Mulai bulan depan, pos penjagaan di sepanjang perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara tak lagi seketat sekarang. Kedua negara tetangga itu sepakat membongkar 22 pos penjagaan perbatasan pada akhir November. Ke depan diharapkan tidak ada lagi pos penjagaan di perbatasan itu.
Selain membongkar pos penjagaan, semua tentara dan persenjataan yang ada di 11 pos itu juga ditarik. Saat ini pembersihan ranjau di sepanjang perbatasan sedang berlangsung.
Pernyataan tertulis bersama yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Korsel, Jumat (26/10/2018), menyebutkan, kedua pihak akan kembali berunding untuk membongkar sisa pos penjagaan yang masih ada. Namun, untuk uji coba, baru 11 pos yang dibongkar. Sebagai gantinya, akan ada 35 personel tidak bersenjata dari kedua pihak. Lokasi pertemuan akan kembali dilakukan di Area Keamanan Bersama di Desa Panmunjom. Hanya di lokasi itu tentara Korsel, Korut, dan Komando PBB pimpinan AS berhadap-hadapan.
Selain membongkar pos penjagaan, semua tentara dan persenjataan yang ada di 11 pos itu juga ditarik.
”Hasil dari proses ini akan diverifikasi bersama-sama, Desember mendatang,” sebut pernyataan yang ditandatangani Mayor Jenderal Kim Do-gyun dari Korsel dan Letnan Jenderal An Ik San dari Korut.
Dalam perundingan juga dibahas pengaktifan kembali komite militer bersama dan pembentukan tim kombinasi untuk menyurvei anak-anak sungai di Sungai Han yang akan digunakan bersama-sama untuk lalu lintas kapal dagang. Lalu lintas air sepanjang 70 kilometer dekat garis perbatasan itu selama ini dijaga ketat dan hanya militer yang boleh lewat. Menurut rencana, lalu lintas sungai itu akan dibuka untuk perahu-perahu sipil kedua pihak.
Latihan militer
Meski hubungan kedua negara menuju ke arah yang lebih baik, Korsel tetap waspada terhadap Korut dan akan melakukan dua latihan militer dengan AS, pekan depan. Kementerian Pertahanan AS menyebutkan, rencana itu disepakati setelah AS-Korsel menunda rencana latihan pertahanan udara Vigilant Ace, Desember mendatang.
Mereka juga membatalkan rencana latihan tahunan, Agustus lalu. Pada latihan tahun lalu, pasukan yang terlibat sekitar 17.500 tentara AS dan Korsel. Penundaan ini untuk memberikan kesempatan agar perundingan antara AS dan Korut berlanjut.
Namun, untuk menjaga kesiagaan pertahanan dan mendorong kerja sama militer, Korsel memutuskan akan menggelar dua kali latihan. Latihan pertama terkait dengan pos komando yang akan dilakukan pada Senin-Jumat mendatang. Adapun untuk latihan kedua, fokus pada latihan manuver di lapangan yang juga akan dimulai Senin.
”Latihan tahun ini untuk mempertahankan keseimbangan pertahanan dan memperbaiki yang masih belum sempurna,” sebut pernyataan tertulis Kementerian Pertahanan Korsel. (AFP/AP)