Korban 1MDB Berjatuhan
Penyelidikan dugaan korupsi 1MDB oleh Kementerian Kehakiman Amerika Serikat menyasar para bankir. Mereka diduga terlibat pencurian dan pencucian uang dari lembaga investasi itu.
Penyelidikan korupsi pada lembaga investasi Pemerintah Malaysia, 1MDB, memasuki babak baru. Untuk pertama kali Kementerian Kehakiman Amerika Serikat menjatuhkan dakwaan dalam kasus tersebut.
Dakwaan itu menyasar empat bankir yang terlibat dalam inti pusaran korupsi 1MDB. Dalam dokumen yang diungkap pada Kamis (1/11/2018) malam, ada tiga bankir Goldman Sachs yang disebut. Mantan bankir Goldman Sachs Malaysia, Ng Chong Hwa, ditangkap di Kuala Lumpur. Ia didakwa terlibat konspirasi dalam penyuapan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Dakwaan serupa dikenakan kepada mantan Kepala Goldman Sachs Asia Tenggara Tim Leissner. Ia mengaku bersalah karena menyuap pejabat di Malaysia dan Abu Dhabi. Ia dinyatakan sudah membayar denda 43,7 juta dollar AS.
Leissner diketahui menjadi penghubung 1MDB dengan Goldman Sachs. Dengan jaminan bank investasi itu, 1MDB menerbitkan tiga surat utang senilai 6,5 miliar dollar AS pada 2012- 2013. Dalam dokumen Kementerian Kehakiman (DoJ) AS itu disebutkan, lebih dari 2,7 miliar dollar AS hasil penjualan obligasi tersebut dipakai untuk suap dan korupsi. Goldman mengutip upah 600 juta dollar AS atau hampir 10 persen dari total hasil penjualan obligasi 1MDB. Lazimnya, lembaga penjamin hanya mendapat rata-rata 2 persen dari total penjualan.
Meskipun mendapat imbalan dalam jumlah tidak lazim pada kasus yang belakangan terungkap melanggar hukum, dokumen itu tidak menyebut Goldman Sachs turut dijerat dalam masalah 1MDB. Tidak ada pula dakwaan terhadap mantan pejabat Goldman Sachs Asia, Andrea Vella. Dalam dokumen, ia hanya disebut sebagai salah satu konspirator.
Jho Low
Selain tiga bankir Goldman Sachs, dokumen tersebut juga mengungkap dakwaan terhadap bankir keempat sekaligus diduga sebagai otak skandal itu, Low Taek Jho alias Jho Low. Dakwaan tersebut dijatuhkan tanpa kehadiran teman sekolah anak tiri Najib Razak, Riza Azis, tersebut. Keberadaan Jho Low memang tidak diketahui sampai sekarang.
Jho Low dan Riza akrab kala mereka sekolah di London. Saat itu, Najib sudah menjadi menteri. Hubungan akrab tersebut membuat Jho Low, yang tidak mempunyai posisi resmi di 1MDB, bisa mengatur skandal korupsi yang menurut Jaksa Agung AS Jeff Sessions sebagai contoh terburuk korupsi oleh pejabat itu.
Riza bukan satu-satunya teman akrab Jho Low. Selama sekolah di Inggris dan AS, ia berkenalan dengan anak orang kaya atau pejabat dari banyak negara. Hasil perkenalannya membuatnya bisa menjadi perantara berbagai kontrak bisnis bernilai ratusan juta dollar AS di Malaysia, Abu Dhabi, dan AS.
Modal utama Jho Low untuk berkenalan dengan para elite itu adalah latar belakangnya sebagai anak dari keluarga kaya. Kakeknya, Low Meng Tak, adalah pebisnis asal China yang usahanya tersebar di Asia Tenggara. Kerajaan bisnis Meng Tak dilanjutkan oleh ayah Jho Low, Larry Low Hock Peng.
Pada usia 25 tahun, berbekal kedekatan dengan keluarga elite, Jho Low membantu bank dari Kuwait menginvestasikan 87 juta dollar AS pada apartemen mewah di Kuala Lumpur. Di usia 29 tahun, ia menjadi chief executive officer (CEO) lembaga investasi Jynwel Capital. Ia memimpin lembaga itu bersama kakaknya, Szen Low. Meskipun sudah bertahun-tahun tidak diketahui keberadaannya, koran Hong Kong, South China Morning Post, melaporkan Jho Low masih memimpin operasional harian lembaga itu sampai sekarang.
Bisnisnya melesat kala Najib menjadi perdana menteri Malaysia pada 2009. Najib memerintahkan akuisisi lembaga investasi milik Negara Bagian Trengganu, TIA, dan diubah menjadi 1MDB. Dengan bantuan Jho Low, 1MDB melakukan berbagai aksi korporasi, termasuk menerbitkan obligasi yang dijamin Goldman Sachs.
DoJ menyebut 4,5 miliar dollar AS digelapkan dari 1MDB. Hasil penggelapan itu antara lain dipakai untuk membeli perhiasan yang diberikan Jho Low kepada super model asal Australia, Miranda Kerr. Ia juga membeli kapal pesiar mewah Equanimity. Kapal itu akhirnya disita di Bali dan sudah diserahkan kepada Pemerintah Malaysia. DoJ juga menyebut hasil tilapan 1MDB itu dipakai untuk mendanai sejumlah film yang antara lain dibintangi Leonardo di Caprio.
Dari berbagai penyelidikan diduga Najib dan keluarganya menerima ratusan juta dollar AS dari skandal itu. Uang dan barang mewah diduga diterima Najib dan keluarganya selama bertahun-tahun. (AP/AFP/RAZ)