Mencari Sedikit Ketenangan di Tengah Sibuknya Jakarta
Oleh
·3 menit baca
Semakin dekat tengah malam, Taman Suropati semakin ramai. Sudut-sudut taman yang sebelumnya kosong, diokupasi para pengunjung. Ada yang datang bersama pasangan, teman, keluarga, ada pula yang sendirian.
Setengah jam lagi Jumat berganti Sabtu. Sesekali genjrang-genjreng gitar dan nyanyian para pengamen menyemarakkan sejuknya malam. Satu dua mobil lalu lalang di pinggir taman, meski tak sepadat siang.
Di salah satu pojok taman, empat pemuda tengah asyik bercerita. Empat gelas kopi dan semangkok tahu gejrot tersaji di hadapan mereka.
"Lagi ngumpul bareng teman-teman di STM dulu. Nostalgia tentang masa-masa sekolah dan saling berkeluh-kesah tentang pekerjaan," kata Ikhwansyah (18), salah seorang dari kawanan itu, Jumat (26/10/2018) malam.
Iwan, warga Kapuk, Jakarta Barat, sering menghabiskan malam dengan menongkrong bersama teman-teman di taman. Dalam seminggu, mereka bisa berkumpul hingga tiga kali. Kali ini ke Taman Suropati, Jakarta Pusat.
Jika esoknya kerja, menongkrong di taman tidak sampai tengah malam. Begitu pula bila mereka mengajak teman-teman perempuan. Namun, bila esoknya libur, mereka bisa di taman hingga subuh.
Berkumpul di taman menjadi pilihan karena bisa menghadirkan sedikit ketenangan di tengah hiruk-pikuk Jakarta. Di Taman Suropati, misalnya, suasana sejuk dan asri. Pepohonan rindang berdiri tegap di sekitarnya. Di sekeliling taman, juga ada penjual kopi dan camilan.
"Nongkrong di taman setidaknya bisa menghilangkan penat sehabis kerja. Kerja di Jakarta memang capek. Tidak hanya karena beban kerja, tetapi juga macet. Perlu sedikit ketenangan di tengah sibuknya Jakarta," ujar juru gambar di salah satu perusahaan properti di kawasan Senayan ini.
Menurut Iwan, bekerja sebagai juru gambar butuh ketelitian dan kesabaran Untuk menyelesaikan satu gambar saja, kadang bisa seharian. Oleh sebab itu, dia butuh ruang terbuka agar pikirannya segar.
Di sudut lain taman, ada Kezia (27), warga Rawamangun, Jakarta Timur. Perawat di salah satu fasilitas kesehatan di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara, ini menikmati ketenangan malam bersama teman perempuannya.
"Di sini tempat melepas penat murah. Gak harus beli apa-apa," ujarnya berseloroh.
Setiap hari berangkat kerja dengan mobil pribadi dari Rawamangun ke Tanjung Priok memang melelahkan bagi Kezia. Belum lagi macet di mana-mana. Ruang untuk melepas penat dibutuhkannya agar bisa bekerja maksimal.
Para \'pencari ketenangan\' tengah malam juga terlihat di Taman Menteng, sekitar 800 meter dari Taman Suropati. Hingga Sabtu pukul 01.30, beberapa kelompok pengunjung masih bertahan.
Sembilan pemuda tengah asyik berfoto-foto di salah satu pojok taman. Secara bergantian, mereka berpose di belakang Bhin Bhin, Atung, dan Kaka, maskot Asian Games 2018.
"Di sini tenang dan sejuk. Cocok untuk menyegarkan pikiran sepulang kerja," kata Alfin Indriyanto (21), pegawai perusahaan swasta.
Alfin memang tidak sering menongkrong di taman malam-malam hari. Dalam sebulan, hanya tiga kali. Namun, dia merasakan betul manfaat taman ataupun ruang terbuka lainnya bagi warga Jakarta.
"Mudah-mudahan tempat seperti ini diperbanyak lagi, terutama di sekitar pemukiman padat penduduk. Agar semua warga Jakarta mudah mengaksesnya," ujar Alfin.
Pukul 03.00 menjelang, hujan pun datang. Para pengunjung Taman Menteng berangsur pulang. Meski demikian, Jakarta tak pernah benar-benar tenang. (YOLA SASTRA)