Kompetisi Mahasiswa Bidang Bisnis Dibutuhkan untuk Hadapi Globalisasi
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam menghadapi persaingan bisnis di era globalisasi, dibutuhkan persiapan sejak dini agar Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara lain. Salah satunya melalui kegiatan yang mengasah kreativitas generasi muda dalam berinovasi.
Salah satu kegiatan yang mendorong kreativitas generasi muda dalam berbisnis, yaitu Marketition yang diadakan oleh Universitas Prasetiya Mulya pada Sabtu (10/11/2018) di Jakarta. Kompetisi ini bertujuan mendorong mahasiswa mengaplikasikan teori bisnis yang telah dipelajari untuk menyelesaikan kasus yang ada di bisnis nyata.
Kegiatan tahunan di bidang pemasaran ini telah berjalan sebanyak tujuh kali ini. Tahun ini, Marketition mulai merambah ke tingkat internasional. Selain dari Indonesia, kegiatan ini diikuti oleh peserta dari Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Direktur Sumber Daya Manusia Unilever Indonesia Willy Saelan mengatakan, kegiatan ini dapat menjadi masukan kepada perusahaan untuk menemukan ide baru. “Kami menekankan gagasan yang mampu mewakili visi perusahaan dan peduli pada lingkungan,” kata Willy.
Menurut Willy, kegiatan semacam ini dapat memperluas talenta yang ada di masyarakat, sehingga dapat mengembangkan perusahaan. Pengajar di Universitas Prasetiya Mulya Fathony Rahman mengatakan, kegiatan ini dapat menjadi bagian untuk menghadapi persaingan di tingkat regional.
Pada tahun ini, kompetisi ini dimenangkan oleh tim Minions dari PPM School of Management. Proses penjurian dilakukan secara tertutup dengan dewan juri dari Unilever, Universitas Prasetiya Mulya, dan Pendiri Toko Kopi Tuku Andanu Prasetyo.
Selama proses kompetisi, Willy menemukan banyak masukan yang dapat diterapkan dalam berbisnis. “Kami menilainya mulai dari gagasan hingga pengimplementasian,” tuturnya.
Menurut Willy, beberapa peserta ada yang memiliki terobosan baru, tetapi ada juga yang terkesan pragmati. Meskipun demikian, ia tetap mengutamakan kejelasan ide dan cara mengimplementaikan gagasan tersebut.
Ia menyoroti bagian target pasar yang ingin disasar oleh para peserta. “Segmentasi dari para peserta harus jelas sehingga ide tersebut dapat diproses ke tahap selanjutnya,” kata Willy.
Fathony menambahkan, analisa pasar harus jelas sehingga strategi yang dipilih tepat sasaran. Hal tersebut akan berpengaruh pada elemen lainnya.
Dari kompetisi ini, Fathony menemukan sebuah terobosan baru dari tim yang berasal dari Thailand. Tim tersebut memiliki anggota gabungan dari Thailand, Vietnam, dan Filipina. Dari fenomena ini, Fathony mengajak masyarakat Indonesia untuk segera memperbaiki diri karena di era globalisasi, persaingan sangat ketat karena melibatkan lebih banyak orang dan antarnegara.
Ketua acara Marketition Chandra Goldie Aulia mengatakan, setiap tahun kegiatan ini memiliki tantangan baru untuk menjaga nilai profesionalitas. Selain sebagai portofolio, ide yang muncul dari kegiatan ini beberapa kali diimplementasikan ke bisnis yang nyata.
Inovasi
Ketua Tim Minions Wendy Andryan menuturkan, kunci keberhasilan dari timnya memenangkan kompetisi ini, yaitu karena berani berinovasi. Mereka mengeluarkan produk es krim dengan target pasar generasi milenial.
“Keunggulan kami yaitu berani mengeluarkan produk dan kemasan menggunakan teknologi baru yang belum ada di pasaran,” tutur Wendy. Ia menjelaskan, timnya fokus pada kombinasi kemasan dan rasa yang ada pada produk.
Agar tepat sasaran, Tim Minions melakukan riset selama dua bulan. Riset tersebut dilakukan kepada generasi milenial yang mereka sasar. Mereka berharap, gagasan mereka dapat digunakan di bisnis yang nyata. Namun, untuk mencapai harapan tersebut, maka dibutuhkan inovasi yang lebih mendalam.