Buddha Dharma Indonesia Gelar Doa untuk Kerukunan Indonesia
Oleh
Nikson Sinaga
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-54, Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia menggelar acara Doa untuk Kerukunan Bangsa Indonesia di Medan, Sumatera Utara, Jumat (26/10/2018). Mereka berharap seluruh umat beragama menjaga kerukunan terutama menghadapi Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2019.
”Kita mendoakan agar Indonesia tetap rukun meskipun berbeda keyakinan dan berbeda pilihan politik dalam pesta demokrasi tahun depan,” kata Ketua Umum Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) Pandita Utama Aiko Senosoenoto.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Caliadi dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi turut hadir dalam acara bertema ”Hati untuk Negeri” itu.
Aiko mengatakan, acara Doa untuk Kerukunan Bangsa Indonesia merupakan bagian dari acara Wahana Negara Raharja yang dilakukan di sejumlah tempat di Sumatera Utara. Sebelumnya mereka melakukan pembinaan umat dan penanaman 10.000 pohon bakau di tepi pantai Kabupaten Serdang Bedagai.
Melalui rangkaian acara tersebut, Aiko mengajak umat beragama di Indonesia menjadi benteng untuk menjaga kerukunan bangsa. Ia juga mengajak seluruh umat mengutamakan kepentingan orang banyak.
”Kita harus senantiasa memikirkan dan mewujudkan kebahagiaan orang lain. Kita harus memberikan yang terbaik dari hati kita yang tulus,” ujar Aiko.
Pertikaian bawa kesengsaraan
Aiko mengatakan, aksi penanaman pohon dan acara Doa untuk Kerukunan Bangsa Indonesia merupakan bagian dari pelaksanaan ajaran Sang Buddha yang meminta umatnya menjadi mata, tiang, dan bahtera bangsa. Kerukunan antaranak bangsa akan membawa kebahagiaan bagi semuanya. Sebaliknya, pertikaian hanya akan membawa kesengsaraan.
”Saya mengajak seluruh umat beragama untuk membangun toleransi. Dan, yang paling penting adalah saling membantu satu dengan yang lain,” ujarnya.
Caliadi menuturkan, acara Doa untuk Kerukunan Bangsa Indonesia menjadi sangat penting dalam menghadapi agenda demokrasi, yakni Pemilu 2019. ”Mari kita jaga kedamaian dan ketenteraman bangsa. Kita juga harus selalu mengedepankan kerukunan dan persatuan bangsa,” ucapnya.
Caliadi pun menyampaikan terima kasih kepada MNSBDI karena telah melaksanakan tugas mulia dan pengabdian kepada agama, masyarakat, bangsa, dan negara dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama.
”Hati untuk negara adalah sebuah pesan kepada kita semua untuk menjalankan hidup bernegara dengan hati,” katanya.
Edy Rahmayadi mengatakan, keberagaman agama di Indonesia selama ini sering kali membuat pertentangan antaranak bangsa. Ia pun berharap, ke depan, pertentangan antarumat beragama tidak terjadi lagi.
”Iman kepada Tuhan seharusnya membawa kita pada kerukunan. Tuhan tidak pernah berkehendak agar umatnya saling menyakiti, saling pukul, atau saling menghina,” kata Edy.
Ia menyebutkan, Indonesia sangat beragam dari suku, agama, ras, hingga antargolongan. Namun, hal itu harus dijadikan kekayaan bangsa, bukan malah menjadi ancaman. Agenda pembangunan hanya bisa berjalan dengan kerukunan dan persatuan bangsa.