JAKARTA, KOMPAS — PT Pindad (Persero) memperkenalkan kendaraan tempur terbarunya Tank Harimau pada pameran teknologi industri pertahanan Indo Defence 2018 Expo and Forum di Jakarta, Rabu-Sabtu (7-10/11/2018). Tank medium yang dikembangkan bersama FNSS, perusahaan industri strategis asal Turki, ini siap diproduksi secara massal.
Ada dua unit Tank Harimau yang diperkenalkan dalam kesempatan ini. Tank yang diproduksi di Indonesia ditempatkan di dalam area pameran di gedung Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, sedangkan tank yang diproduksi di Turki dipamerkan di lapangan bersama sejumlah kendaraan tempur lainnya.
Direktur Bisnis Produk Hankam PT Pindad Widjajanto mengatakan, pembuatan Tank Harimau dimulai sejak 2015 dan selesai sekitar April 2018. Tank ukuran sedang ini sudah lulus uji sertifikasi oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat, antara lain uji ledak, uji jelajah, dan uji tembak, sehingga siap diproduksi massal.
“Kita sudah mampu produksi massal. Kita sedang menunggu kontrak pengadaan dari Kementerian Pertahanan,” kata Widjajanto di sela-sela pameran, Jumat (9/11/2018).
Widjajanto melanjutkan, selain untuk dalam negeri, Tank Harimau juga akan diekspor. Sejauh ini, sudah ada dua negara, di kawasan ASEAN dan Asia Selatan, yang tertarik dengan kendaraan tempur antiranjau dan memiliki ketahanan balistik sampai 30 milimeter itu. Terkait harga per unitnya, Widjajanto tidak bersedia menyebutkan.
“Tanggal 20-an November ini, kami akan melakukan uji tembak dengan negara peminat Tank Harimau,” ujarnya.
Pada hari pembukaan pameran, Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, belum banyak negara yang memproduksi tank medium. Baru tiga negara yang memproduksi tank ini, yaitu Indonesia, Jepang, dan Polandia (Kompas, 8/11/2018).
Abraham menambahkan, pihaknya sudah siap memproduksi massal Tank Harimau. Pada 2018, Pindad mampu memproduksi 25-30 unit dan bisa mencapai 50 unit pada tahun berikutnya.
Spesifikasi
Dengan bobot sedang, yakni 30 ton, Tank Harimau memiliki power to weight ratio 24 tenaga kuda per ton. Tank bisa melaju dengan kecepatan maksimal lebih dari 70 kilometer per jam.
Kapasitas kru yang bisa dimuat tank tiga orang, yaitu komandan, penembak, dan pengemudi. Tank tidak membutuhkan kru untuk mengisi peluru karena sudah dilengkapi pemuat peluru otomatis (autoloader) dengan 12 butir peluru di kubah (turret) dan 26 butir peluru cadangan di dalam lambung tank (hull).
“Tank ini cocok dengan kondisi medan di Tanah Air. Dengan bobot 30 ton (sedang), Tank Harimau memiliki daya hancur besar dengan senjata utama berkaliber 105 milimeter,” ujarnya. Indonesia, kata Widjajanto, tidak memiliki medan perang terbuka, jalannya sempit, banyak jembatan, dan kendala alam lainnya. Tank medium lebih cocok dibandingkan tank berat yang bobotnya berkisar 60 ton.
Tank Harimau dilengkapi berbagai teknologi terbaru, antara lain sistem kewaspadaan mandiri, sistem alarm ketika ditarget musuh; sistem pemburu musuh; sistem manajemen pertempuran; dan sistem proteksi hingga level 5, proteksi balistik tingkat tertinggi. (YOLA SASTRA)