CEO Goldman Sachs Sesalkan Karyawannya Terlibat Kasus 1MDB
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·2 menit baca
Chief Executive Officer Goldman Sachs David Solomon mengaku merasa ngeri karena dua mantan karyawannya ”secara terang-terangan melanggar hukum” terkait dengan perusahaan investasi negara Malaysia, 1Malaysia Development Berhad. Dua mantan bankir Goldman bersama seorang ahli investasi Malaysia dituntut pidana oleh otoritas kejaksaan Amerika Serikat dalam kasus itu.
”Jelas sangat menyedihkan melihat dua mantan karyawan Goldman Sachs melanggar kebijakan kami dan secara terang-terangan melanggar hukum,” kata Solomon dalam wawancara dengan Bloomberg TV di Singapura. ”Saya merasa ngeri tentang fakta bahwa orang-orang itu bekerja di Goldman Sachs ,” ucapnya.
Para jaksa AS mengumumkan pekan lalu bahwa Tim Leissner, mantan mitra Goldman Sachs di Asia, mengaku bersalah atas persekongkolan pencucian uang dan konspirasi yang melanggar Undang-Undang Praktik Korupsi Asing serta menyetujui hilangnya modal senilai 43,7 juta dollar AS.
Roger Ng, mantan bankir Goldman lainnya yang juga dituntut, ditangkap di Malaysia dan diperkirakan akan diekstradisi. Goldman juga membebastugaskan mantan wakil kepala investasi perbankan di Asia, Andrea Vella, atas perannya dalam keterlibatan perusahaan di kasus korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Manajemen Goldman Sachs dalam pengajuan surat berharga pada akhir pekan lalu juga menyatakan, mereka terancam hukuman atas transaksi terkait dengan 1MDB. Ditanya apakah bisa memberikan jaminan bahwa tidak ada petinggi Goldman Sachs yang telribat, Solomon mengatakan, ”Kami mematuhi dan mengendalikan perusahaan kami dengan sangat serius, kami selalu.... Kami akan terus bekerja sama dengan pihak berwenang dan proses itu akan dilanjutkan.”
Menurut jaksa, bank investasi itu menghasilkan sekitar 600 juta dollar AS dalam biaya untuk pekerjaannya dengan 1MDB, termasuk tiga penawaran obligasi pada 2012 dan 2013 yang menghasilkan 6,5 miliar dollar AS. Leissner, Ng, dan yang lainnya menerima bonus besar sehubungan dengan pendapatan itu. Menteri Keuangan Malaysia Lim Guan Eng mengatakan kepada Reuters pada Juni bahwa pemerintah akan melihat kemungkinan mencari klaim dari Goldman Sachs.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan, Malaysia akan mencari tahu mengapa Goldman dibayar sekitar 600 juta dollar AS, jumlah yang dikatakan para kritikus melebihi tingkat normal.
Goldman Sachs bersikeras, biaya yang besar itu muncul karena ada risiko tambahan yang ditanggungnya, membeli obligasi yang tak bernilai, sementara bank investasi itu harus mencari pembeli.
Kasus 1MDB juga menjerat mantan PM Malaysia Najib Razak dan istrinya. Pemerintahan baru melarang keduanya meninggalkan Malaysia. (REUTERS)