Timnas sepak bola Indonesia U-19 akan tampil berapi-api menggelorakan kembali semangat Sumpah Pemuda saat menghadapi Jepang, Minggu ini.
JAKARTA, KOMPAS Momentum 90 tahun peringatan Sumpah Pemuda serta dukungan masif suporter menjadi motivasi ekstra timnas U-19 Indonesia untuk menghadapi Jepang pada perempat final Piala Asia U-19, Minggu (28/10/2018) malam. Laga itu menjadi kesempatan emas tim ”Garuda Muda” kembali ke level elite di Asia, status yang terakhir diraih 48 tahun silam.
”Saya sampaikan kepada anak-anak, momentum Sumpah Pemuda ini harus dimanfaatkan. Jika dulu para pemuda berjuang lawan penjajah, besok kami berjuang memerdekakan diri dari ketertinggalan di Asia. Insya Allah besok kami membuat sejarah baru,” ungkap Pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri seusai memimpin latihan, Sabtu (27/10).
Jika menang atas Jepang, Garuda Muda otomatis meraih tiket ke Piala Dunia U-20/2019 di Polandia. Posisi empat besar juga akan mengembalikan gengsi sepak bola Indonesia di level Asia.
Terakhir kali Garuda Muda finis empat besar adalah pada Piala Asia U-19/1970 di Filipina. Saat itu, Indonesia finis sebagai runner-up dan menyingkirkan tim raksasa Korea Selatan dalam perjalanan ke final.
Untuk itu, Indra menuntut totalitas dan kolektivitas dari para pemain melawan tim juara bertahan. Seperti Sumpah Pemuda 1928, pasukan Garuda Muda diminta memperkuat solidaritas, baik dalam bertahan maupun menyerang, serta menanggalkan ego pribadi menghadapi Jepang.
Tuntutan itu terlihat pada latihan pematangan taktik di Lapangan ABC, Senayan, Sabtu. Indra memarahi ujung tombak tim, Hanis Saghara, yang enggan mengoper bola kepada rekan setimnya dalam sebuah situasi menyerang di latihan itu. Tak lama berselang, Hanis—yang belum mencetak satu pun gol di Piala Asia U-19/2018—diganti oleh M Rafli Mursalim.
”Kalian ini bermain untuk tim, bukan diri sendiri. Jika melihat teman yang posisinya lebih baik, oper kepada mereka. Jangan memaksakan diri. Ego seperti inilah yang harus dihilangkan,” teriak Indra lantang saat latihan itu.
Indra tampaknya akan mengubah susunan penyerang di laga penting ini. Hal itu tidak terlepas dari kemungkinan absennya Egy Maulana Vikri di skuad inti akibat cedera. Egy dan Todd Rivaldo Ferre, yang juga sempat cedera, telah kembali berlatih. Keduanya dimasukkan dalam tim cadangan. Namun, di tengah latihan taktik, Egy kembali mengeluhkan sakit di paha kanannya. Ia pun harus menghentikan latihan itu.
Namun, tetap ada kans Egy tampil, setidaknya dari bangku cadangan. ”Kita lihat besok, apa putusan yang terbaik untuk dia dan tim ini. Hari ini, dia (Egy) memang tidak terlalu dipaksakan berlatih,” ujar Indra kemudian.
Pada latihan itu, Garuda Muda juga sempat mengasah tendangan penalti untuk mengantisipasi adu penalti di laga malam ini. ”Kami mengantisipasi segala hal, termasuk adu penalti dan hal-hal kecil lainnya,” ujar Indra.
Meskipun Jepang adalah tim besar, mereka punya rekor buruk di perempat final. Dari lima edisi terakhir Piala Asia U-19, empat kali beruntun, yaitu 2008-2014, mereka kandas di fase itu.
Tak heran, sejumlah media Jepang menyebut laga lawan Indonesia ibarat ”gerbang neraka”. Apalagi, Stadion Utama GBK akan dipenuhi pendukung tuan rumah. Sebanyak 40.000 tiket daring ludes terjual. (JON)