KARAWANG, KOMPAS - Solidaritas warga terhadap para korban serta tim pencarian dan penolong kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP mewujud dalam berbagai bentuk. Mulai dari menggelar doa bersama di rumah, hingga menunaikan salat gaib di pinggir pantai.
Memasuki hari ketiga pencarian, Rabu (31/10/2018), kerumunan warga di Pantai Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang, tidak berkurang. Sejak hari pertama, Senin (29/10), mereka menyaksikan kerja tim pencarian dan penolong (SAR) sejak pagi hingga malam.
Mulai dari anak-anak, hingga orang dewasa, semuanya tumpah memadati bibir pantai. Mereka tak peduli dengan terik matahari yang menyengat dan serta angin kencang yang merusak tatanan rambut sepanjang hari.
Sekilas, mereka tampak tengah bertamasya. Sebab, selain warga, para pedagang makanan dan minuman pun lalu lalang menjajakan berbagai hidangan.
Sebagian besar datang dengan mengendarai sepeda motor. Meski tidak ada yang mengoordinasikan, mereka memarkirkannya dalam satu areal dan relatif tertib.
Warga yang datang tidak hanya berasal dari Desa Tanjung Pakis, Kecamatan Pakisjaya, tetapi juga desa-desa lain. Bahkan, mereka rela menempuh jarak belasan kilometer untuk merapat ke pantai tersebut.
Salah satunya Ikat Purbaya (55), warga Desa Solokan, Kecamatan Pakisjaya. Sudah sejak Senin pagi, ia meninggalkan pekerjaannya di rumah lalu berjaga di tepi pantai.
Ia mengatakan, ingin memantau secara langsung perkembangan pencarian yang dilakukan oleh tim SAR. "Semua penumpang dan awak pesawat Lion Air itu adalah saudara kami sebangsa dan senegara," kata dia.
Oleh karena tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan teknis untuk mengevakuasi korban, Ikat ingin membantu dengan cara yang paling sederhana. "Kedatangan saya dan beberapa tetangga di sini untuk memberi dukungan moral kepada para petugas, agar bersemangat menemukan pesawat yang jatuh," ujarnya.
Ikat pun mengajak tetangga-tetangganya untuk menggelar doa bersama. Pada agenda doa bersama mingguan, mereka sepakat untuk tak memanjatkan doa selain untuk para petugas dan korban kecelakaan pesawat.
Pada Senin malam, doa yang dilantunkan oleh 50 warga itu mengumandang di Desa Solokan. Hingga jarak 20 meter dari rumah penyelenggara, doa tersebut masih bisa terdengar.
Salat gaib
Selain warga, pejabat pemerintah kabupaten pun silih berganti mengunjungi posko tim SAR. Mulai dari Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, para camat, dan para kepala dinas.
Pada Rabu siang, Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsyari, datang bersama beberapa tokoh organisasi kemasyarakatan (ormas). Mereka mengajak warga yang berkerumun untuk melakukan salat gaib berjamaah.
Mendengar ajakan tersebut, warga pun berduyun-duyun pergi ke tengah pantai. Ratusan orang membentuk barisan berderet-deret, siap mengikuti gerakan imam. Meski hanya berlangsung 10 menit, mereka larut dalam doa.
"Secara teknis, upaya terbaik sudah dilakukan oleh para petugas. Kini, kami ingin membantu melengkapinya dengan doa," tutur Ahmad.