PARIS, JUMAT--Marin Cilic dan Dominic Thiem merebut dua tiket terakhir turnamen Final ATP. Turnamen akhir musim di The O2 Arena, London, Inggris, pun akan menjadi panggung petenis terbaik 2018 yang umumnya petenis senior. Cilic akan tampil untuk keempat kalinya dalam Final ATP setelah 2014, 2016, dan 2017. Adapun Thiem bertanding untuk ketiga kali beruntun.
Musim ini, Cilic menjuarai turnamen pemanasan Wimbledon, Queen\'s Club, di London dan menjadi finalis Australia Terbuka. Dia juga menjadi semifinalis dua turnamen ATP Masters 1000, yaitu di Roma dan Cincinnati. Dia menempati peringkat ketiga dunia pada 29 Januari 2018.
Thiem menandai prestasi tertingginya pada 2018 dengan menjadi finalis Perancis Terbuka. Petenis peringkat kedelapan dunia itu meraih tiga gelar juara pada tahun ini.
Tiket yang didapat Cilic dan Thiem itu melengkapi enam nama yang telah dinyatakan lolos berdasarkan Daftar Peringkat Menuju London. Mereka adalah Rafael Nadal, Roger Federer, Novak Djokovic, Alexander Zverev, Kevin Anderson, dan Juan Martin Del Potro.
Namun, formasi tersebut bisa berubah jika Nadal dan Del Potro yang cedera batal tampil. Nadal mengalami cedera otot perut, sedangkan Del Potro cedera lutut kanan. Keduanya tak tampil di Paris. Kei Nishikori dan John Isner pun berpeluang menggantikan mereka.
Media di Argentina sebenarnya telah memberitakan akan absennya Del Potro di London. Akan tetapi, ATP belum mengumumkan petenis yang batal tampil.
Didominasi senior
Jika Nadal dan Del Potro memutuskan tetap bertanding di London, Final ATP didominasi petenis berusia 30 tahun ke atas. Hanya Zverev yang masih berusia 21 tahun dan Thiem (25).
Berbeda dengan arena tenis putri, persaingan tenis putra masih didominasi petenis-petenis senior. Empat grand slam musim ini misalnya, dijuarai Federer (Australia Terbuka), Nadal (Perancis Terbuka), serta Djokovic (Wimbedon dan AS Terbuka).
Di Paris, Cilic sebenarnya terhenti pada perempat final, Jumat (2/11/2018) malam waktu setempat atau Sabtu dinihari waktu Indonesia. Dia dikalahkan Djokovic, 6-4, 2-6, 3-6. Namun, itu tak menghalanginya lolos ke London.
Kemenangan Djokovic pun menciptakan semifinal "kelas berat", yaitu melawan Roger Federer, pada Minggu dinihari waktu Indonesia. Di perempat final, Federer menang atas Nishikori, 6-4, 6-4.
Djokovic memenangi perempat finalnya meski dalam kondisi tidak fit. "Saya mencoba bertahan pada pertandingan tadi. Saya mengalami flu. Tak mudah bertanding setiap hari dalam kondisi seperti ini, kondisi saat energi tak setinggi biasanya," tutur Djokovic.
Pada pertandingan lain, Federer memperpanjang dominasinya atas Nishikori. Federer tujuh kali menang dari sembilan pertemuan dengan petenis Jepang tersebut, lima di antaranya dalam straight sets.
Pertemuan Federer-Djokovic pun menjadi yang ke-47 sejak mereka pertama kali bertemu pada Monte Carlo Masters 2006. Federer memenangi empat pertemuan pertama, namun Djokovic unggul dalam tiga pertemuan terakhir, termasuk di final Cincinnati Masters, Agustus.
"Saya tahu, Novak telah kembali pada permainan terbaiknya. Melawan dia selalu menjadi pertandingan berat. Tetapi saya selalu siap dan tanpa beban melawan dia," kata Federer.
Pada semifinal lain, Thiem melawan Karen Khachanov menjadi pertemuan pertama mereka. Khachanov mengalahkan Zverev, 6-1, 6-2, yang mengalami cedera bahu kanan, sementara Thiem menghentikan juara bertahan, Jack Sock, 4-6, 6-4, 6-4. (Reuters)