JAKARTA, KOMPAS — Sebagian pihak menganggap Daerah Khusus Ibukota Jakarta mulai membenahi fasilitas umum agar ramah difabel. Namun, itu saja tidak cukup tanpa dukungan masyarakat.
Direktur Pelaksana Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jakarta Agoes Abdoel Rakhman mengatakan, fasilitas umum di Jakarta mulai mengakomodasi kebutuhan difabel. Meskipun belum menyeluruh, dia mengapresiasi perubahan tersebut.
Beberapa waktu terakhir, terutama sejak perhelatan Asian Paragames 2018, Pemprov DKI Jakarta menyediakan fasilitas ramah difabel ataupun merombak fasilitas yang menyulitkan bagi difabel. Contohnya dapat dilihat pada pengadaan trotoar dan Transjakarta ramah difabel serta pengurangan jembatan penyeberangan orang atau JPO.
“Infrastruktur yang ramah terhadap penyandang disabilitas mulai diperhatikan. Namun, yang paling penting sebetulnya adalah penyadaran terhadap masyarakat,” kata Agoes seusai diskusi Ngobrol Jakarta #2 yang diadakan #GueStartupJakarta di Jakarta, Kamis (25/10/2018) malam.
Menurut Agoes, upaya tersebut mesti diikuti dengan perubahan prilaku masyarakat. Masyarakat mesti disadarkan agar ikut merawat dan tidak menyalahgunakan fasilitas yang sudah ada.
Dalam beberapa kesempatan, pengendara sepeda motor melaju di atas trotoar. Begitu pula dengan pedagang kaki lima yang masih curi-curi kesempatan memakai trotoar untuk berdagang. Kondisi ini tidak hanya mengganggu dan membahayakan difabel, tetapi juga pejalan kaki lainnya.
“Perlu disadari, fasilitas tersebut sebenarnya tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas, tetapi juga oleh masyarakat lainnya. Pada dasarnya, fasilitas yang ramah bagi difabel juga aman bagi semua orang,” ujarnya.
Abrar Ali (27), penyandang tuna netra, mengakui, memang ada perbaikan pada fasilitas bagi difabel meskipun belum signifikan. Dia berharap jangkauan fasilitas tersebut bisa lebih luas sehingga para penyandang disabilitas bisa aman dan nyaman beraktivitas di tempat umum.
Kepala Seksi Perencanaan Kelengkapan Prasarana Jalan dan Jaringan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Riri Asnita mengatakan, pihaknya dalam beberapa tahun terakhir menata jalan dan trotoar agar ramah bagi difabel.
Hal tersebut dapat dilihat di jalan dan trotoar kawasan Blok M, Tanah Abang, Sudirman-Thamrin, dan akses masuk dan penyeberangan orang di simpang Bank Indonesia dan Sarinah.
Riri mengakui, pembenahan fasilitas tersebut memang belum menjangkau semua tempat. Namun, pembenahan akan dilakukan berangsur-angsur sesuai skala prioritas.
Terkait penyalahgunaan trotoar, Riri mengatakan, hal ini memang menjadi tantangan. Dia pun berharap semua pihak memiliki kesadaran untuk menggunakan fasilitas sesuai peruntukannya.
“Untuk menciptakan fasilitas yang nyaman bagi semua orang, terutama bagi penyandang disabilitas, Dinas Bina Marga dan Pemda DKI tidak bisa sendirian. Butuh semua pihak untuk mewujudkannya,” ujarnya. (YOLA SASTRA)