PURBALINGGA, KOMPAS -- Wisata paralayang sedang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga tepatnya di Gunung Lompong, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Wisata di sekitar kaki Gunung Slamet sisi timur terus dikembangkan untuk mendongkrak wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
"Ini uji coba yang kedua kalinya. Ternyata di Purbalingga memiliki potensi untuk kegiatan penerbangan paralayang. Ke depan ini akan dikembangkan untuk jadi destinasi wisata yang menarik banyak orang," kata Pelaksana Tugas Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Sabtu (3/11/2018) saat meninjau ujicoba paralayang.
Pratiwi mengatakan, wisata paralayang potensi menarik wisatawan seperti yang sudah dikembangkan di Puncak, Bogor. Pemerintah Kabupaten Purbalingga akan segera mengecek status lahan dan menyiapkan sarana dan prasarana pendukung paralayang. Ditargetkan pada 2019 wisata minat khusus itu dapat segera direalisasikan.
Ketua Umum Pengurus Paralayang Kabupaten Purbalingga Dian Listiarini menyampaikan kondisi cuaca saat ujicoba cukup baik dan mendukung penerbangan paralayang. Kecepatan angin berkisar 15-20 knot dan meski sempat kabut, tapi pukul 10.15 kabut menghilang. “Lokasi ini berada di ketinggian 1.314 mdpl. Jarak dengan titik landing 1 kilometer dan beda ketinggian 190 meter,” kata Dian.
Menurut Dian, perlu areal lapang ukuran 25 meter x 25 meter untuk take off dan jarak pandang mencapai 400 meter untuk layak terbang. Di sejumlah tempat wisatawan yang ingin terbang bersama pilot profesional bisa mengeluarkan biaya berkisar Rp 350.000 sampai Rp 800.000.
Indri (22) atlet paralayang dari Kabupaten Boyolali mengapresiasi ujicoba tersebut. “Rasanya asyik karena saya dibawa oleh pilot profesional. Kesan pertama saya amazing,” kata Indri.
Wilayah Kutabawa berada di dekat Desa Wisata Serang, Purbalingga yang saat ini sedang berkembang menjadi destinasi wisata unggulan selain Owabong dan juga Goa Lawa Purbalingga.
Kepala Desa Serang Sugito menyampaikan, setiap bulan ada sekitar 50.000 pengunjung yang datang ke Lembah Asri Serang, Purbalingga. Di tempat ini ada wisata petik buah strawberry, taman bunga, serta sejumlah wahana permainan. Dua tahun ke depan, lanjut Sugito, mulai masuk investor yang akan mengembangkan wilayah Serang. “Investor dari Korea akan membangun resor dengan nilai investasi Rp 97 miliar di lahan seluas 23 hektar milik 80 orang yang akan disewa selama 30 tahun,” kata Sugito.
Selain dari Korea, ada juga investor dari Jakarta yang akan berinvestasi hingga Rp 1 triliun antara lain untuk membangun pasar wisata, kolam renang, dan bioskop. “Tanah yang disediakan seluas 250 hektar. Kerja sama dengan pemilik tanah akan berlangsung hingga 15 tahun. Saya berharap ke depannya, wilayah ini akan seperti wisata di Batu, Malang,” katanya.