawab. Namun, pada beberapa kasus, ada oknum yang membeli tiket banyak, kemudian memperbanyaknya, sehingga yang beredar adalah tiket palsu. Tindakan ini bisa merugikan promotor ataupun penonton.
Rama menambahkan, praktik percaloan dan pemalsuan tiket sulit untuk benar-benar dihilangkan. Oleh sebab itu, penggunaan teknologi bisa menjadi jalan keluar dari persoalan tersebut.
”Ketika tiketnya mahal, oknum mulai mencari celah. Mereka jago dalam membuat kecurangan. Dari teknologi kitalah yang seharusnya mengatasi permasalahan itu,” ujarnya. (YOLA SASTRA)