JAKARTA, KOMPAS — Operasi pencarian oleh tim SAR pada Sabtu (3/11/2018) difokuskan pada pencarian bagian kotak hitam perekam percakapan di kokpit atau cockpit voice recorder (CVR). Tim evakuasi dari SAR gabungan telah mendengar suara ping dari CVR tersebut, Sabtu pagi, dan saat ini penyelam diturunkan untuk mencari posisi CVR itu.
Kepala Basarnas Muhammad Syaugi, Sabtu, mengatakan, suara ping terdengar tak jauh dari kapal Victory milik Pertamina. Sinyal itu diakui Syaugi terdengar lemah.
”Kurang lebih jaraknya 50 meter dari buritan kiri belakang kapal. Saat ini kita sedang turunkan penyelam untuk mencari di daerah situ,” ucap Syaugi dalam konferensi pers di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta Utara.
Hingga Sabtu siang, sudah ada beberapa temuan besar yang sudah diangkat, seperti dua turbin pesawat, dua roda pesawat, dan temuan besar lainnya. Menurut Syaugi, sudah ada penyelam yang melihat badan pesawat, tetapi ia belum dapat memastikan karena belum melihatnya secara langsung.
Syaugi optimistis badan pesawat dan CVR akan segera ditemukan. ”Kemungkinan itu ada. Saya yakin tempatnya tidak jauh dari lokasi itu karena kami sudah menyapu di sekitar titik itu,” ucapnya.
Penyelam gugur
Dalam operasi di hari ke-6 ini, Basarnas menurunkan 159 penyelam yang berasal dari sejumlah instansi. Titik penyelaman, menurut Syaugi, juga telah dibagi sehingga penyelam dapat bekerja efektif.
Syaugi turut berduka atas meninggalnya personel Indonesia Dive Rescue, Syahrul Anto, dalam operasi penyelamatan pada Jumat sore.
”Almarhum adalah personel yang kualitasnya tinggi, militan, senior, jam selamnya cukup tinggi. Kalau Tuhan menghendaki lain, tidak ada satu pun yang mampu kita cegah,” ujar Syaugi.
Sementara itu, Team Leader Indonesia Dive Rescue Bayu Wardoyo, saat ditemui di JICT, mengatakan, Syahrul adalah penyelam yang andal. ”Dia sudah sering ikut misi-misi seperti ini. Saat kecelakaan pesawat Adam Air dulu, dia membantu operasi pencarian selama tiga minggu,” lanjutnya.
Menurut Syaugi, tidak ada prosedur yang salah dalam penyelaman. Prosedur tersebut termasuk prosedur terkait kesehatan penyelam, peralatan, dan teknik, dan semuanya telah dipenuhi. ”Tidak ada satu pun yang terlewat. Saat berangkat ke medan operasi sudah siap semua,” ujarnya.
Jumat sore, Syahrul dan satu penyelam lain turun untuk melihat barang-barang korban di dasar laut. Namun naas, Syahrul malah ditemukan oleh tim SAR dalam keadaan tak sadarkan diri di permukaan air.
Setelah itu, jenazah Syahrul dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja, kemudian diantar menuju rumah duka di Surabaya, Jawa Timur. (KRISTI DWI UTAMI)