Hasher Luar Negeri Ikuti Borobudur Interhash Reunion
Oleh
regina rukmorini
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS- Sebanyak 1.500 hasher mengikuti acara Borobudur Interhash Reunion yang digelar mulai Kamis (25/10)- Sabtu (27/10/2018) di Kota dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Peserta terbanyak, sekitar 300-400 orang berasal dari Malaysia, dan lebih dari 1.000 orang lainnya berasal dari Australia, Jepang, Korea dan Thailand.
Bertajuk reuni, penggagas acara Borobudur Interhash Reunion, Liem Chie An, mengatakan, Borobudur Interhash Reunion mempertemukan kembali para hasher (pelari lintas alam) yang sebelumnya mengikuti acara Borobudur Interhash di tahun 2012.
“Sembari berolahraga, berlari melintasi alam, ajang ini nantinya sekaligus menjadi ajang menjalin keakraban, temu kangen antar hasher,” ujarnya, Jumat (26/10/2018).
Kamis (25/10/2018), dibuka pendaftaran pendaftaran Borobudur Interhash Reunion, dan selanjutnya acara dibuka dengan Red Dress Run. Dalam acara ini, setiap peserta mengenakan baju merah. Jumat malam, acara ditutup dengan makan malam bersama, dan pengumpulan dana untuk Palu dan Donggala.
Sabtu (27/10/2018), acara lari di Borobudur Interhash Reunion dibagi menjadi tiga kategori, yang semuanya dilakukan di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Kategori super long sepanjang 21 kilometer dimulai dari balai ekonomi desa (balkondes) Tuksongo, melintasi perbukitan Menoreh, dan berakhir kembali di balkondes Tuksongo.
Kategori long sepanjang 7-10 kilometer dibagi lagi menjadi dua, satu lokasi rute lari dibuka dari balkondes Tuksongo kembali ke balokondes, lokasi kedua lari dilakukan dengan titik start dan finish di balkondes Ngargogondo.
Lari kategori short dibuka melintasi Desa Tuksongo ke Candi Borobudur, sepanjang 3-5 kilometer.
Tom McCalister (75), salah seorang hasher dari Australia, mengatakan, dirinya mengikuti Borobudur Interhash di tahun 2012, dan sangat terkesan dengan rute yang dilaluinya, serta kawab-kawan hasher, warga yang ditemuinya sepanjang perjalanan.
“Borobudur Interhash adalah acara lari lintas alam terbaik yang pernah saya ikuti,” ujarnya.
Kepala Dinas Pemuda, Olehraga, dan Pariwsata Jawa Tengah, Urip Sihabudin, mengatakan, acara lintas alam seperti Borobudur Interhash ini sangat efektif menjadi ajang untuk mempromosikan keindahan alam yang ada di desa-desa.
“Karena rutenya melintasi desa, dan perbukitan, para hasher bisa melihat keindahan alam secara lebih detil, dan kami harapkan juga mempromosikan apa yang dilihanya itu kepada banyak orang lainnya,” ujarnya.
Jika acara lintas alam biasanya dilakukan di kawasan perbukitan dan pegunungan, menurut dia, ke depan, diharapkan acara serupa juga bisa dilakukan untuk melintasi kawasan pantai-pantai di Jawa Tengah.
Urip mengatakan, dirinya mengapresiasi pihak swasta yang mau berinisiatif menggelar acara ke desa-desa semacam ini. Warga di daerah-daerah lain diharapkan juga kreatif, menawarkan keindahan yang ada di sekitarnya, untuk dijelajahi sebagai rute jalan sehat atau lari.