Ruang Kelas dan Mutu Guru Sama-sama Bermasalah di NTT
Oleh
Videlis Jemali
·3 menit baca
OELAMASI, KOMPAS — Ruang kelas rusak banyak ditemui di Nusa Tenggara Timur. Namun, selain masalah ruang kelas, hal mendesak lain yang perlu dibenahi adalah kualitas guru.
”Masalah sekolah rusak kami akui, tetapi yang paling urgen masalah manusianya yang butuh desain atau rekayasa guna meningkatkan mutu pendidikan. Itu yang menjadi fokus kami,” tutur Gubernur NTT Viktor B Laiskodat, di Desa Retraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, NTT, Senin (12/11/2018).
Viktor menyatakan itu di sela-sela peresmian dan penyerahan empat sekolah dasar di Kabupaten Kupang yang selesai direnovasi dan dibangun baru oleh Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim. Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur PT Astra International Tbk Paulus Bambang Wijanarko, Ketua Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim Herawati Prasetyo, serta Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang Imanuel Baun.
Hingga akhir 2017, tercatat 15.390 ruang kelas di semua jenjang pendidikan di NTT dalam kondisi rusak berat, rusak ringan, dan rusak sedang.
Menurut Viktor, dalam kondisi keterbatasan anggaran, banyak bangunan atau gedung bisa dipakai untuk kegiatan belajar, termasuk rumah ibadah yang tersebar hingga kampung-kampung. ”Sekali lagi tempat bukan masalah. Masalah utama pendidikan di NTT adalah kualitas guru dan penunjang pembelajaran seperti buku,” katanya.
Bantuan Astra
PT Astra International Tbk merenovasi dan menambah ruang kelas baru di empat sekolah dasar di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Lima sekolah lainnya mulai dibangun akhir tahun ini hingga tahun depan.
Bantuan tersebut dari Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim, lembaga nirlaba yang menyelenggarakan tanggung jawab sosial khusus bidang pendidikan PT Astra International Tbk.
Sekolah-sekolah tersebut dibangun dalam 10 bulan terakhir. Lima sekolah yang selesai pembangunannya adalah Sekolah Dasar Negeri Sonraen, SDN Buraen I, SDN Buraen II, SDN Retraen.
Tak hanya merenovasi ruang-ruang kelas yang sebelumnya dinding dan lantainya retak, dibangun juga ruang kelas baru dan fasilitas standar lainnya, seperti perpustakaan, unit kesehatan sekolah, aula, gedung, dan sumur air bersih. Bahkan, di depan setiap ruang kelas dipasang tempat cuci tangan.
Seluruh ruang kelas dan fasilitas sekolah berlantai keramik. Kursi dan papan tulis juga baru.
Senin (22/11/2018), empat sekolah yang telah direnovasi diresmikan dan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Kupang di SDN Retraen.
Adapun lima sekolah yang akan dibangun kemarin dilakukan peletakan batu pertama secara simbolik di Sekolah Dasar Inpres Bokong I, Kecamatan Takari. Ruang kelas di SDI Bokong banyak yang retak. Dinding retak, baik di dalam ruangan maupun di luar. Lantai juga retak.
Bambang menyatakan, dengan pembangunan ruang kelas dan fasilitas lainnya serta pelatihan para guru di Kecamatan Amarasi Selatan dan Takari, kualitas pendidikan diharapkan makin membaik. ”Kami ingin anak-anak di sini setara dengan di daerah maju lain. Kami harap dengan ini akan muncul generasi yang membanggakan bangsa-negara, yakni generasi unggul,” ujarnya.
Herawati menguraikan, sejak 2016, yayasan telah melatih 126 guru dengan dampak diterima 1.392 peserta didik dari 10 sekolah dasar di Kabupaten Kupang. Dengan tidak mencakup semua sekolah, diharapkan guru yang telah mengikuti pelatihan membagi pengalamannya ke sekolah lain demi peningkatan mutu pembelajaran.
Bentuk pelatihan para guru, antara lain, dengan mengenalkan metode pembelajaran yang asyik dan melakukan penelitian tindakan kelas.
Eflin (8), siswa kelas III SDN Sonraen, menuturkan, dirinya sangat senang dengan kondisi sekolah bagus. ”Saya jadi semangat untuk belajar,” ujarnya.